Jakarta, Technology-Indonesia.com – Makin tingginya penggunaan SD-WAN sebagai arsitektur utama pada WAN menyebabkan peningkatan kebutuhan akan solusi yang mampu menghadirkan pengalaman penggunaan yang lebih baik, serta memudahkan dalam implementasi dan pengelolaannya.
Palo Alto Networks Next-Generation SD-WAN hadir dengan solusi pendekatan mutakhir, yaitu App Defined, Bersifat Otonom, dan dihadirkan melalui cloud. Menurut Forrester Consulting, pendekatan Next-Generation SD-WAN yang diterapkan oleh Palo Alto Network mampu mendukung organisasi dalam mencapai target return on investment (ROI) hingga 243 persen.
Senior Vice President of Product Management for Firewall as a Platform, Palo Alto Networks, Kumar Ramachandran mengatakan meningkatnya pengadopsian cloud dan multi-cloud, aplikasi-aplikasi, seperti konferensi video hingga solusi-solusi produktivitas kerja, kini banyak yang diluncurkan dalam bentuk layanan cloud.
“Arsitektur WAN warisan memiliki banyak keterbatasan, khususnya tatkala organisasi hendak bermigrasi ke cloud. Generasi pertama SD-WAN dikatakan kurang berhasil membawa perubahan ekonomi pada infrastruktur maupun layanan WAN di lingkungan cabang,” tutur Kumar.
Solusi SD-WAN yang otonom dan mendukung diadakannya tugas-tugas operasional secara manual kini makin banyak dilirik oleh perusahaan-perusahaan. Mereka butuh sebuah model keamanan maupun layanan untuk cabang yang digelar melalui cloud serta lebih ekonomis dari sisi skala.
“CloudGenix SD-WAN merupakan solusi next-generation SD-WAN pertama di industri yang didefinisikan oleh aplikasi, bersifat otonom, dan dihantarkan di cloud. Kapabilitas berbasis ML yang dimilikinya mendukung dipangkasnya biaya operasi secara luar biasa. Salah satu pelanggan kami, bahkan pernah menyampaikan bahwa mereka berhasil memangkas biaya WAN hingga 82 persen,” lanjutnya.
Palo Alto Networks menambahkan fitur machine learning (ML) dan analitik pada CloudGenix SD-WAN. Fitur ini membuat operasi jaringan menjadi lebih simpel dengan perencanaan kapasitas yang lebih baik. Sistem akan secara otomatis mengidentifikasi akar masalah saat alarm kejadian menyala bersamaan.
Dengan cara ini, lama waktu yang dibutuhkan sampai masalah teratasi bisa terpangkas, sehingga tingkat ketersediaan aplikasi pun meningkat. Untuk kasus-kasus tertentu, sistem juga dapat mengatasinya secara otomatis, sehingga operator bisa lebih fokus untuk menuntaskan tugas-tugas lainnya yang lebih penting.
Fitur-fitur analitik baru memudahkan pengguna dalam merencanakan kapasitas. Memudahkan operator dalam memahami jenis koneksi WAN yang mereka gunakan, kapan dan aplikasi apa saja yang membutuhkan penggunaan koneksi tersebut. Palo Alto Networks berencana untuk memperluas pemanfaatan ML untuk use case lainnya di masa depan.
Dua Perangkat SD-WAN terbaru dari Palo Alto Networks adalah CloudGenix ION 1000 dan CloudGenix ION 9000. CloudGenix ION 1000 merupakan SD-WAN appliance dengan ukuran mungil yang dirancang untuk penggunaan di ritel dan SOHO. Seri ini tanpa kipas, ukurannya mungil, dan tidak berisik, sehingga cocok ditempatkan di lingkungan kerja, apabila tidak tersedia ruangan khusus untuk perangkat.
Sementara, CloudGenix ION 9000 merupakan perangkat CloudGenix SD-WAN dengan ukuran paling besar dan performa paling tinggi saat ini. Perangkat ini cocok untuk penggunaan di kantor-kantor cabang maupun kampus-kampus, mendukung multi-gigabit throughput dan kapabilitas “fail to wire” dengan ketersediaan yang tinggi. Produk ini dirancang untuk memitigasi efek dari putusnya link WAN secara fisik.
CloudGenix SD-WAN mudah diintegrasikan dengan Prisma Access, sebuah platform secure access service edge (SASE) paling komprehensif di industri. Integrasi keduanya mendukung keamanan pada trafik yang terjadi di dalam maupun antar cabang ke aplikasi-aplikasi yang terdapat di public cloud maupun private cloud. Pelanggan bisa menikmati manfaat dari integrasi ini.
Dengan platform CloudGenix CloudBlades, mereka tak perlu upgrade appliance hardware maupun software yang ada di cabang. CloudBlades mendukung integrasi layanan cloud, seperti Prisma Access, menggunakan arsitektur API yang diselenggarakan di cloud, sehingga tak perlu lagi menambah hardware maupun software di lingkungan cabang.