BPPT Kenalkan Inovasi Terbaru TFRIC-19 Next Generation

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Untuk merespon kondisi Pandemi Covid-19, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membentuk Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC-19). Selama tahun 2020, TFRIC-19 berhasil melahirkan produk inovasi teknologi karya anak bangsa. Pada 2021, perjuangan hilirisasi teknologi kesehatan BPPT dilanjutkan dengan menghadirkan TFRIC-19 Next Generation.

Tim task force ini bertugas menginisiasi pengembangan solusi multi dimensi dengan dukungan peneliti dan perekayasa lintas disiplin, bahkan lintas institusi. Berangkat dari pengalaman tahun 2020, TFRIC-19 Next Generation melaksanakan 5 aksi yang akan terus dikawal untuk membangun kepercayaan dan kebanggaan terhadap inovasi dan produk-produk dalam negeri karya anak bangsa.

Kepala BPPT Hammam Riza menebutkan, kelima Aksi tersebut adalah penguatan kajian keekonomian dan teknologi; penguatan kerjasama, komersialisasi dan media; inovasi teknologi alat kesehatan; inovasi teknologi suplemen kesehatan; serta penguatan data sains dan aplikasi kecerdasan artifisial.

“Kita tidak berdiam diri untuk terus menghela pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan dan kesehatan masyarakat,” kata Hammam saat menjadi pembicara kunci dalam Bincang Sehat TFRIC-19 Next Generation “Isoman Cerdas, Upaya Efektif Hadapi Gelombang Covid-19” yang digelar secara daring pada Kamis (15/7/2021).

Dalam talkshow tersebut Kepala BPPT memperkenalkan inovasi-inovasi terbaru dari TFRIC-19 Next Generation. Produk tersebut, antara lain BPRO, Rapid Diagnostic test Antigen Covid-19, yang dikembangkan bersama antara Tim BPPT dengan ProLINE Diagnostics.

“Produk inovasi ini dikembangkan dari antibodi protein N (Nucleocapsid) virus Covid-19. Saat ini BPRO sedang dalam tahap registrasi di Kementerian Kesehatan dan persiapan uji validasi eksternal,” terang Hammam.

Selanjutnya, TFRIC-19 Next Generation mengeluarkan inovasi produk suplemen kesehatan berbasis black garlic, yang diberi nama STAMILIC. Suplemen ini bermanfaat untuk peningkatan daya tahan tubuh dan pengendalian komorbid dalam menghadapi Covid-19. STAMILIC mengandung ekstrak cair black garlic dan ekstrak jahe, kombinasi yang semakin memperkaya kandungan antioksidan.

“Black Garlic merupakan hasil inovasi BPPT, yaitu bawang putih tunggal yang mengalami proses fermentasi selama sebulan dalam suhu dan kelembaban tertentu. Hasil fermentasi ini menghasilkan bawang putih hitam yang memiliki tekstur lembut, rasa manis asam dan bebas bau,” terang Hammam.

Black garlic, lanjutnya, memiliki efek meningkatkan sel-sel imun yaitu sel Natural Killer, sel limfosit B dan sel limfosit T, serta memiliki kandungan senyawa bioaktif S-allyl-L-cysteine (SAC) yang sangat tinggi, yaitu sebanyak 20 kali lipat dibanding pada bawang putih segar. SAC adalah senyawa yang diketahui memiliki manfaat kesehatan yang luas untuk anti-inflamasi, anti-diabetes, dan memperbaiki lemak darah. Dalam distribusi dan pemasarannya, BPPT menggandeng mitra PT. Saraka Mandiri Semesta.

TFRIC-19 Next Generation juga menghasilkan inovasi teknologi suplemen kesehatan bernama WHOLEBETA, yang mengandung betaglukan hasil fermentasi ragi hitam, yang berperan membantu meningkatkan imunitas dalam masa pandemic Covid-19.

“Betaglukan adalah polisakarida yang mempunyai berbagai fungsi kesehatan, antara lain melawan infeksi yang disebabkan oleh virus (anti virus), membantu mengatasi kolesterol dan mencegah hiperlipidemia, menjaga kekseimbangan gula darah, dan bersifat antumor/kanker, serta mempunyai sifat anti inflamasi,” tutur Hammam.

Kemampuan betaglukan ragi hitam dalam membantu meningkatkan sistim immun adalah dengan cara mengaktifkan sel- sel imun dalam tubuh (Sel B, dan Sel T), serta meningkatkan ekspresi sensor virus yang efektif dengan menghambat replikasi virus.

TFRIC-19 Next Generation juga berhasil melakukan inovasi teknologi Kernel Beras Terfortifikasi dengan melakukan pengayaan gizi vitamin dan mineral dalam pangan pokok beras. Dengan gizi vitamin dan mineral yang terpenuhi, maka diharapkan daya tahan tubuh akan semakin membaik. Beras terfortifikasi adalah beras yang di dalamnya ditambahkan mikronutrien, guna meningkatkan kualitas makanan dan mengurangi masalah kesehatan penduduk.

“Kernel Beras Terfortifikasi (Fortified Rice Kernel/FRK) adalah kernel beras yang diperkaya dengan premiks vitamin (Vit A, B1, B3, B6, B9, B12), yang diproduksi melalui teknologi ekstrusi dengan menggunakan bahan baku lokal,” lanjutnya.

Bekerjasama dengan Perum BULOG, FRK akan didistribusikan dan dipasarkan dalam bentuk sachet suplemen dan juga beras Fortivit, yang merupakan campuran antara FRK (kernel beras terfortifikasi) dengan beras premium dengan rasio pencamuran 1 : 100.

“Segala upaya kami dalam ikhtiar mengatasi pandemi Covid-19 bersama-sama mitra membentuk ekosistem inovasi ini diharapkan menjadi langkah solutif dan nyata, serta menghasilkan karya-karya anak bangsa yang bermanfaat,” pungkasnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author