Telkom Group Bantu Robot Disinfeksi dan Sterilisasi Ruang Isolasi Pasien Covid-19

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Gugus Tugas Nasional atau GTPPC19 mendapatkan bantuan dari Telkom Group berupa robot disinfeksi dan sterilisasi ruang isolasi pasien Covid-19. Robot inovasi dari Telkom University dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini mampu mengurangi kontaminasi mikroorganisme, termasuk virus SARS-CoV-2 yang menempel pada benda, peralatan, lantai, atau udara.

“Mudah-mudahan inovasi ini tidak hanya berhenti pada Autonomous UVC Mobile Robot, tapi mampu melahirkan lebih banyak inovasi akan banyak yang dibutuhkan masyarakat,” kata Ketua Gugus Tugas Nasional, Doni Monardo saat menerima bantuan tersebut di Kantor Staf Presiden (KSP), Jakarta pada Kamis (28/5/2020).

Doni mengatakan inovasi lainnya yang buat oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional di bawah Kementerian Riset dan Teknologi yang telah meneliti sejumlah vaksin, termasuk juga laboratorium rapid test, ventilator dan sejumlah teknologi juga akan dimanfaatkan untuk penanganan Covid.

Doni menambahkan bahwa kreativitas anak bangsa yang sudah memproduksi teknologi komponen lokal lebih dari 70% merupakan suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Terkait robot ini, Doni berkata, “Penting suatu tim untuk mempersiapkan hal teknis dan melakukan sterilisasi terhadap wilayah yang kemungkinan besar terpapar sehingga teknologi yang dihasilkan juga dapat bisa segera kita manfaatkan di lapangan.”

Doni menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas robot karya anak bangsa yang saat ini dibutuhkan dalam penanganan Covid-19. Bantuan ini akan diprioritaskan untuk wilayah Jawa Timur.

Kepala KSP Moeldoko juga menyampaikan terima kasih atas upaya para tim yang telah menciptakan instrumen ini. “Autonomous UVC Mobile Robot merupakan sebuah inovasi yang perlu kita diapresiasi, atas semangat dan sikap pantang menyerah dari seluruh komponen bangsa,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia berharap instrumen untuk terus dievaluasi sehingga dapat dikembangkan dengan lebih efektif. Robot tersebut sudah diujicobakan di RS Darurat Wisma Atlet di Jakarta, RS Hasan Sadikin dan RS Pindad di Bandung.

“Kita bisa membangun yang lebih besar lagi ke depannya dan mampu membantu tenaga medis kita yang telah berkorban tanpa kenal lelah dalam merawat pasien Covid-19,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Telkom, Edi Witjara menyampakan bahwa hari ini menjadi momentum bersama sebagai bagian dari komponen bangsa menghadirkan inovasi yang tentunya tidak mudah terlebih di tengah pandemi Covid-19. “Kami tidak menyerah. Kami ingin mendukung dengan inovasi yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan Telkom,” katanya.

Ia berharap inovasi robot khusus penanganan Covid-19 dapat mewakili beragam inovasi yang ada di Indonesia serta menyemangati anak-anak bangsa untuk tidak menyerah dan terus melakukan inovasi dalam mengatasi pandemi ini.

Ruang penanganan pasien Covid-19 memiliki risiko tinggi bagi para tenaga medis. Risiko itu salah satunya terinfeksi miroorganisme berbahaya, seperti virus. Mengantisipasi terinfeksi di ruang perawatan, disinfeksi dan sterilisasi ruangan isolasi dapat dilakukan dengan aman melalui pengoperasian robot yang mampu diproduksi dalam waktu 2 minggu tersebut.

Robot inovasi dari Telkom University dan LIPI ini mampu untuk mengurangi kontaminasi mikroorganisme, termasuk virus SARS-CoV-2, baik yang menempel pada benda atau peralatan, lantai ataupun udara.

Robot ini dilengkapi peralatan ultraviolet (UV) yang mampu beroperasi selama 5 jam. Ketika organisme biologi terpapar sinar UV dalam kisaran 200 nm dan 300 nm, sinar tersebut akan diserap oleh DNA, RNA dan protein. Penyerapan tersebut akan menyebakan pecahnya dinding sel protein dan tentunya kematian organisme tersebut.

Dari hasil uji lab, UVC yang melekat pada robot ini mampu mengurangi jumlah bakteri di dalam koloni. Waktu uji dilaksanakan selama 10-15 menit.

Dari para peneliti mikroba disampaikan, apabila waktu pancar ditambah hingga 20 menit, jumlah bakteri yang akan mati akan lebih banyak lagi. Semakin lama UVC dipancarkan maka semakin banyak bakteri akan mati. Bakteri memiliki sifat yang sama seperti virus sehingga dapat dikatakan, dapat mewakili virus.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author