TechnologyIndonesia.id – Genap berusia empat tahun, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merayakan hari jadinya dengan semangat kolaborasi melalui gelaran acara bertajuk BRINter4ksi. Mengusung tema “Riset dan Inovasi untuk Merah Putih”, kegiatan ini mempertegas peran BRIN sebagai penghubung antara dunia riset dengan berbagai sektor pembangunan nasional.
Berlangsung di Kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Serpong, Tangerang Selatan, BRINter4ksi pada Senin (28/4/2025) menjadi ajang interaksi langsung antara sivitas BRIN dan para pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, akademisi, industri, hingga masyarakat umum.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko menyampaikan bahwa tahun keempat ini merupakan fase penting bagi BRIN untuk memperkokoh peran strategisnya dalam pembangunan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Kami ingin riset hadir dan bermanfaat nyata di tengah masyarakat, bukan hanya di atas kertas. Riset harus selalu dinamis, agile, menyesuaikan diri dengan dinamika,” ujar Handoko.
Handoko menekankan bahwa sinergi menjadi kata kunci yang terus dipegang BRIN dalam menjalankan mandatnya. “BRIN siap menjadi jembatan antara dunia riset dan sektor-sektor pembangunan,” tegasnya.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja sivitas, BRIN memberikan penghargaan kepada 12 sivitas dengan kategori periset berkinerja tinggi dari berbagai pusat riset, 7 sivitas dengan kategori SDM manajemen Iptek berkinerja tinggi, serta sejumlah unit kerja berprestasi.
Tak hanya itu, BRINter4ksi juga dimeriahkan dengan kegiatan SAPA BRIN (Serap Aspirasi dan Aksi Sinergi). Melalui SAPA BRIN, para sivitas dapat berdialog langsung menyampaikan keluhan, kritan, dan masukan kepada para pimpinan.
Handoko juga menyoroti pentingnya dedikasi dan tanggung jawab dalam menjalankan amanah sebagai aparatur sipil negara. Ia menegaskan perlunya sistem kerja yang sehat, berbasis meritokrasi, untuk menjamin kualitas riset yang berkelanjutan.
“Riset dan inovasi berkualitas hanya bisa lahir dari SDM unggul dan sistem yang adil,” ujarnya. “Kita perlu menjaga semangat kerja kolektif dan budaya kolaboratif agar dampak nyata bisa dirasakan masyarakat dan negara.”
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Utama BRIN, Nur Tri Aries S., mengumumkan bahwa Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah World Science Forum (WSF) ke-12 pada 2026. Penunjukan ini menjadikan Indonesia sebagai negara Asia pertama yang dipercaya menyelenggarakan forum sains global tersebut.
“WSF bukan sekadar ajang ilmiah, melainkan forum strategis yang mempertemukan berbagai elemen dunia sains dan kebijakan global. Ini adalah momen penting diplomasi sains Indonesia,” ungkapnya.
Wakil Kepala BRIN, Amarulla Octavian, menambahkan bahwa penyelenggaraan WSF 2026 harus sukses dari sisi keilmuan, penyelenggaraan, dan dampak ekonominya. Forum ini diharapkan menjadi ajang untuk menampilkan karakter dan kekuatan sains Indonesia.
“Ini saatnya kita memperkuat kolaborasi nasional dan internasional dengan semangat bersatu, bertindak, dan menginspirasi,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Kinerja kepada BRIN, yang diserahkan langsung oleh Anggota III BPK RI, Akhsanul Khaq kepada Kepala BRIN. Ia menekankan pentingnya peran strategis BRIN dalam mendukung kinerja nasional melalui riset dan inovasi.
“BRIN merupakan lembaga yang sangat strategis, karena lembaga riset adalah backbone keberhasilan dan kemajuan kinerja nasional suatu negara. BPK RI menilai efektivitas pengelolaan keuangan, dan BRIN telah menunjukkan upaya konsolidasi yang baik terhadap unsur-unsur di dalamnya, terutama aset dan SDM,” ujar Akhsanul.
Akhsanul juga mengapresiasi tindak lanjut yang telah dilakukan BRIN terhadap hasil pemeriksaan sebelumnya. Menurutnya, tingkat penyelesaian tindak lanjut BRIN mencapai 85,21%, melebihi rata-rata nasional yang berada di angka 75%.
“Ini menunjukkan keseriusan BRIN dalam meningkatkan tata kelola dan efektivitas kelembagaan,” tegasnya. (Sumber: brin.go.id)
Genap Berusia Empat Tahun, BRIN Siap Jembatani Sinergi Riset dan Inovasi
