CSIRT BRIN Siap Tangani Gangguan Keamanan Siber

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pesatnya perkembangan teknologi informasi beriringan dengan meningkatnya gangguan keamanan di bidang digital atau siber. Gangguan keamanan bisa disebabkan oleh hacker yang menjebol bahkan membocorkan data pribadi sebagian besar masyarakat.

Untuk menangani keamanan siber, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai satu-satunya lembaga riset di Indonesia mempunyai sebuah tim khusus, Computer Security Incident Response Team (CSIRT).

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) meresmikan terbentuknya CSIRT BRIN di Hotel Sari Pasifik, Jakarta pada Senin, 31 Oktober 2022. Tim ini akan bertanggung jawab terhadap pengamanan data digital yang dimiliki BRIN terhadap gangguan keamanan dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

Kepala BSSN, Hinsa Siburian mengatakan, dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat, semua pihak diharapkan bersiaga menghadapi segala ancaman kejahatan di dunia siber. “Kita harus siaga menghadapi ancaman kejahatan siber termasuk kejahatan penyalahgunaan data,” kata Hinsa.

Banyaknya pintu gerbang untuk mengakses jaringan internet di Indonesia menurut Hinsa, menjadikan tantangan tersendiri untuk membuat sistem pengamanannya. Bila dibandingkan dengan negara besar dan sudah maju seperti China yang hanya memiliki satu jalur akses ke jaringan internet, maka kompleksitas penanganan keamanan siber di Indonesia jauh lebih rumit.

Hinsa menyebutkan, di dalam ruang siber terdapat tiga lapisan yakni lapisan pertama adalah lapisan fisik atau jaringan fisik yang sering dikenal dengan hardware dan infrastruktur tempat penyimpanan, pengolahan, dan penggunaan informasi.

Lapisan kedua adalah jaringan logika atau sering disebut software. “Di lapisan yang kedua inilah yang bertugas memproses data dan terhubung dengan lapisan pertama dan lapisan ketiga nantinya,” tambah Hinsa.

Lapisan ketiga adalah persona atau sering disebut dengan siber persona yakni yang menggunakan kedua lapisan sebelumnya. Dalam praktiknya banyak masyarakat dalam menggunakan jaringan siber justru menggunakan identitas anoname yang pada akhirnya disalahgunakan untuk kepentingan tertentu dan menyebabkan kerugian pihak lain.

Antusias warga masyarakat terhadap penggunaan internet saat ini sangat besar, hal ini terbukti dengan banyaknya jumlah pengguna jaringan internet di Indonesia.

“Jumlah pengguna internet di tahun ini sekitar 210 juta jiwa dan jumlah smartphone tidak kurang dari 370 juta dan ini lebih banyak daripada jumlah penduduk Indonesia,” bebernya.

BSSN mempunyai tugas untuk mengamankan segala bentuk ancaman di ruang siber. Untuk itu, BSSN membangun CSIRT di setiap lembaga pemerintah. Tim ini yang akan bertugas mengamankan seluruh sistem elektronik/digital yang ada di instansinya masing-masing.

“Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kematangan penanganan insiden dan penilaian tingkat instrumen maturitas penanganan insiden siber, BRIN berada pada level satu dari skala 5. Karena itu, pembentukan CSIRT sangat diperlukan,” ungkap Hinsa.

Kedepannya, terhadap tim ini akan dilakukan peningkatan kapabilitas dan kematangan CSIRT dan hal ini akan menjadi program yang harus dikerjakan. CSIRT harus mampu menjawab tantangan keamanan siber dengan terus melakukan peningkatan kapabilitas dan kematangan serta dievaluasi.

“Keamanan siber menjadi tanggung jawab bersama, dan pembentukan BRIN CSIRT diharapkan mampu membentuk sistem elektronik BRIN yang kondusif dan mendukung terwujudnya brin yang handal, profesional, inovatif dan berintegritas,” harap Hinsa.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko mengatakan sebelum terintegrasi ke dalam BRIN, semua entitas telah memiliki CSIRT, namun mengingat nomenklaturnya sekarang berbeda maka CSIRT harus dibentuk ulang.

Sebagai lembaga yang baru terbentuk, Handoko menyadari posisi CSIRT BRIN yang saat ini masih berada pada level satu. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi BRIN untuk segera menyelesaikan integrasi sistem informasi dari seluruh entitas yang bergaung.

Dalam pengembangan CSIRT, terangnya, BRIN adalah mitra utama BSSN baik sebagai customer, sebagai rekan dalam membantu audit teknologi dan sebagai pakar yang selalu siap membantu kapanpun dibutuhkan dapat dimanfaatkan oleh BSSN.

Banyaknya pakar di bidang teknologi informasi yang dimiliki BRIN diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam penanganan keamanan siber di masa yang akan datang. (sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author