Prof. Dr. Ir. Titiek Farianti Djaafar, MP, Profesor Riset Bidang Teknologi Pascapanen

Bogor, Technology-Indonesia.com – Pengembangan dan pemanfaatan berbagai kacang lokal untuk subsitusi kedelai akan memperkuat ketahanan pangan Indonesia. Melalui pemanfaatan teknologi pangan yang inovatif, kacang lokal dapat ditingkatkan mutu fisik, nutrisi, nilai tambah, daya saing dan disukai serta diterima konsumen.

“Kacang lokal memiliki kandungan gizi dan nilai fungsional yang tidak kalah dengan kedelai sehingga sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan pangan saat ini dan di masa mendatang,” ujar Dr. Ir. Titiek Farianti Djaafar, MP dalam Orasi Pengukuhan Profesor Riset bidang Teknologi Pascapanen di Bogor pada Senin (29/7/2019). Peneliti kelahiran Ternate, 30 Maret 1967 ini menyampaikan orasi berjudul “Teknologi Pengolahan Kacang Lokal sebagai Bahan Substitusi Kedelai Memperkuat Ketahanan Pangan”.

Indonesia kaya akan sumber daya hayati kacang lokal seperti kacang hijau (Vigna radiate), kacang tunggak (Vigna unuiculata), kacang koro (Canavalia gladiata), kacang koro pedang (Canavalia ensiformis), kacang kerandang (Canavalia virosa), kacang gude (Cajanus cajan), kacang faba (Vabia faba), kacang komak (Dolichos lablab) dan sebagainya dengan produktivitas antara 0,7 hingga 2 ton/haktare. “Kacang lokal tersebut mengandung gizi yang tak kalah dengan kedelai,” paparnya.

Pengembangan kacang lokal, menurutnya sangat penting mengingat produksi kedelai pada 2016 hanya sebesar 859.650 ton dan pada 2018 diperkirakan sebesar 982.598 ton. Sementara, konsumsi kedelai per tahun diperkirakan sebesar 2,7 juta hingga 5 juta ton. Kebutuhan kedelai hingga saat ini diimpor dari Amerika Serikat, Cina, Ukraina, Kanada, dan Malaysia yang mencapai 1,96 juta ton pada 2016 atau sebesar 67,28% dari kebutuhan nasional.

Karena itu, Titiek mengembangkan inovasi pengolahan beberapa jenis kacang lokal tersebut untuk substitusi kedelai. Misalnya, teknologi pengolahan tempe dari kacang lokal seperti tempe kerandang dan tempe koro, teknologi pengolahan tahu dari kacang lokal, teknologi pengolahan minuman fermentasi susu serta susu bubuk dari kacang lokal dan lain-lain.

Hasil penelitiannya memberikan kontribusi besar terhadap upaya kita untuk mendayagunakan sumberdaya lokal sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap kedelai impor. Lebih jauh lagi, konsepsinya turut berkontribusi terhadap kebijakan pengembangan agroindustri skala kecil dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Titiek memperoleh gelar sarjana di bidang Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada 1991. Sementara, gelar Magister Pertanian di bidang Teknologi Pangan diperolehnya dari UGM pada 1995, serta memperoleh gelar Doktor bidang Teknologi Pangan dari UGM pada 2013.

Titiek mengawali karier sebagai staf peneliti di Laboratorium Hortikultura, Yogyakarta. Ia kemudian menjadi peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Yogyakarta. Pada 21 November 2016 Titiek diangkat sebagai Peneliti Utama.

Sesuai bidang kompetensinya, Titiek telah mengikuti beberapa pelatihan antara lain Pelatihan Penerapan Media Gerakan Sosialisasi Pangan Gizi (GSPG) dan Pengembangan Pangan Lokal, Yogyakarta (1999); Pendidikan dan Pelatihan Pascapanen dan Prosesing Hortikultura, Bogor (2000); Leadership Course for Asian Women in Agriculture Research and Development, Philipina (2002); Trainning Course in Strategic Planning, Bogor (2009); Sandwich Programme di Ehime University, Matsuyama, Jepang (2012); Visiting Scientists di Ehime University, Matsuyama, Jepang (2017), serta berbagai konferensi internasional di berbagai negara.

Titiek telah menghasilkan 129 karya tulis dan publikasi ilmiah baik yang ditulis sendiri maupun dengan penulis lainnya dalam bentuk buku, bagian dari buku, jurnal internasional maupun jurnal nasional, prosiding dan makalah yang diterbitkan dan disampaikan dalam pertemuan ilmiah nasional dan internasional. Sebanyak 22 karya tulis ilmiah dalam Bahasa Inggris. Perempuan peneliti yang menikah dengan RD. Maman Suherman, MP dan dikaruniai dua orang anak, yaitu Rizky Andhika Putera Pratama dan Rizqy Rayi Anandha ini juga memiliki lima paten yang telah disertifikasi dan empat paten terdaftar.

Titiek juga ikut serta dalam pembinaan kader ilmiah, diantaranya sebagai pembimbing penulisan karya tulis ilmiah bagi peneliti dan penyuluh di BPTP Yogyakarta, serta Pembimbing dan Penguji Skripsi (S1), Pembimbing dan Penguji Tesis (S2), dan Penguji Disertasi (S3) di Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Yogyakarta.

Anak kedua dari pasangan H. D.H. Djaafar dan Hj. Nurnia Abdurachman ini terlibat aktif sebagai anggota dalam organisasi profesi, yaitu Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia serta Indonesia Society for Lactic Acid Bacteria. Titiek juga menjadi anggota dewan redaksi dalam beberapa jurnal nasional dan internasional, yaitu AGRITECH Jurnal Teknologi Pertanian; Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian; International Food Research Journal; Journal of Microbiology Research and Reviews dan Current Pharmaceutical Analysis.

Berkat kegiatan penelitiannya, Titiek menerima berbagai penghargaan, antara lain peneliti berprestasi dari Menteri Pertanian (2004); Penghargaan sebagai Penemu/Pengembang Iptek Pemanfaatan Ubi Kayu dalam Pembuatan Mie Kering untuk Penderita Autis dari Bupati Kabupaten Sleman, DIY (2008) dan Juara II Lomba Karya Ilmiah yang berjudul Karakteristik Umbi Garut (Marantha arundinaceae) pada Berbagai Umur Panen dan Produk Olahannya serta Implikasinya di Industri Rumah Tangga dari Bupati Kabupaten Sleman, DIY (2008).

Ia menyakini bahwa inovasi teknologi pengolahan kacang lokal akan mendorong pendayagunaan kearifan lokal menjadi pangan global bercita rasa tinggi. Pengembangan kacang lokal ini memerlukan sinergi dari berbagai pihak. “Bangsa yang tangguh adalah bangsa yang mampu memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyatnya dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang dimiliki, tanpa tergantung dari pihak luar,” kata Titiek menutup orasi ilmiahnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author