Dukung Jakarta Jadi Kota Global, BRIN Dorong Akselerasi Peningkatan Kapasitas Riset dan Inovasi

TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong akselerasi dalam peningkatan kapasitas riset dan inovasi untuk mendukung DKI Jakarta menjadi kota global. Kapasitas riset dan inovasi menjadi salah satu tolak ukur menjadi kota global. Karena itu, BRIN berperan dalam mendorong penguatan tersebut.

Sekretaris Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah BRIN, Wiwiek Joelijani menyampaikan hal tersebut dalam forum Diskusi Pengembangan Riset dan Inovasi dalam Penguatan Jakarta sebagai Kota Global bersama sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) DKI Jakarta, di Gedung BJ Habibie pada Selasa (20/2/2024).

“Salah satu indeks Jakarta yang berkaitan dengan BRIN yaitu peningkatan kapasitas inovasi dan di situ peran kita. Sebenarnya platform itu sudah ada dalam konsep pembentukan BRIDA atau Bapperida, yang nanti akan terjadi kemitraan riset di tingkat pemerintah daerah dan pusat maupun antar pemerintah daerah,” jelas Wiwiek.

Dijelaskan Wiwiek, BRIN saat ini memiliki 12 Organisasi Riset dan 85 Pusat Riset. Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah berperan mengkoordinasikan, menjadi penghubung, sekaligus membantu memikirkan bersama pusat-pusat riset yang ada di BRIN dengan kebutuhan di daerah. Forum ini diharapkan dapat mempertemukan secara substansi, untuk kemudian ditindaklanjuti melalui kolaborasi dengan DKI Jakarta.

Menurut Wiwiek, dalam melakukan kegitan riset membutuhkan effort besar dan biaya mahal. Sehingga BRIN yang telah mengintegrasikan critical mass riset dan inovasi di Indonesia, dapat mendukung daerah dalam menerapkan science based policy.

Di sisi lain, DKI Jakarta juga saat ini tengah menyiapkan transformasi dari Daerah Khusus Ibukota menjadi Daerah Khusus Jakarta. Sehingga membutuhkan sentuhan riset dan inovasi yang akan menjadi solusi berbagai tantangan dan permasalahan DKI Jakarta di masa depan.

“DKI ini salah satu provinsi yang belum mengajukan pembentukan BRIDA. Dari seluruh provinsi tinggal tiga, salah satunya DKI. Surat pertimbangan pembentukan BRIDA sendiri ini memang baru tahap awal, dimana surat ini menjadi kewenangan BRIN mengeluarkan surat tersebut sebagai dasar pembentukan BRIDA di daerah,” tuturnya.

Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Daerah DKI Jakarta, Atika Nur Rahmania menegaskan pentingnya mempertimbangkan riset dan inovasi sebagai landasan utama dalam pengambilan keputusan terkait pembangunan DKI Jakarta sebagai kota global.

Dia menyatakan bahwa kualitas produk pembangunan, baik dalam kebijakan maupun pelaksanaannya, haruslah didasarkan pada riset yang mendalam dan inovasi yang terus menerus. “Kami juga sangat membutuhkan mitra atau tandem untuk bisa menghasilkan produk-produk yang lebih akseleratif untuk membangun Jakarta,'” ujarnya.

Atika menegaskan bahwa kebijakan berbasis ilmiah dan didukung oleh data adalah kebutuhan yang mendesak bagi pembangunan Jakarta. Ia menyerukan untuk melakukan pemetaan lebih lanjut dalam tiga area yang telah disebutkan guna mencapai visi pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi warga Jakarta.

Dengan komitmen yang kuat untuk mengadopsi pendekatan berbasis riset dan inovasi, Jakarta diyakini akan mampu mencapai kemajuan yang lebih signifikan dalam menjawab tantangan-tantangan kota global.

