Dari Kresna Hingga Alap-Alap, BRIN Sukses Uji Terbang Empat Pesawat Tanpa Awak

TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus memperkuat pengembangan teknologi penerbangan nasional melalui pengujian pesawat tanpa awak atau unmanned aerial vehicle (UAV). Melalui Pusat Riset Teknologi Penerbangan (PRTP), BRIN melaksanakan uji terbang empat pesawat tanpa awak di Pangkalan Udara (Lanud) Rumpin, Kabupaten Bogor, pada 17–19 Desember.

Uji terbang ini menjadi tahapan krusial untuk mengukur performa terbang, kestabilan, serta keandalan sistem pada masing-masing wahana. Empat pesawat tanpa awak yang diuji meliputi LSU-02 VTOL, Alap-Alap, Kresna, dan Skywalker dengan fokus pengujian yang berbeda-beda sesuai tujuan riset.

Salah satu pesawat yang menarik perhatian adalah LSU-02 VTOL, pesawat tanpa awak yang memiliki kemampuan lepas landas dan mendarat secara vertikal tanpa memerlukan landasan pacu panjang. Dalam uji terbang, LSU-02 VTOL berhasil terbang pada ketinggian sekitar 300 kaki, dengan kecepatan 53 knot selama kurang lebih delapan menit.

Peneliti Ahli Muda PRTP BRIN, Danartomo Kusumoaji, menjelaskan, hasil uji terbang menunjukkan bahwa performa terbang dan sistem VTOL pesawat berfungsi sesuai harapan. “Pesawat ini dirancang untuk mendukung misi pengawasan wilayah dan pemetaan area,” ungkap Danartomo.

Pesawat tanpa awak lainnya, Alap-Alap, menjalani uji terbang dengan misi optimalisasi sistem autopilot. Alap-alap terbang pada ketinggian 800 kaki dengan kecepatan 50 knot selama 30 menit. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem autopilot berfungsi dengan baik.

Sementara itu, pesawat Kresna diuji untuk mengevaluasi sistem telemetri, yaitu sistem pengiriman data penerbangan secara real time ke stasiun kendali di darat. Berdasarkan hasil pengujian, Kresna terbang selama 10 menit pada ketinggian 300 kaki dengan kecepatan sekitar 50 knot.

BRIN juga menguji pesawat Skywalker untuk mengenali karakteristik aerodinamika, seperti kestabilan, respons terhadap manuver, dan perilaku pesawat saat terbang. Data yang dihasilkan dari pengujian ini akan menjadi dasar penyempurnaan desain dan peningkatan performa pesawat tanpa awak di masa mendatang.

Danartomo menjelaskan bahwa LSU-02 VTOL dan Alap-Alap merupakan pesawat yang dikembangkan sepenuhnya oleh periset BRIN, mulai dari desain hingga teknologi Flight Control Computer (FCC).

Sementara itu, Skywalker dan Kresna menggunakan desain pesawat yang telah ada. Meski demikian, pengembangan riset dan sistem kendalinya tetap dilakukan oleh periset PRTP BRIN.

“Untuk Kresna, kita mencontoh dari pesawat Cessna, yang sebenarnya desainnya sudah ada. Memang pesawatnya bukan didesain sendiri oleh teman-teman PRTP. Karena memang untuk menguji FCC, jadi harus dengan pesawat yang memang sudah benar-benar bagus,” ujar Danartomo.

“Sedangkan untuk Skywalker ini kan kita mau melihat identifikasi parameter aerodinamikanya. Nah itu juga memakai pesawat yang sudah ada,” imbuhnya.

Danartomo menegaskan bahwa rangkaian uji terbang ini merupakan tahapan penting dalam pengembangan pesawat tanpa awak nasional. Hasil pengujian diharapkan dapat memperkuat penguasaan teknologi drone dalam negeri untuk berbagai kebutuhan strategis, mulai dari pemetaan, pengawasan wilayah, hingga riset dan mitigasi bencana.

“Melalui uji terbang ini, kami dapat mengevaluasi performa pesawat sekaligus memastikan seluruh sistem bekerja secara aman dan stabil,” pungkasnya. (Sumber: brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author