Inovasi dan Tansformasi Digital Lahirkan Konsep Ekonomi Baru

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Transformasi digital merupakan suatu proses untuk menangkap peluang-peluang dalam bisnis melalui pemanfaatan digitalisasi atau teknologi digital. Transformasi digital membuka banyak peluang melalui pemanfaatan data-data yang ada untuk membangun konsep ekonomi baru.

“Kita harapkan semua stakeholder bisa memanfaatkan transformasi digital ini,” kata Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe di sela Workshop Inovasi dan Transformasi Digital di Jakarta pada Rabu (31/10/2018). Workshop ini salah satunya bertujuan mendorong agar amandemen Undang-Undang nomor 18 tahun 2002 melalui RUU tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek) memuat dan memperbesar peran inovasi.

Workshop ini merupakan rangkaian awal pemberian penghargaan TOP IT dan TOP Telco 2018 pada 19 Desember 2018. Penghargaan ini diberikan kepada pemerintah, BUMN, BUMD, dan korporasi yang memiliki peran signifikan dalam mengembangkan inovasi dan transformasi digital menuju Industri 4.0.

Jumain mengungkapkan pemerintah melalui Making Indonesia 4.0 sangat mendukung peran penting inovasi dan transformasi digital dalam pembangunan nasional. Dalam pembahasan RUU Sisnas Iptek, lanjutnya, Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui untuk memasukkan konsep-konsep inovasi yang tadinya hanya 2 pasal akan menjadi 5 atau 7 pasal.

“Kita punya pandangan yang sama, Indonesia harus maju untuk menjadi negara modern berbasis pada iptek dan inovasi,” tuturnya.

Menurut Jumain, tiga atau empat tahun lalu saat Ristekdikti dikembangkan pada 2014, ada pemikiran untuk melakukan revisi terhadap Undang-Undang No. 18 Tahun 2002. Pada 2015, gelora tentang inovasi itu di berbagai kalangan belum begitu muncul.

“Sehingga pada saat menyusun itu, kita hanya cukup dua pasal, nanti dikembangkan menjadi Peraturan Pemerintah atau Peraturan Presiden. Ternyata saat pembahasan di DPR banyak masukan-masukan bahwa masalah inovasi sangat penting. Karena itu konten inovasi harus masuk lebih banyak di dalam undang-undang tersebut,” kata Jumain.

Masukan-masukan tersebut, terangnya, berasal dari masyarakat, perguruan tinggi, lembaga litbang, dan termasuk usulan dari DPR sendiri. Hal ini menjadi suatu momen yang besar bahwa pembangunan ke depan harus berbasis pada inovasi.

Lebih lanjut Jumain mengatakan, dalam RUU Sisnas Iptek juga memuat satu bab mengenai pembinaan dan pengawasan terkait pelaksanaan riset. Dalam bab tersebut terdapat sanksi untuk peneliti asing dan peneliti Indonesia. DPR antara lain mengusulkan jika peneliti gagal dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya, harus ada sanksi misalnya sanksi administrasi dengan tidak boleh diberikan biaya penelitian selama tiga tahun berturut-turut. Selain itu ada juga sanksi pidana jika membocorkan rahasia negara, pencurian, melanggar UU paten dan lain-lain.

“Sanksi-sanksi ini diberikan untuk memperkuat peneliti kita agar jangan sampai bekerja asal-asalan,” ungkap Jumain.

Terkait transformasi digital, Jumain mengatakan bahwa Ditjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti terus mendorong tumbuhnya startup yang berbasis pada IT (Information Technology) atau inovasi industri yang berbasis pada IT. “Hampir sekitar 27 persen startup itu dari ICT dari total 956 startup. Paling tinggi dari pangan sekitar 36 persen,” terangnya.

Startup di bidang pangan paling banyak karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi usaha-usaha baru seperti kopi, coklat dan lain-lain. Bidang pangan ini didukung bidang lain seperti perikanan, pupuk,maupun bibit. “Pangan memiliki variasi yang cukup besar, maka banyak sekali teknologi yang lahir dan bisa kita manfaatkan untuk menjadi suatu startup baru berbasis teknologi,” pungkasnya.

Selain Dirjen Penguatan Inovasi, Workshop Inovasi dan Transformasi Digital menghadirkan pembicara antara lain Bambang Setiadi (Ketua Dewan Riset Nasional), Dian Rachmawan (Direktur Enterprise & Business Service PT Telkom), Kristanto Santosa (Direktur Eksekutif Business Innovation Center), serta Avanti Fontana (Staf Khusus KSP).

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author