TechnologyIndonesia.id – Kepemimpinan berbasis teknologi (technological leadership) menjadi salah satu kunci untuk mengoptimalkan bonus demografi yang akan terjadi pada tahun 2045.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mendorong mahasiswa mempersiapkan diri untuk menghadapi momentum berharga tersebut.
“Sebetulnya 2045 itu kalian pemainnya. Jaga kesehatan semoga kalian bisa siap bertarung di 2045 dan seterusnya ini yang sangat menantang,” tandasnya dalam Kuliah Umum Tantangan dan Peluang Komunikasi di Era Digital di Studio 5 Indosiar, Jakarta Barat, Rabu (18/9/2024).
Wamen Nezar Patria menyatakan salah satu gerbang untuk menuju kejayaan Indonesia pada Tahun 2045 ditentukan pada Tahun 2030. Menurutnya, Indonesia harus bisa bertarung keluar dari middle income trap.
“Buat kita bangsa Indonesia itu ada satu pintu gerbang yang penting menuju 2045 itu 2030. Lima tahun dari sekarang,” jelasnya.
Wamenkominfo menekankan dua syarat utama agar Indonesia untuk keluar dari jebakan middle income trap, yaitu adopsi teknologi dan inovasi dalam proses industrialisasi.
“Apakah kita mampu mengadopsi teknologi dalam setiap proses kerja atau bisnis kita? Apakah kita mampu menciptakan inovasi yang mendorong industrialisasi yang tangguh? Ini kunci untuk memastikan kesuksesan kita dalam memanfaatkan bonus demografi,” tandasnya.
Wamen Nezar Patria juga menyoroti arti penting technological leadership untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045.
“Kalau ada technological leadership yang cukup tangguh dan cukup strategis dan juga cukup efisien, untuk memanfaatkan kekuatan produktif ini kita bisa keluar dari middle income trap,” tegasnya.
Saat ini, Pemerintah tengah menggalakkan hilirisasi, yang diharapkan selesai dalam lima tahun ke depan. Menurut Wamenkominfo, hilirisasi menjadi jembatan menuju industrialisasi, yang akan meningkatkan daya serap tenaga kerja produktif.
“Ini tahun 2024 sampai 2029 itu bridging menuju ke 2045 itu. Karena di ujung sana 2030 berarti ada sekitar 15 tahun kita bisa menikmati suatu booming ekonomi baik ekonomi digital karena pertumbuhan ekonomi digital di tahun itu cukup tinggi,” tuturnya.
Wamen Nezar juga menyoroti arti penting talenta digital sebagai fondasi ekonomi masa depan. Dengan prediksi kontribusi ekonomi digital ASEAN mencapai USD1 Triliun pada Tahun 2030, Indonesia diproyeksikan menyumbang sekitar 40 persen dari angka tersebut. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital.
“Talenta digital yang dibutuhkan di tahun 2030 itu untuk bisa mendongkrak, daya ungkit dari ekonomi digital dibutuhkan 9 juta orang talenta digital. Sekarang kita baru mampu menghasilkan kurang dari 2 juta. Untuk 5 tahun ke depan kita harus bosting sekitar 7 juta lagi talenta digital,” ungkapnya.
Wamenkominfo juga mengingatkan smeua pihak agar mendukung pengembangan tata kelola yang baik di semua bidang.
“Keberhasilan kita sangat bergantung pada persiapan yang dilakukan saat memasuki gerbang bonus demografi ini,” tandasnya.
Dalam acara itu tampak hadir Rektor Intitut Media Digital Emtek Totok Amin Soefijanto, Perwakilan SCM Group Gilang Iskandar dan sivitas IMDE.