Jakarta, Technology-Indonesia.com – Perkembangan standardisasi dan penilaian kesesuaian di Indonesia membutuhkan sinergi berbagai pihak, salah satunya dengan perguruan tinggi. Untuk itu, Badan Standardisasi Nasional (BSN) terus meningkatkan kerja sama dengan perguruan tinggi, salah satunya dengan Universitas Negeri Semarang (UNNES).
“Saya yakin, UNNES dapat menjadi salah satu pusat pengembangan sumber daya manusia yang berdaya saing nasional dan internasional,” ujar Kepala BSN, Bambang Prasetya selepas menandatangani perjanjian Nota Kesepahaman Tentang Pembinaan dan Pengembangan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian Melalui Tridarma Perguruan Tinggi dengan Rektor UNNES, Fathur Rokhman, Jumat (26/7/2109) di UNNES, Semarang. UNNES merupakan perguruan tinggi ke-60 yang menjalin kerja sama dengan BSN.
UNNES memiliki delapan fakultas dan satu program pascasarjana, diantaranya Fakultas Ilmu Keolahragaan, Fakultas Teknik, serta Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). UNNES berkomitmen menjadi rumah ilmu pengembangan peradaban unggul. Dengan nota kesepahaman ini, BSN dan UNNES dapat menyinergikan dan mengoptimalkan potensi masing-masing untuk membina dan mengembangkan standardisasi dan penilaian kesesuaian.
Bambang menilai, sudah saatnya perguruan tinggi menitikberatkan standardisasi dalam Tridarma Perguruan Tinggi. “Sebagai negara berkembang, Indonesia harus siap berkompetisi di era globalisasi. Perkembangan inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi, khususnya di bidang akademik, sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing bangsa. Untuk itu, para civitas akademika pun perlu memahami standardisasi dan penilaian kesesuaian guna meningkatkan kompetensi diri,” paparnya.
Berdasarkan data, saat ini terdapat 22 Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) di Kota Semarang. LPK tersebut terdiri atas 12 laboratorium penguji, 1 laboratorium kalibrasi, 1 laboratorium medik, 1 lembaga sertifikasi produk, 1 lembaga sertifikasi usaha pariwisata, 4 lembaga sertifikasi terkait sistem manajemen, serta 2 lembaga inspeksi.
Bambang berharap, UNNES dapat berkontribusi nyata dalam mengembangkan standardisasi dan penilaian kesesuaian di Semarang. “Mahasiswa dan dosen dapat memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mengembangkan standardisasi dan penilaian kesesuaian di kota ini. Misalnya, dengan mengoptimalkan laboratorium, baik SDM-nya maupun sarana dan prasarananya, sehingga dapat melayani kebutuhan masyarakat,” ungkap Bambang.
Ia pun menegaskan bahwa BSN siap menunjukkan komitmennya dalam mendukung UNNES berdaya saing, diantaranya dengan bersama-sama mengembangkan riset dan diseminasi hasil riset di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian.
Dalam Kesempatan ini, Bambang juga menyerahkan Sertifikat Akreditasi untuk Laboratorium Kalibrasi Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES kepada Rektor UNNES. “Ini merupakan awal yang sangat baik, karena terbukti UNNES sudah siap mengawal Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian di Semarang,” ujar Bambang.
Fathur menyatakan bahwa UNNES berkomitmen untuk mengoptimalkan laboratorium yang dimiliki agar dapat bernilai tambah. Ia pun berharap laboratorium pengujian di fakultas lain juga terakreditasi KAN. “Laboratorium merupakan media yang dapat mendukung aktualisasi diri kami dalam masyarakat. Kami harap, laboratorium uji di fakultas kimia dan biologi juga memperoleh akreditasi KAN, sehingga dapat mendukung riset-riset yang kami lakukan serta bermanfaat untuk masyarakat,” ujar Fathur.