Reaktor Nuklir Generasi IV Lebih Aman

Reaktor_Nuklir_Generasi_IV
Pasca kecelaan Chernobyl 1986, perkembangan teknologi PLTN di dunia mengalami revolusi. PLTN kini memiliki kemampuan keselataman mandiri, sangat aman, ekonomis dan ramah lingkungan.

Hal itu dikatakan Prof.Dr Zaki Su’ud, pakar keselataman nuklir dan biofisika dari Intitut Teknologi Bandung, di hadapan ibu -ibu Dharma Wanita Ristek peserta Pengenalan Iptek Nuklir, di Jakarta, Selasa (16/8).

PLTN saat ini menjadi pertimbangan banyak negara dalam mengatasi semakin berkurangnya sumber daya energi. Tidak heran negara maju hingga negara tetangga seperti seperti Malaysia, Thailand, Philipina bahkan Vietnam mulai melirik tenaga nuklir sebagai penghasil energi.

Zaki menyontohkan saat ini Cina sangat mengandalkan sumber energinya pada tenaga nuklir. “Cina memiliki 140 tenaga nuklir, karena Cina menyadari tenaga nuklir ini adalah pembangkin energi paling murah bersamaan dengan batubara,” ungkap Zaki.

Menurut Zaki pasca kecelakaan Chernobyl muncul reaktor generasi IV yang mengatasi berbagai kendala PLTN yang sudah ada sebelumnya. “Reaktor generasi ke empat ini adalah reaktor menuju inherent safety dengan limbah minimum daur ulang. Penggunaan uranium alam secara efisien, non-proliferasi, serta ekonomis. Yang penting diketahui masyarakat bahwa reaktor nuklir generasi ke empat ini dirancang membakar sendiri bahan limbahnya,” jelas Zaki.

Oleh karena banyak nilai positifnya karena itu lanjut Zaki Rusia pada 2014 akan membangun reaktor nuklir generasi ke IV ini. “Indonesia juga disarankan jika ingin membangun PLTN nya sebaiknya reaktor generasi ke empat atau sedikitnya generasi ke tiga,” katanya.

Sementara menurut A.Sarwiyana Sastratenaya dari Badan Tenaga Nuklir Nasional mengatakan dalam Undang-undang No.17 tahun 2007, disebutkan apda RJPN 2005-2025 dua unit PLTN pertama diharapkan beroperasi pada 2020.

“Selain itu Keputusan Presiden No.5 tahun 2006 menargetkan bauran energi sampai dengan 2025 dengan kontribusi nuklir 2 persen dari energi primer atau 4 persen listik (4.000 MWe). Dengan kata lain Indonesia berkmaksud menerapkan bauran energi optimum yang terdiri dari semua sumber energi yang memungkinkan,” katanya.

Terlepas dari tiga kecelakaan nuklir besar yang terjadi di berbagai penjuru dunia, angka korban nuklir terbukti paling kecil dibandingkan dengan bobolnya tanggul air misalnya. Sebab menurut Zaki PLTN merupakan alternatif sumber energi yang fleksibel dan kompetitif serta ramah lingkungan. Biasanya PLTN ini dijadikan beban dasar bersama batubara dan panas bumi.*

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author