Tanggulangi Banjir Jabodetabek, BPPT Siapkan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Curah hujan ekstrem yang mengguyur wilayah Jabodetabek sejak malam pergantian tahun hingga Rabu (1/1/2020) membuat Jakarta dan kota penyangga di sekitarnya dilanda banjir. Untuk mengurangi curah hujan tinggi yang menyebabkan banjir tersebut, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) saat ini melaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan Operasi TMC dilaksanakan untuk meminimalisir dampak bencana banjir di Jabodetabek dengan mengupayakan redistribusi curah hujan dengan cara mengurangi intensitas hujan yang turun di wilayah Jabodetabek.

Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) akan dilaksanakan oleh tim dari Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta TNI Angkatan Udara (AU).

Hammam Riza menyatakan pihaknya telah siap untuk menjalankan operasi TMC. Menurutnya, curah hujan yang tinggi menjadi salah satu faktor utama pemicu bencana banjir di DKI Jakarta, sehingga faktor ini harus turut diperhatikan dalam penanganan masalah banjir Jakarta.

“Aplikasi Teknologi Modifikasi Cuaca mulai dimanfaatkan dengan tujuan mengurangi intensitas curah hujan di wilayah Jakarta. Dengan demikian, risiko terjadinya dampak banjir yang semakin meluas di DKI Jakarta dan sekitarnya dapat semakin ditekan,” jelas Hammam di Kantor BPPT, Jakarta pada Jumat (3/1/2020).

Operasi TMC, terang Hammam, merupakan solusi teknologi dengan melakukan redistribusi curah hujan dengan menjatuhkan hujan di daerah-daerah yang aman seperti di Selat Sunda dan Laut Jawa. Pelaksanaan operasi TMC akan dilaksanakan dengan memerhatikan pertumbuhan awan. Untuk itu, radar cuaca menjadi alat utama untuk melakukan pengamatan near-realtime pertumbuhan awan di daerah target Jabodetabek.

Untuk membangun sistem monitoring Banjir Jabodetabek, BBTMC – BPPT sejak 2016 telah mengembangkan prototype Early Warning System (EWS) banjir Jakarta yang berhasil disusun dalam kegiatan ini diberi nama R-RAINBOWS (Radar – Rainfall Observation for Early Warning System).

R-Rainbows adalah sebuah sistem observasi dan monitoring curah hujan menggunakan radar, untuk keperluan peringatan dini bencana banjir di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya yang ditampilkan melalui sebuah web-GIS interaktif,” rinci Hammam.

Dalam Operasi TMC ini, TNI-AU menyiapkan pesawat jenis CASA 212-200 dengan registrasi A-2105 milik TNI Angkatan Udara dari skadron Udara 4 Abdurrachman Saleh Malang dan CN-295 registrasi A-2901 dari Skadron Udara 2 Halim Perdanakusumah Jakarta. Untuk membantu pengamatan cuaca dan kondisi awan di wilayah target, BPPT bekerjasama dengan BMKG untuk analisa data cuaca dan radar Stasiun Meteorologi Cengkareng.

Hammam juga mengutarakan bahwa dalam upaya mitigasi bencana hidrometeorologi terkait El Nino selain antisipasi bencana karhutla, BPPT juga sedang merencanakan kegiatan TMC di DAS Citarum untuk melakukan pengisian Waduk Saguling, Cirata dan Djuanda. Hal ini dilakukan agar cadangan air di ketiga waduk dalam menghadapi tahun El Nino ini tidak terganggu pola operasinya baik untuk kebutuhan PLTA, pengairan dan air minum.

Secara paralel, BPPT juga mendukung upaya meningkatkan elevasi Sungai Bengawan Solo, untuk mendukung produksi lapangan minyak banyuurip di Bojonegoro Jawa Timur yang berperan sangat penting dalam target produksi minyak nasional.

TMC juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil produksi pertanian seperti awal mula diterapkannya TMC di Indonesia yang ingin mencontoh Thailand. Penerapan TMC di Thailand dilakukan setiap tahun dari bulan April – Oktober di seluruh area pertanian untuk memastikan tercukupinya kebutuhan air guna menjamin hasil produksi pertanian.

Karena TMC dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan, dukungan armada berupa pesawat sangat diperlukan terutama untuk dapat melakukan kegiatan TMC secara paralel di beberapa wilayah.

Dalam jangka pendek, pesawat dari TNI AU dapat diandalkan. Sementara dalam jangka panjang diperlukan penguatan armada TMC yang dioperasikan oleh BPPT yang saat ini masih terbatas jumlahnya. Untuk itu, pada 2020 BPPT berencana menambah 1 Unit Pesawat CASA 212i untuk mendukung kemampuan dalam melayani peningkatan kebutuhan TMC di berbagai sektor.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author