“Saya melihat sebenarnya begitu banyak hasil-hasil riset yang sudah siap diimplementasikan. Nah, Jakarta siap untuk menjadi playground untuk area implementasi tersebut,” ungkapnya.

Dalam penjelasannya, Atika mengungkapkan tiga area penting yang perlu diberikan perhatian dalam kolaborasi untuk memajukan Jakarta. Pertama, mengenai implementasi riset yang sudah siap dilaksanakan.

Salah satunya, dia menyoroti hasil riset yang sudah siap diimplementasikan, khususnya terkait dengan masalah kesehatan dan pangan di Jakarta. Dengan obesitas yang tinggi di kota tersebut, diperlukan kebijakan yang lebih menekankan pengendalian gula dan penyediaan alternatif makanan yang sehat.

Kedua, mengenai inovasi dalam penyelesaian masalah kota. Area inovasi menjadi kunci dalam mengakselerasi penyelesaian masalah Jakarta. Atika menekankan perlunya mencari solusi inovatif, seperti teknologi pencarian dan penyelamatan, untuk meningkatkan efisiensi dalam menangani berbagai keadaan darurat dan kebencanaan seperti banjir dan land subsidence.

Ketiga, mengenai eksplorasi dalam bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Teknologi. Atika menyoroti perlunya eksplorasi dalam aspek-aspek fundamental masyarakat, seperti pendidikan dan kesehatan, untuk mereset teknologi dan memajukan Jakarta ke arah yang lebih berkelanjutan.

Di sisi lain, Atika juga menegaskan komitmennya untuk memulai implementasi program-program “quick win” dan pemanfaatan geoinformatika guna meningkatkan ekonomi daerah. Dia meyakini bahwa ada beberapa program yang sudah siap untuk segera dikolaborasikan dan diimplementasikan dalam waktu singkat, terutama yang sudah ada.

Salah satunya adalah pemanfaatan geoinformatika. “Saya selalu melihat pemanfaatan geoinformatika sebagai satu hal yang sangat penting karena sebenarnya kekayaan daerah itu ada di bumi,” ujarnya

Atika juga menyoroti area inovasi terkait dengan otomatisasi di bidang transportasi udara, yang menurutnya menjadi salah satu aspek penting yang perlu ditangkap oleh Jakarta untuk mengikuti tren masa depan.

“Saya kira Jakarta harus menangkap tren-tren ke depan. Ini juga menjadi satu area yang bisa kita eksplorasi,” katanya.

Dalam upaya menuju tujuan tersebut, Atika menekankan perlunya melakukan pemetaan terhadap potensi-potensi yang ada dan merumuskan program-program yang dapat dilakukan dalam waktu singkat. “Mungkin PR berikutnya adalah pemetaan terhadap hal tersebut. Mana saja yang kemudian kita lakukan,” ungkapnya.

Meskipun Jakarta belum memiliki Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA), Atika menekankan semangat untuk memulai dari substansi terlebih dahulu sebelum membentuk institusi yang ideal.

“Jadi pendekatan kita bukan menjadikan dulu BRIDA-nya baru kemudian kerjakan, tapi kita mulai dari pendekatan yang substansial dan kita ingin membentuk sebuah kelembagaan sebenarnya yang ideal,” jelasnya.

Atika menegaskan bahwa Jakarta siap mengambil langkah-langkah konkret dalam mewujudkan visi menjadi kota yang berbasis riset dan inovasi, dengan fokus pada implementasi program-program yang memberikan dampak positif secara cepat dan efektif bagi warga Jakarta.

“Kita saat ini sedang menanti pembahasan terkait dengan rancangan Undang-undang Kekhususan Jakarta. Tentunya kita melihat bahwa di dalam draft dalam rancangan Undang-undang ada satu arah strategis yang akan menjadi visi Jakarta ke depan yaitu Jakarta diarahkan tetap menjadi pusat perekonomian Nasional, menjadi salah satu kekuatan ekonomi di Asia tenggara, dan juga menjadi kota global,” tuturnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author