BRIN Dampingi UMKM Seratnusa Olah Gedebog Pisang Jadi Home Decor

TechnologyIndonesia.id – Gedebog pisang biasanya hanya dianggap sebagai limbah dan dibuang begitu saja. UMKM Seratnusa di Garut mengolah gedebog pisang menjadi produk kerajinan berupa home decor dan aksesoris dengan memberdayakan delapan perajin perempuan.

Dalam proses produksi, Seratnusa masih menghadapi permasalahan, yakni proses ekstraksi serat gedebog pisang masih dilakukan secara semi-manual. Kendala itu menyebabkan efisiensi produksi rendah dan kualitas serat yang dihasilkan belum seragam.

Selain itu, pewarnaan alami masih belum optimal dengan menggunakan ekstrak kentang untuk menghilangkan komponen lignin. Akan tetapi, harga ekstrak kentang masih relatif mahal dan menyebabkan serat menjadi seperti bentuk pulp.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui program Pendampingan Usaha Mikro berbasis Iptek (PUMI) membantu dalam mengatasi permasalahan UMKM Seratnusa. Pendampingan dilakukan sejak April 2025, dimulai dengan rangkaian diskusi guna mengidentifikasi masalah UMKM.

Selanjutnya, penerapan teknologi pengepresan dan pewarnaan gedebog pisang di Bank Sampah Rapekan, Kp. Naringgul, Desa Pakuwon, Kecamatan Cisurupan, Garut, 3-4 Juli 2025.

Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah BRIN, Driszal Fryantoni menyampaikan bahwa para periset BRIN telah menghasilkan banyak hasil riset dan inovasi.

“Sehingga, alangkah baiknya jika kegiatan riset yang sebetulnya didanai oleh uang rakyat, hasilnya dapat dimanfaatkan oleh rakyat, termasuk para UMKM,” ucap Driszal.

Driszal menyebut, pendampingan ini menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan kualitas dan produktivitas. Namun, Program FUMI tidak memberikan bantuan dalam bentuk modal, tidak memberikan bantuan dalam bentuk peralatan.

Karena itu, menurut Driszal diperlukan sinergi dengan stakeholder lainnya, baik Kementerian maupun Dinas setempat untuk bersama-sama memperkuat UMKM agar mereka bisa naik kelas.

Pendampingan yang diberikan kepada pelaku UMKM Seratnusa mendapat tanggapan positif dari Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Garut, Ridwan Effendi.

“Apa yang dilakukan di Bank Sampah Rapekan pada hari ini dengan pendampingan dari BRIN dapat menjadi contoh bagi desa lain dalam menangani permasalahan limbah sampah, tertutama gedebog pisang”, ujar Ridwan.

Sukma Surya Kusumah selaku periset pendamping dari BRIN mengungkapkan bahwa banyak potensi yang bisa dikembangkan dari serat pisang ini agar memiliki nilai tambah.

“Ke depannya, kami mengajak Seratnusa bisa bersama-sama dengan para periset di Pusat Riset Biomassa Bioproduk BRIN mengembangkan potensi ini,” ucap Sukma.

Owner Seratnusa, Gita, menyampaikan kekagumannya terhadap pendampingan ini. “Saya tidak pernah menyangka bahwa bahan baku gedebog pisang ini bisa diseragamkan ketebalannya dan berharap dapat terus didampingi BRIN dalam pengembangan inovasi-inovasi baru, terutama berbahan baku gedebog pisang,” ujar Gita.

Kegiatan pendampingan diakhiri dengan audiensi ke Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina. Ia berharap BRIN bisa memberikan solusi terkait permasalahan limbah kerajinan kulit yang berpotensi mencemari lingkungan di Garut. (Sumber: brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author