TechnologyIndonesia.id – Teknologi digital dan kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) semakin berkembang pesat dan menjadi penentu daya saing global. Sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia terus berupaya mendorong langkah strategis untuk memastikan transformasi digital berjalan inklusif, sekaligus mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto menyampaikan hal tersebut saat menjadi keynote speech pada the 5th AI Innovation Summit 2025 yang diselenggarakan oleh Komite Nasional Kecerdasan Artifisial (KORIKA) di Jakarta, Selasa (16/09/2025).
“Saya ingin sharing paket ekonomi yang kemarin. Paket ekonomi itu memasukkan unsur digital. Ada 17 program, terdiri dari 8 program akselerasi untuk pertumbuhan ekonomi di 2025 dan sangat inklusif. Nah kaitannya dengan digital itu adalah program magang bagi lulusan perguruan tinggi,” tutur Menko Airlangga.
Melalui peluncuran paket kebijakan ekonomi dimaksud, Menko Airlangga menegaskan bahwa penguatan ekosistem digital telah menjadi prioritas Pemerintah mengingat digitalisasi merupakan sektor dengan pertumbuhan eksponensial yang akan menjadi akselerator utama perekonomian.
Salah satu programnya, yakni program magang bagi lulusan perguruan tinggi, diharapkan dapat mempercepat lahirnya talenta digital baru yang siap bersaing di dunia kerja.
Menurut Menko Airlangga, digitalisasi kini menjangkau seluruh disiplin ilmu, tidak terbatas pada teknik atau teknologi. Karena itu, link and match antara perguruan tinggi dan sektor industri digital harus diperkuat.
Selain pengembangan SDM, Pemerintah juga menaruh perhatian besar pada penguatan UMKM berbasis digital. Salah satunya melalui penyediaan co-working space di Tanah Abang dan Blok M sebagai pilot project, yang akan diperluas ke 15 kota lain.
Di tingkat regional, Indonesia memimpin penyusunan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA), kerangka kerja digital pertama di dunia yang ditargetkan rampung tahun depan. Melalui kerangka ini, perekonomian ASEAN diproyeksikan meningkat dua kali lipat menjadi USD2 triliun pada tahun 2030, dengan potensi kontribusi Indonesia sebesar USD500–700 miliar.
Dalam bidang AI, Indonesia telah menorehkan capaian penting sebagai negara ASEAN pertama yang menyelesaikan AI Readiness Assessment bersama UNESCO. Saat ini, Pemerintah juga sedang mengimplementasikan Strategi Nasional AI dengan fokus pada tujuh bidang, mulai dari kebijakan, etika, riset inovasi, pengembangan talenta, hingga investasi.
Untuk mendukung agenda tersebut, Pemerintah memperkuat infrastruktur digital melalui jaringan 5G, Palapa Ring, BTS, dan satelit orbit rendah (Low Earth Orbit Satellite).
Selain itu, Pemerintah juga tengah mendorong hilirisasi industri semikonduktor sebagai bagian dari ekosistem digital nasional. Saat ini, Indonesia telah mampu melakukan assembling, testing, dan packaging semikonduktor untuk diekspor ke berbagai negara. Ke depan, penguasaan desain cip menjadi prioritas agar industri semikonduktor Indonesia semakin kompetitif.
“Dalam setiap inovasi dan perkembangan, kita tidak boleh membuat policy yang eksklusif. Inklusif adalah kunci utama agar anak bangsa bisa terlibat dalam pengembangan ini. Kita sudah punya pengembangan berbagai perekonomian yang sifatnya capital intensive. Jadi tentu tidak mudah bagi kita untuk membuat ini semuanya terbuka untuk masyarakat. Tetapi untuk digitalisasi, AI, wajib hukumnya kita buat kebijakan yang inklusif,” tutup Menko Airlangga.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, Founder KORIKA Bambang Brodjonegoro, Ketua Umum KORIKA Hammam Riza, Juru Bicara Menko Perekonomian Haryo Limanseto, Tim Asistensi Menko Perekonomian Raden Pardede, serta para perwakilan Kementerian/Lembaga dan para CEO.
Akselerasi Perekonomian Nasional, Pemerintah Dorong Penguatan Ekosistem Digital dan AI
