Jakarta, Technology-Indonesia.com – Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Longki Djanggola menyampaikan pesan untuk mendukung warga segera bangkit dan beraktivitas kembali. Sejak dua hari lalu, Kantor Gubernur juga telah beroperasi kembali.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Sulteng di hadapan para pelaku penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami pada Sabtu (6/10/2018) di Kantor Gubernur Sulteng, Kota Palu.
Hal senada disampaikan Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri Arief M. Eddie pada rapat koordinasi Sabtu (6/10/2018). Kementerian Dalam Negeri mengajak aparatur sipil negara (ASN) mulai beraktivitas pada esok hari (8/10). Dengan masuknya ASN ke kantor, masyarakat diharapkan dapat beraktivitas kembali seperti biasanya.
Beberapa hari pascagempa bermagnitudo 7,4 warga sebenarnya sudah memulai beraktivitas seperti membuka kios, warung makan, menjual air kelapa, maupun penginapan yang dihuni para pelaku penanganan darurat. Situasi ini telah didukung oleh pemulihan utilitas dasar seperti suplai air, listrik, dan bahan bakar minyak yang hampir mencapai target pemulihan.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB dalam keterangan tertulisnya mengungkapkan Pertamina telah memulihkan 33 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dari 36 unit yang ada di wilayah terdampak. Untuk mengantisipasi antrian, Pertamina menjual BBM dalam kemasan 15 liter dan SPBU mini di 50 titik.
Pertamina mengharapkan pemerintah daerah menyampaikan kepada masyarakat bahwa pasokan BBM aman untuk 14 hari ke depan, sedangkan solar 23 hari. Pertamina selalu memonitor ketersediaan pasokan sehingga masyarakat dapat terlayani dengan baik.
Sementara itu, suplai listrik sudah dapat dinikmati sebagian besar warga di wilayah terdampak. Gardu induk telah beroperasi dan sejak Sabtu (6/10/2018), wilayah Parigi Moutong sudah teraliri listrik. PLN dengan dukungan 1.500 personel dari seluruh Indonesia berusaha untuk memperbaiki seluruh jaringan listrik yang rusak.
Secara pararel, selain mengaliri listrik ke rumah warga, PLN juga melakukan prioritas untuk bangunan di dalam kota, khususnya rumah sakit. Tujuannya untuk menghidupkan pereokonomian setempat.
Sutopo menambahkan, gempa bermagnitudo 7.4 terjadi pada 28 September 2018 mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia. Pos Komando Satuan Tugas Gabungan Terpadu menyampaikan data sementara korban meninggal dunia per 7 Oktober 2018 pukul 13.00 WIB sejumlah 1.763 jiwa. Jumlah korban meninggal tertinggi di Kota Palu dengan 1.519 jiwa, Donggala 159, Sigi 69, Parigi Moutong 15 dan Pasangkayu di Sulawesi Barat 1 orang.
“Prioritas penanganan darurat masih difokuskan pada evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban, penanganan medis, distribusi logistik makanan dan non makanan serta percepatan pemulihan infrastruktur seperti jalan, listrik, pelabuhan, bandara, telekomunikasi dan pasokan BBM,” pungkasnya.
