Buka Potensi Enterprise AI, Cloudera Ungkap Fase Selanjutnya Open Data Lakehouse

TechnologyIndonesia.id – Cloudera, perusahaan data untuk enterprise AI tepercaya, mengumumkan fase selanjutnya dari open data lakehouse di private cloud yang merevolusi pengalaman data di on-premise untuk melakukan analisa tepercaya dan artificial intelligence (AI) pada skala besar.

Dengan iterasi terbaru dari peningkatan tersebut, Cloudera telah menjadi satu-satunya provider yang menawarkan open data lakehouse dengan Apache Iceberg bagi private cloud yang membantu pelanggan membuka potensi enterprise AI pada semua data mereka.

Riset dari Cloudera memperkirakan 53% perusahaan di Amerika Serikat saat ini menggunakan teknologi Generative AI dan lebih dari satu per tiga (36%) berada pada tahap awal eksplorasi AI dan berpotensi menerapkannya pada 2024.

Di Indonesia, survei PwC terbaru terhadap para CEO di Indonesia, menemukan bahwa walaupun lebih dari separuh responden yang disurvei belum mengadopsi GenAI, mereka sudah menyadari manfaat potensialnya. Sebanyak 57% meyakini bahwa GenAI akan meningkatkan efisiensi dan 47% meyakini bahwa GenAI akan membantu meningkatkan revenue dan profitability.

Namun implementasinya masih terhambat karena banyak enterprise berjuang untuk mengakses atau mendapatkan nilai bisnis dari data mereka dengan AI. Tantangannya antara lain infrastruktur data terdistribusi, risiko tata kelola, atau masalah keamanan.

Dengan menyediakan Apache Iceberg untuk private cloud, Cloudera memberdayakan setiap perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut, dan dengan cepat mengembangkan penerapan AI untuk menghasilkan nilai yang lebih besar.

Apache Iceberg adalah format open source berperforma tinggi untuk tabel analitik besar. Saat diaplikasikan ke private cloud, solusi tersebut memungkinkan perusahaan untuk mengaplikasikan AI ke sejumlah besar data penting yang berada baik di cloud, maupun di on-premise, yang pada akhirnya memungkinkan mereka untuk implementasi solusi baru.

Kini, Cloudera juga merupakan satu-satunya perusahaan yang menyediakan kemampuan untuk menjalankan penerapan large language model (LLM) yang sepenuhnya terpisah (completely air-gapped), sehingga memberikan pelanggan keamanan dan privasi data yang lebih besar, performa yang lebih baik dan biaya operasional yang lebih rendah.

Cloudera juga merilis rangkaian pembaruan tambahan ke platform-nya yang akan menyediakan nilai bisnis yang belum pernah ada sebelumnya bagi pelanggannya, di antaranya:

– Zero downtime upgrades (ZDU) dan peningkatan keamanan seperti Transport Layer Security (TLS) 1.2 untuk meningkatkan keberlanjutan bisnis dan meminimalkan gangguan.

– Kemampuan-kemampuan baru Apache Ozone, seperti quotas, snapshots dan peningkatan dalam pemulihan dari bencana yang mendorong skalabilitas yang jauh lebih besar dengan biaya yang lebih rendah, untuk melayani kebutuhan konsumsi data sangat besar dari beban kerja modern.

– Dukungan integrasi yang diperluas termasuk Python 3.10, RHEL 9.1, RHEL 8.8 FIPS, SLES 15 SP4, Oracle 8.8, dan JDK 17 untuk mencapai integrasi dan fleksibilitas yang semakin besar.

“Misi Cloudera adalah memberdayakan pelanggan untuk mentransformasi data kompleks di mana pun menjadi informasi yang bisa ditindaklanjuti dengan lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan sebelumnya,” kata Dipto Chakravarty, Chief Product Officer Cloudera.

“Dengan memberikan mereka fondasi data tepercaya untuk analitik dan AI, fase selanjutnya dari solusi cloud-native ini membuka peluang tanpa akhir untuk mentransformasi data penting dan mengembangkan aplikasi AI yang inovatif,” imbuhnya.

Sanjeev Mohan, Principal SanjMo mengatakan, “Di era serba AI saat ini, kita akan terus melihat kemunculan aplikasi AI yang tangguh yang meningkatkan nilai bisnis dari enterprise data secara signifikan.”

“Bagi perusahaan yang akan mengkapitalisasi ‘gold rush’ teknologi ini, data tidak bisa dikunci di dalam pusat data perusahaan. Perusahaan enterprise membutuhkan strategi manajemen data yang mengizinkan mereka untuk mentransformasi data kompleks di mana saja menjadi informasi yang bisa ditindaklanjuti melalui platform komprehensif, terbuka dan hybrid,” tuturnya.

Dr. David Hardoon, Group Chief Data & AI Officer Union Bank of the Philippines mengatakan, “Dalam perjalanan kami mewujudkan visi untuk mengoperasionalkan AI di skala global, solusi Cloudera AI sudah menjadi faktor yang sangat penting bagi kemampuan level enterprise kami.”

“Memanfaatkan platform seperti Cloudera telah memungkinkan kami untuk mengakselerasi kemampuan mengembangkan model yang insightful, yang pada akhirnya memberikan nilai lebih bagi pelanggan kami. Upaya kami dalam mengejar AI yang inovatif dan teknologi data science akan terus membantu mengembangkan proyek-proyek yang lebih memberikan dampak dalam waktu dekat,” tuturnya. (Ilustrasi Freepik)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author