Jakarta, Technology-Indonesia.com – Penanganan sampah menjadi masalah serius terutama di kota-kota besar di Indonesia. Untuk membantu pengelolaan dan penanganan sampah, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendorong pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah di berbagai kota dan kabupaten.
Kepala BPPT Hammam Riza menyampaikan pentingnya mengembangkan teknologi yang sesuai (link and match) dengan kebutuhan stakeholder, yang mampu menjawab tantangan-tantangan perkembangan dan dinamika pembangunan sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Hammam, BPPT saat ini banyak mendapatkan amanat atau penugasan melalui Perpres untuk membantu menyelesaikan permasalahan nasional. Salah satunya, menyelesaikan permasalahan sampah.
Untuk itu, BPPT telah membangun pilot project pengolahan sampah proses termal yang menghasilkan listrik di Bantar Gebang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Saat ini pilot project Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) tersebut terbukti dapat memusnahkan sampah maksimal 100 ton/hari dan menghasilkan listrik 700 kw.
“Teknologi waste to energy merupakan sebuah kebutuhan. PLTSa ini dikontruksi selama 1 tahun melalui sebuah kegiatan kaji terap. Kita mulai dari mendesain, perekayasaan, kliring teknologi hingga aspek-aspek teknologi terkait PLTSa,” ujar Hammam dalam Seminar Nasional dan Temu Bisnis Teknologi Pengolahan Sampah Kota di Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Pilot project yang diberi nama PLTSa Merah Putih ini siap didesiminasikan untuk kota kota lain di Indonesia. Pusat Teknologi Lingkungan (PTL) BPPT dituntut untuk terus mengembangkan sumberdaya manusia dan inovasi teknologi lingkungan khususnya dalam bidang teknologi pengolahan sampah guna mendukung pada kebijakan pembangunan yang berkelanjutan.
Seminar yang digelar oleh PTL-BPPT ini bertujuan menyebarluaskan hasil inovasi dan penerapan teknologi pengolahan sampah kota hasil kajian PTL-BPPT untuk dapat dimanfaatkan dan menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka mendukung program pembangunan di daerahnya
Seminar bertema “Inovasi dan Aplikasi Teknologi Waste to Energy dalam Mendukung Penanganan Sampah di Kabupaten/Kota” ini juga bertujuan mensosialisasikan strategi dan kebijakan nasional di bidang pengelolaan sampah kota; mengetahui tingkat manfaat dan kekurangan hasil inovasi dan aplikasi dari stakeholder, serta memperoleh feed back untuk penyempurnaan kedepan dan menginventarisasi kebutuhan teknologi pengolahan sampah kota.
Deputi Kepala Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam, Yudhi Anantasena dalam sambutannya menekankan perlunya terobosan dalam pengolahan sampah agar sampah yang masuk ke TPA berkurang.
“Pengembangan waste to energy merupakan bagian dari pengolahan sampah yang dapat memberikan opsi dan solusi persampahan yang ada di Indonesia,” kata Yudhi.
Pada seminar ini dilaksanakan penandatanganan kerjasama BPPT dengan pihak mitra terkait pemanfaatan hasil kaji terap teknologi lingkungan dan temu bisnis yang diharapkan dapat menjadi mitra dalam diseminasi teknologi lingkungan.
Selain seminar dan temu bisnis, diselenggarakan juga kunjungan lapangan ke pilot project PLTSa di Bantargebang Bekasi. Pada kesempatan tersebut diluncurkan buku 40 Tahun Jejak Langkah Pusat Teknologi Lingkungan BPPT.