Kemenristekdikti Dorong Relevansi Perguruan Tinggi dengan Industri

alt
 
Jakarta, technology-indonesia.com – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus mendorong perguruan tinggi untuk lebih memperhatikan relevansi dengan dunia kerja dan industri dalam rangka mendorong atau mendukung pertumbuhan ekonomi. 
 
Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristekdikti, Patdono Suwignyo mengatakan selama ini perguruan tinggi menghasilkan tenaga kerja maupun penelitian yang tidak ada relevansinya dengan industri. Penelitian yang dilakukan perguruan tinggi juga masih sedikit yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
 
Kurangnya relevansi ini menyebabkan banyak lulusan perguruan tinggi yang kesulitan mendapatkan pekerjaan atau bekerja tidak sesuai kompetensinya. “Industri meminta tenaga kerja yang kompetensinya A. Namun yang diproduksi perguruan tinggi, tenaga kerja yang kompetensinya B, sehingga tidak relevan,” terang Patdono dalam acara Coffee Morning Pra Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2017 di Jakarta, Jumat (28/04/2017). 
 
Tema yang dicanangkan Kemenristekdikti pada peringatan Hakteknas 2017 adalah “Peningkatan Relevansi Pendidikan Tinggi untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi”. Tema ini dipilih agar perguruan tinggi lebih memperhatikan dampak dari aktivitasnya terhadap pengembangan ekonomi, terutama ekonomi di daerahnya. 
 
Menurut Patdono, ada perkembangan dan tuntutan masyarakat terhadap perguruan tinggi agar tidak hanya menjadi agent of education, tetapi juga menjadi agent of research and development, bahkan sebagai agent of economic development. “Perguruan tinggi bisa menjadi agen pengembangan ekonomi di daerahnya kalau apa yang dilakukan perguruan tinggi relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan industri,” ungkapnya.
 
Untuk meningkatkan relevansi perguruan tinggi dengan dunia kerja, Kemenristekdikti telah melakukan berbagai program diantaranya revitalisasi pendidikan vokasi. “Targetnya pada akhir 2019 tidak boleh ada lulusan politeknik yang menganggur dan mendapatkan pekerjaan sesuai kompetensinya. Mereka akan mendapatkan pekerjaan kalau ketika lulus selain mendapatkan ijazah, juga punya sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi profesi yang diakui oleh industri,” kata Patdono. 
 
Penelitian di perguruan tinggi, lanjut Patdono, juga harus menghasilkan produk maupun sistem yang memberikan manfaat langsung pada masyarakat. Karena itu, Kemenristekdikti meluncurkan program hilirisasi penelitian ke indutri. Ke depan, Kemenristekdikti meminta perguruan tinggi untuk lebih menekankan relevansi penelitian yang dilakukan dengan kebutuhan industri.
 
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan Hardiknas pada 2 Mei 2017 akan dipusatkan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) Jawa Timur. Pada kesempatan tersebut, Menristekdikti Mohamad Nasir akan meluncurkan berbagai program unggulan baru seperti teaching industry, Pendidikan Profesi Guru (PPT), Portal Kinerja Publikasi Ilmiah Dosen, Rekognisi Pembelajaran Lampau, Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), Sistem Informasi Terintegrasi (SISTER ) dan grand desain SDM tenaga kependidikan, insinyur dan kesehatan.
 
Pemilihan ITS sebagai tuan rumah peringatan Hardiknas 2017 merupakan kebijakan Kemeristekdikti agar peringatan hari istimewa tidak hanya di Jakarta saja tetapi di daerah-daerah. “Tujuannya supaya Kemenristekdikti mengetahui kondisi perguruan tinggi di daerah serta menstimulasi pengembangan perguruan tinggi yang dijadikan tuan rumah. Sebab pada saat Hardiknas akan ditampilkan produk-produk atau inovasi baru dari perguruan tinggi tersebut,” pungkasnya. 
 
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author