Jakarta, Technology-Indonesia.com – Huawei ASEAN Academy (Indonesia) Engineering Institute resmi dibuka di Indonesia. Menempati area seluas dua hektare di Jakarta, Huawei ASEAN Academy menjadi pusat pelatihan dan sertifikasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang terbesar dan terlengkap di antara Huawei Academy di kawasan Asia Pasifik.
CEO Huawei Indonesia, Jacky Chen yang juga merupakan President Huawei ASEAN Academy mengatakan bahwa dibangunnya Huawei ASEAN Academy Engineering Institute di Indonesia merupakan penegasan atas kuatnya komitmen Huawei Indonesia dalam turut mengembangkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia di bidang TIK guna mendukung percepatan transformasi digital di Indonesia.
Keberadaan SDM yang menguasai bidang TIK, menurut Jacky, menjadi kunci penting bagi Indonesia untuk mewujudkan visi-visi besarnya sekaligus meningkatkan daya saing globalnya. Sementara, saat ini masih terjadi kesenjangan antara ketersediaan dan jumlah SDM mumpuni yang dibutuhkan.
“Karena itu, selama 20 tahun Huawei hadir di Indonesia, upaya pengembangan kompetensi SDM TIK yang kami selenggarakan bersama pemerintah, akademia dan komunitas selalu menjadi prioritas utama. Kami bertekad akan terus menguatkan komitmen tersebut melalui Huawei ASEAN Academy di Indonesia. Dalam 5 tahun, lewat sinergi multiple-helix dengan berbagai pihak, kami menargetkan untuk mengembangkan kompetensi 100.000 SDM Digital Indonesia,” ujar Jacky.
Untuk mewujudkan visi beserta target-targetnya, Huawei ASEAN Academy (Indonesia) yang terdiri dari Business College, Technical College dan Engineering College didukung lebih dari 100 trainer, lebih dari 3 ribu kursus atau pelatihan, lebih dari 100 mirroring environment. Huawei ASEAN Academy (Indonesia) juga dilengkapi laboratorium-laboratorium, ruang-ruang kelas, pusat pelatihan, hingga fasilitas untuk mempelajari instalasi hardware dan pekerjaan-pekerjaan di lapangan.
Business College bertujuan membantu para manajer atau posisi sederajat dari berbagai lembaga untuk memahami dinamika TIK di industri, memiliki kepemimpinan yang kuat, sehingga mampu membangun kebijakan serta keputusan yang tepat.
Di Business College, peserta dari kalangan pemerintahan, regulator, perusahaan, serta para manajer dari perusahaan berskala enterprise maupun operator telekomunikasi dapat mempelajari tentang perkembangan TIK terkini beserta tren-tren industri, berbagai best practices yang bermanfaat sebagai bahan studi, hingga filosofi manajemen Huawei.
Melalui Technical College, Huawei ASEAN Academy (Indonesia) menawarkan beragam program antara lain adalah ICT Technical Training and Certification, IP Training and Certification, ICT Competition, Seeds for the Future, Excellent College Students Internship, Developer Contest (HMS, Cloud & AI), serta 5G+AI Ecosystem Innovation Training Camp. Technical College dihadirkan untuk para engineer dari operator telekomunikasi maupun enterprise, mahasiswa, praktisi TIK, dan mitra ekosistem.
Sementara melalui Engineering College, peserta dari kalangan teknisi Sub-Kontraktor maupun siswa sekolah vokasional dapat meningkatkan pengetahuan dan kecakapan di bidang TIK, meningkatkan peluang kerja di bidang TIK khususnya bagi siswa-siswa sekolah vokasional, serta meningkatkan efisiensi karyawan di perusahaan-perusahaan Sub-Kontraktor.
YangDongHai, Dekan Huawei ASEAN Academy (Indonesia) Engineering Institute menjelaskan, untuk mendukung terselenggaranya proses pelatihan dan sertifikasi, Huawei ASEAN Academy (Indonesia) Engineering Institute dilengkapi teknologi paling canggih di industri seperti konstruksi jaringan nirkabel dan microwave, upgrade, migrasi, dismantling, penggelaran ulang, FTTx, hingga datacom jaringan optik.
Di Huawei ASEAN Academy (Indonesia) Engineering Institute, selain mengikuti kelas teori, SDM di bidang TIK juga bisa belajar praktik kerja lapangan, mengikuti ujian dan memperoleh sertifikasi. Pihaknya juga mengadakan pelatihan desain lapangan dengan modular yang bisa digunakan kembali.
“Dengan ini, pelatihan bisa diselenggarakan untuk 80 personel sekaligus di lapangan. Sehingga, diharapkan sebanyak 1.500 hingga 2.000 program pelatihan dan sertifikasi TIK ini diharapkan dapat terselenggara dalam setiap tahunnya,” pungkas YangDongHai.