Mahasiswa UGM Kembangkan ARTERI, Alat Terapi Stroke Terintegrasi Mobile Application

TechnologyIndonesia.id – Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan ARTERI, alat terapi yang terintegrasi mobile application guna mengevaluasi efektivitas melalui pemantauan saturasi oksigen dan tekanan darah.

Ketua pengembang alat, Angelia Grace menjelaskan pengembangan alat berawal dari keprihatinannya dan tim kepada pasien stroke mulai dari keterbatasan waktu pendamping dalam mengantar pasien ke fisioterapis, dan keterbatasan fisioterapis yang terkadang tidak dapat ditemui atau bahkan mendadak ganti jadwal.

Selain itu, biaya fisioterapis yang begitu mahal dan evaluasi terapi stroke saat ini umumnya bergantung pada observasi subjektif dan pengamatan visual terapis.

Karena itu diperlukan metode evaluasi yang lebih objektif dan terukur untuk mengidentifikasi perkembangan pasien dan menentukan efektivitas terapi dengan lebih tepat serta data terapi yang secara real-time untuk membantu tenaga medis dan pasien.

“Alat ini dibuat berdasarkan permasalahan yang timbul akibat kondisi saat ini dimana pemantauan saturasi oksigen serta tekanan darah pada pasien stroke terbatas pada peralatan medis khusus yang seringkali hanya tersedia di fasilitas kesehatan” terang Grace pada Sabtu (6/7/2024) di kampus UGM.

Alat terapi stroke yang terintegrasi dengan mobile application dibuat Grace (Mahasiswa Teknik Biomedis UGM) bersama keempat rekannya yaitu Bayu Ari Wandyka (Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol), Ferhad Zulfas (Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol), Novy Pratama Andriani (Teknik Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat) dan Ganang Fattahuddien Attar (Kedokteran).

Alat tersebut dikembangkan di bawah bimbingan Ir. Maun Budiyanto, S.T., M.T.
melalui pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) Kemendikbudristek 2024.

Ganang menjelaskan saturasi oksigen dan tekanan darah dipilih sebagai cara pemantauan karena saturasi oksigen merupakan gambaran kecukupan oksigen dalam tubuh yang bertujuan menentukan terapi yang tepat. Sedangkan tekanan darah merupakan pemicu pecahnya pembuluh darah di otak, hal ini sama dengan stroke yang merupakan kondisi terjadinya penyumbatan dan pecahnya pembuluh darah di otak.

“Hubungan tekanan darah dan saturasi oksigen dengan stroke yaitu berkurangnya suplai oksigen ke jaringan yang terdampak stroke terutama stroke iskemik dapat menyebabkan hipoksia di sana,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menerangkan bahwa seseorang dengan stroke akan dievaluasi pernapasannya karena dikhawatirkan akan mengalami hipoksia dan nantinya berpengaruh untuk sel di otak. Karena itu, saturasi oksigen perlu dikontrol karena berhubungan erat dengan suplai oksigen untuk keberlangsungan hidup otak. Dan untuk Tekanan darah berpengaruh besar untuk terjadinya stroke hemoragik.

“Hipertensi yang terlalu lama menyebabkan gangguan elastisitas pada dinding arteri yang
ukurannya kecil sehingga dapat menyebabkan ruptur. Karenanya, menjaga tekanan darah pada pasien stroke sangat penting untuk mencegah terjadinya kerusakan otak yang berkelanjutan,” ucapnya.

Ferhad mengungkapkan proses pembuatan alat terapi ini menggunakan bahan NodeMCU
ESP32, sensor MAX30100, sensor MPX 2050, servo, switch, battery Li-Po, cassing battery,
port kabel, kabel jumper, kabel AWG 24, fuse/sekring, akrilik, plat aluminium, lem G, isi lem tebak, lampu LED, flex sensor, dc converter, filamen PLA+, velcro medis.

Bayu menambahkan cara kerja alat dimulai saat perintah terapi diaktifkan melalui aplikasi
ARTERI yang mana terintegrasi dengan IoT, servo akan bergerak ke atas dan ke bawah sesuai dengan 4 level pengaturan pada aplikasi yang berdasarkan sudut kebawah sesuai dengan 4 level pengaturan pada aplikasi yang berdasarkan sudut 30–40 derajat.

Dengan memanfaatkan beberapa sensor untuk membaca saturasi oksigen serta tekanan darah pada pasien serta yang bekerja dengan memanfaatkan konduktivitas sensor yang akan dikonversi menjadi satuan ppm.

Setelah didapat nilai saturasi oksigen, detak jantung dan tekanan darah hasil pembacaan
kemudian dikirimkan ke cloud server untuk dapat diakses menggunakan laptop maupun
smartphone. Aplikasi ARTERI terdiri dari beberapa fitur yaitu fitur hasil tes, grafik progress, video tutorial, medical records, dan pengaturan.

“Dengan demikian, ARTERI diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memonitor dan
meningkatkan efektivitas terapi stroke, memungkinkan perawatan yang lebih personal dan adaptif berdasarkan respons individual pasien serta pencegahan atau penanganan dini terhadap kondisi ini dapat membantu mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat kurangnya oksigen ataupun tingginya tekanan darah,” terang Novy.

Dengan Mengutamakan prosedur kesehatan, ide inovasi ini diharapkan akan menjadi kontribusi nyata serta mendukung tujuan utama Sustainable Development Goals (SDGs) sebuah gagasan yang disepakati oleh pemimpin negara di dunia, terutama pada poin 3 (kesehatan yang baik dan kesejahteraan).

ARTERI juga diharapkan juga dapat mendorong pemanfaatan fotoakustik untuk perkembangan Iptek lebih lanjut dalam bidang kesehatan.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author