Prof. Dr. Ir. Satoto, MP. Kembangkan Varietas Unggul Padi Hibrida

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Dr. Ir. Satoto, MP. dikukuhkan menjadi profesor riset bidang pemuliaan dan genetika tanaman oleh Majelis Pengukuhan Profesor Riset Kementerian Pertanian (Kementan) di Bogor, Rabu (31/3/2021). Peneliti ahli utama dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) ini merupakan profesor riset ke 598 secara nasional dan profesor riset ke 153 di Balitbangtan, Kementan.

Pada acara tersebut, Satoto menyampaikan orasi berjudul “Inovasi Teknologi Pengembangan Varietas Unggul Padi Hibrida untuk Meningkatkan Produktivitas Padi dan Mendukung Swasembada Beras Berkelanjutan”. Menurut Satoto, produktivitas padi di Indonesia sudah sulit ditingkatkan hanya dengan mengandalkan varietas padi sawah inbrida yang ada sekarang.

Satoto pun menawarkan satu alternatif untuk meningkatkan produktivitas padi dan mendukung swasembada beras berkelanjutan yaitu dengan memanfaatkan gejala heterosis melalui pengembangan padi hibrida. Di awal pengembangan mulai dicoba varietas unggul hibrida (VUH) introduksi, tetapi ternyata tidak tahan terhadap hama dan penyakit padi di tropis. Pada 2006, Satoto mulai melakukan perakitan VUH berbasis plasma nutfah nasional dan menghasilkan 17 VUH dan 12 di antaranya telah menjadi inovasi melalui lisensi.

“Ke depan perakitan padi hibrida akan difokuskan pada peningkatan produktivitas melalui perakitan padi hibrida inter-subspesies dan inisiasi metode dua galur di lahan irigasi, tadah hujan, dan lahan kering yang potensinya sekitar 4 juta hektare,” tuturnya.

Satoto menyatakan, berdasarkan parameter biofisik untuk pengembangan padi hibrida, lahan potensial di Jawa dan Bali ada seluas 1.6 juta hektare. Di lapang, VUH dapat memberikan keunggulan hasil gabah antara 1-1,5 ton dari varietas padi sawah inbrida. Dengan demikian penanaman VUH seluruh lokasi potensial dapat memberikan tambahan produksi padi sekitar 1,6 juta ton gabah.

“Pengembangan VUH rakitan dalam negeri dan varietas introduksi yang adaptif terhadap lingkungan tumbuh di Indonesia dapat menjamin tercapainya swasembada beras berkelanjutan, mandiri, dan berdaya saing global,” tuturnya.

Menurut Satoto, pada kondisi produktivitas padi inbrida sudah sulit ditingkatkan, maka pengembangan varietas unggul padi hibrida berperan penting dalam peningkatan produksi pangan khususnya beras. Untuk itu, perakitan dan pengembangan varietas unggul padi hibrida yang lebih baik dan sesuai permintaan pasar perlu terus dilakukan.

“Pengembangan VUH menjadi pilihan yang kuat untuk mendukung swasembada beras berkelanjutan dan berkontribusi dalam peningkatan pendapatan petani, baik petani budidaya PH maupun petani penangkar benih F1 hibrida,” terangnya.

Peneliti kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, tanggal 18 Agustus 1955 ini merupakan anak ke enam dari enam bersaudara, dari pasangan Mualim (alm) dan Ismiyati (almh). Satoto menikah dengan Purwastuti Sri Indrawati.

Menamatkan Sekolah Dasar Negeri tahun 1968, Sekolah Menengah Pertama Negeri tahun 1971, dan Sekolah Menengah Atas Negeri tahun 1975, ketiganya diselesaikan di Pekalongan. Mendapatkan gelar Insinyur Pertanian dari Universitas Kristen Satya Wacana tahun 1983, gelar Magister Sains dalam bidang Pemuliaan Tanaman dari Universitas Padjajaran tahun 1993, dan gelar doktor dari Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2003 pada bidang studi pemuliaan tanaman dan bioteknologi

Satoto pernah mengikuti beberapa pelatihan yang terkait dengan bidang kompetensinya, antara lain: The Genetic Evaluation and Utilization (GEU) Training Course di The International Rice Research Institute (IRRI) Filipina (1985); Rice Production di IRRI Filipina (1985); The Hybrid Rice Seed Production Training Course di IRRI Pilipina (1987); Rice Production Training Course di Tsukuba International Training Center, Tsukuba Shi Ibaraki Ken Jepang (1993); dan Introduction to New Developments in G X E Analysis and Interpretation of Results di TRT Filipina (1995).

Bekerja sebagai peneliti pada Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Sukamandi mulai tahun 1984, sebagai Penanggung Jawab Penelitian dan Pengembangan Padi Hibrida BB Padi (2005 – sekarang), dan sebagai Ketua Kelompok Peneliti Plasma Nuftah, Pemuliaan dan Perbenihan BB Padi (2010 – 2019).

Jabatan fungsional peneliti diawali sebagai Asisten Peneliti Madya IIIB (1990), Ajun Peneliti Muda IIIC (1995), Ajun Peneliti Madya IIID (1997). Peneliti Muda IVA (2005), Peneliti Madya IVB (2011), Peneliti Utama IVD (2014), dan Peneliti Ahli Utama IVE (2019).

Satoto telah menulis 153 karya tulis ilmiah baik ditulis sendiri maupun dengan penulis lain dalam bentuk buku, bagian dari buku, jurnal, prosiding, petunjuk teks dan pedoman umum. Sebanyak 24 karya tulis tersebut ditulis dalam bahasa Inggris.

Sebagai peneliti ahli utama, ia telah menghasilkan 17 galur mandul jantan (Cytoplasmic Male Sterile Lines-CMS) dan kurang lebih 500 galur pemulih kesuburan (R=restorer) asli Indonesia, serta melepas 53 varietas unggul padi terdiri atas 41 varietas unggul padi hibrida, 15 di antaranya sebagai pemulia utama, dan 12 varietas unggul padi sawah inbrida, dua di antaranya sebagai pemulia utama.

Menjadi anggota organisasi profesi ilmiah the Society for the Advancement of Breeding Research in Asia and Oceania SABRAO (2009 – sekarang), Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia-PERIPI (1990 – sekarang), dan Himpunan Peneliti Indonesia-Himpenindo (2019 – sekarang), dan Dewan Pakar Masyarakat Perbenihan dan Perbibitan Indonesia (2011 – 2017).

Ikut serta dalam pembinaan kader ilmiah, diantaranya sebagai Pembimbing Tesis dan Penguji Luar Komisi Pembimbing mahasiswa S2 dan 3 di IPB, dan pembinaan kader peneliti di BB Padi. Satoto juga aktif sebagai anggota Tim Penilai dan Pelepas Varietas Tanaman Pangan Nasional (2007 – 2018) dan sebagai Tim Penilai Varietas Tanaman Pangan (2018 – sekarang).

Atas prestasinya, Satoto menerima tanda Penghargaan Ketahanan Pangan dari Menteri Pertanian (2010), Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa (AKIL) dari Mendiknas (2010), Peneliti Madya Berprestasi dari Mentan (2011), MPPI Awards dari Ketua Masyarakat Perbenihan dan Perbibitan Indonesia (MPPI) tahun 2011 dan 2017, Satya Lancana Karya Satya XX tahun dari Presiden RI (2012), dan the Outstanding Rice Scientist dari IRRI-ASEAN (2017).

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author