Bogor, Technology-Indonesia.com – Dr. Ir. Nyak Ilham, M.Si. dikukuhkan menjadi profesor riset bidang sosial dan ekonomi pertanian oleh Majelis Pengukuhan Profesor Riset Kementerian Pertanian (Kementan) di Bogor, Selasa (7/12/2021). Peneliti Ahli Utama dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) ini merupakan profesor riset ke 624 secara nasional dan profesor riset ke 157 di Balitbangtan, Kementan.
Dalam orasi berjudul “Reformulasi Kebijakan Pengembangan Sentra Produksi Sapi Potong Berbasis Sumber Daya Pakan”, Nyak Ilham menyampaikan bahwa kebijakan pengembangan sapi potong belum berbasis pada penggunaan bahan pakan murah dan bernutrisi, sehingga belum mengubah status Indonesia sebagai net importer daging sapi, bahkan rasio daging sapi impor terhadap produksi lokal terus meningkat.
“Sistem produksi sapi potong yang dikembangkan belum memperhatikan daya saing dengan memanfaatkan keunggulan komparatif yang ada,” kata Nyak Ilham.
Dalam orasi ini, Ia menyampaikan gagasan untuk reformulasi kebijakan pengembangan sentra produksi sapi potong berbasis sumber daya pakan. Keunggulan komparatif Indonesia yang dimiliki saat ini untuk menghasilkan produk sapi potong berdaya saing adalah kawasan industri perkebunan kelapa sawit dan kekayaan genetik ras sapi potong lokal.
Semakin meningkatnya persaingan penggunaan lahan, kebijakan pengembangan sapi potong ke depan diarahkan pada kawasan industri perkebunan kelapa sawit yang berada pada 26 provinsi. Kebijakan ini didukung oleh pengembangan bentuk usaha integrasi sawit sapi, pengembangan industri pakan, pemberdayaan kelembagaan petani, penguatan unit pelaksana teknis, dan pengembangan sistem transportasi yang melibatkan lintas kementerian, lembaga, dan daerah.
“Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan usaha integrasi sawit sapi adalah adanya isu bahwa penyebaran Ganoderma pada perkebunan kelapa sawit disebabkan oleh ternak sapi, namun hasil penelitian tidak menunjukkan demikian,” tuturnya.
Keuntungan usaha integrasi sawit sapi dan dukungan peraturan perundang-undangan merupakan peluang pengembangan sentra baru produksi sapi potong di kawasan industri perkebunan kelapa sawit. Kebijakan pengembangan sentra produksi sapi potong membutuhkan perubahan cara pandang pengambil kebijakan dari pendekatan inter menjadi lintas kementerian, lembaga, dan daerah.
Nyak Ilham menyimpulkan bahwa pengembangan sentra baru produksi sapi potong berpotensi menampung 35,7 juta ekor sapi, sehingga dapat diandalkan sebagai penyedia daging sapi nasional dan meningkatkan PDB sektor pertanian senilai Rp 357 triliun.
Menurutnya, usaha integrasi sawit sapi yang efisien secara finansial dan mencegah degradasi lahan mampu menjaga keberlanjutan usaha, mendorong peningkatan pendapatan dan konsumsi daging sapi masyarakat, serta menahan masuknya daging sapi impor. Strategi yang perlu dilakukan oleh Kementerian Pertanian dengan melakukan koordinasi lintas KLD; melakukan pemberdayaan petani; dan melakukan diseminasi dan pendampingan teknologi.
Kebijakan ini, terangnya, memerlukan revisi Permentan No. 105 tahun 2014 dengan tujuan meningkatkan akses pekebun/peternak terhadap kawasan industri perkebunan kelapa sawit milik perusahaan dan agar peternak dapat melakukan usaha integrasi sawit sapi secara mandiri atau kemitraan.
Implementasi kebijakan ini harus melibatkan lintas kementerian, lembaga, dan daerah, seyogyanya dipayungi produk hukum berupa Perpres. Selain dari APBN, anggaran pendukung dapat dialokasikan melalui DAK, APBD dan peran swasta berupa kegiatan Corporate Social Responsibility.
Doktor Bidang Ekonomi Pertanian
Peneliti kelahiran Medan, 10 Agustus 1958 ini merupakan anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Abdullah Nya’ Ali (Almarhum) dan Sabirah (Almarhumah). Menikah dengan Nurningsih dan dikaruniai empat orang anak, yaitu: Indra Akbar Dilana, Muhammad Taufiq Patra, Fajar Firmana dan Fajri Gemara (Almarhum).
Nyak Ilham menyelesaikan Sekolah Dasar di SDN 1 Timbang Langkat Binjai tahun 1971; Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SMPN 1 Binjai tahun 1974; dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dari SMAN Binjai, tahun 1977. Ia memperoleh Gelar Sarjana Peternakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), tahun 1982; Gelar Magister Sains Bidang Ekonomi Pertanian IPB, tahun 1998; dan Gelar Doktor Bidang Ekonomi Pertanian IPB, tahun 2006.
Mengikuti beberapa pelatihan, antara lain: Animal Nutrition in The Tropics and Semi Tropics, di Stuttgart, Jerman, tahun 1987; Gempack Training Course on the Indonesia Beef Model, di Canberra, Australia, tahun 2001; Preventive Measures Against Avian Influenza, di Anyang, Korea Selatan, tahun 2009; Scientific Manusript Writing, di Manila, Filipina, tahun 2013.
Penugasan ke luar negeri sebagai peserta, antara lain pada: Workshop Indonesia Beef Model di Canberra, 2002; Workshop on Social-economic Impacts of HPAI Outbreaks and Control Measures on Small-scale Poultry Producers di Beijing, 2007; Workshop of Eco-health Assessment on Poultry Production Cluster for the Livelihood Improvement of Small Producers di Ho Chi Minh City, 2012 dan Shanghai 2014; International Meeting on Emerging Diseases and Surveillance di Wina, 2013; Biennial Conference of International Eco-health di Kunming, 2012 dan di Montreal, 2014; Prince Mahidol Award Conference“Global Health Post 2015 – Accelerating Equity” di Bangkok, 2015.
Jabatan struktural yang pernah diduduki, adalah sebagai Kepala Seksi Pemuliabiakan pada Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Indrapuri Aceh (1987–1993). Pada 1994 pindah tugas pada Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian di Bogor. Jabatan fungsional peneliti diawali sebagai Asisten Peneliti Muda (1997); Ajun Peneliti Madya (2003); Peneliti Muda (2007); Peneliti Madya (2010); dan Peneliti Utama Gol. IV/c (2013).
Menghasilkan 109 karya tulis ilmiah yang ditulis sendiri maupun dengan penulis lain dalam bentuk buku, bagian dari buku, jurnal, prosiding, dan makalah lainnya, 16 diantaranya ditulis dalam Bahasa Inggris.
Nyak Ilham terlibat dalam Jaringan Kebijakan Publik pada United Nations Supports Facility for Indonesia Recovery, 2004–2005. Ia menjadi Anggota Tim Pakar pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2016–2021, Anggota Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia, Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia, dan Himpunan Peneliti Indonesia. Atas prestasinya, ia memperoleh tanda Penghargaaan Satya Lancana Karya Satya XXX Tahun pada 2018 dari Presiden RI.
Prof. Dr. Ir. Nyak Ilham, M.Si, Prof Riset Bidang Sosial Ekonomi Pertanian
