JAKARTA – Kesadaran perempuan melakukan deteksi dini kanker serviks (pap smear) masih sangat rendah. Studi di sejumlah negara, hanya sekitar 30 persen saja perempuan yang melakukan secara aktif dan rutin setiap tahunnya.
“Pap smear ini menjadi satu-satunya cara yang efektif untuk mendeteksi dini kemungkinan adanya kanker serviks. Belum ada cara lain yang lebih canggih,” tandas Vice President SOHO Global Medika, Obed Fukliang dalam peluncuran Delphi Screener, Rabu (12/2).
Menurut Obed, kebanyakan perempuan cenderung tidak ingin melakukan pemeriksaan rutin deteksi dini kanker serviks karena takut, merasa sakit dan malu untuk memperlihatkan organ intim kepada orang lain. Ini yang menyebabkan jumlah penderita kanker serviks di Indonesia tetap tinggi.
Dia menegaskan, deteksi dini akan membuat kanker serviks bisa disembuhkan. Semakin dini ditemukan, semakin mudah untuk ditangani. “Sayangnya, sekitar 60 sampai 70 persen datang ke dokter dalam situasi sudah stadium lanjut,” ungkap Obed.
Melihat hal ini, PT SOHO Global Medika menyediakan alat screener kanker serviks yang bisa digunakan sendiri oleh setiap perempuan. Alat yang sudah mulai dipasarkan di sejumlah negara ini menurut Co-founder Deplhi Bioscience Netherlands, Rene Hol memberikan hasil yang jauh lebih akurat.
“Pap smear kebanyakan hanya bersifat psikologi test. Tetapi dengan alat ini sudah bersifat DNA test,” paparnya.
Kelebihan lain dari Delphi Screener ini bisa digunakan dan dioperasikan sendiri oleh perempuan, tanpa membutuhkan bantuan orang lain. Hasil pemeriksaan bisa dibawa ke laboratorium yang ditunjuk untuk membaca hasilnya.
“Dengan alat tes mandiri tersebut, setiap perempuan tidak lagi memiliki alasan untuk tidak melakukan pap smear,” tandasnya. (tety)
