‘Bapak’ Pemanasan Global Tutup Usia

Jakarta – Wallace Smith Broecker, ilmuwan yang mempopulerkan istilah pemanasan global dikabarkan meninggal dunia di usia 87 tahun. Juru bicara observatorium Lamont-Doherty Earth mengofirmasi jika Broecker tutup usia pada Senin (18/2) di rumah sakit New York City. Sebelum dinyatakan meninggal dunia, Broecker diketahui sakit selama beberapa bulan terakhir.

Michale Oppenheimer, profesor Universitas Princeton menggambarkan sosok Broecker sebagai pribadi yang unik, brilian, dan agresif di keilmuan yang digelutinya. “Dia tidak tertipu oleh isu pendinginan

di tahun 1970-an. Dia melihat dengan jelas adanya pemanasan yang belum pernah terjadi dan sekarang sedang terjadi hingga membuat pandangan dengan jelas, bahkan ketika hanya sedikit yang mau mempercayai gagasannya,” ucap Oppenheimer.

Broecker memperkenalkan istilah pemanasan global kepada umum lewat penelitiannya di tahun 1975. Profesor Colombia University ini memprediksi peningkatan suhu Bumi yang disebabkan tingginya kadar karbon dioksida di atmosfer.

‘Bapak’ pemanasan global ini juga menjadi salah satu orang pertama yang memperkenalkan konsep ocean converyor belt yang merupakan jaringan global memengaruhi arah angin hingga pola hujan.

Mengutip NBC News, Broecker sempat mengatakan jika ‘sabuk’ tersebut merupakan titik rawan yang bisa membuat perubahan drastis pada iklim dunia. Sedikit perubahan temperatur bisa memengaruhi keseluruhan sistem iklim.

Menurutnya, pemanasan yang disebabkan oleh penumpukan gas rumah kaca bisa membuat perubahan drastis pada arus laut. “Kami hidup dalam sistem iklim yang bisa berubah secara tiba-tiba dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Kami bermain dengan ‘hewan buas’ bernama sistem iklim yang terbukti sangat sensitif,” ucap Broecker kepada Associated Press pada 1997 lalu.

Semasa hidupnya, pria kelahiran Chicago, 1931 ini tercatat sebagai anggota Akademi Sains Nasional dan mengantongi penghargaan Sains Nasional pada 1996. Broecker bergabung dengan Columbia University pada 1958 dan banyak menghabiskan waktunya di laboratorium kampus di Palisades, New York.

Sumber : CNN Indonesia

You May Also Like

More From Author