Badan Informasi Geospasial Tambah 28 Stasiun Pasang Surut Baru

TechnologyIndonesia.id – Tahun 2023 ini, Badan Informasi Geospasial (BIG) menambah 28 stasiun pasang surut di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah di Pelabuhan Palue di Pulau Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Keberadaan stasiun pasang surut ini merupakan bagian dari program peringatan dini tsunami /Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) sebagai upaya mitigasi bencana alam di Indonesia.

Melansir dari laman big.go.id, Tim Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika (PJKGG) BIG melakukan survei supervisi instalasi stasiun pasang surut InaTEWS di Pelabuhan Palue pada 20-23 November 2023. Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan pekerjaan instalasi dilaksanakan sesuai standar.

“Pekerjaan supervisi yang dilaksanakan tim kali ini meliputi pengukuran leveling, pengamatan GNSS, kalibrasi sensor, dan supervisi instalasi sistem pasang surut,” ujar surveyor pemetaan BIG Rizqie Anarullah.

Ridho Ilahi, Surveyor Pemetaan BIG yang melakukan pengecekan pemasangan set sistem pasang surut menambahkan bahwa pekerjaan instalasi stasiun pasang surut InaTEWS Palue telah dilakukan sesuai standar yang telah disepakati.

Rampungnya pembangunan dan instalasi stasiun pasang surut tahun 2023 menambah jumlah stasiun pasang surut yang dikelola BIG dari 237 stasiun menjadi 265 stasiun pasang surut yang tersebar di seluruh Indonesia.

Jaring Kontrol Vertikal Nasional

Stasiun Pasang Surut Laut atau Indonesia Tide Gauges (InaTides) merupakan kumpulan stasiun pasang surut yang menghasilkan data dan dikelola oleh BIG. Kegiatan pengamatan pasang surut yang sifatnya permanen dan jangka panjang telah dilakukan sejak 1984.

Pemasangan stasiun pasang surut dimulai di sekitar pantai Pulau Jawa dan Sumatra untuk tujuan penetapan muka laut rata-rata yang dijadikan sebagai acuan untuk jaring kontrol vertikal nasional (JKVN) dan pemetaan dasar.

Jumlah stasiun pasang surut bertambah seiring dengan meningkatnya kebutuhan JKVN dan kegiatan survei pemetaan bukan hanya di darat tetapi juga di laut.

Pembangunan stasiun pasang surut signifikan bertambah sebanyak 25 stasiun pada tahun 1998 untuk memenuhi keperluan kegiatan Pemetaan Digital Sumberdaya Kelautan. Peremajaan alat dilakukan pada tahun 2004 sebanyak 24 peralatan digital dan 25 peralatan analog.

BIG mulai menggunakan tiga jenis peralatan perekaman secara real time sejak tahun 2010 namun baru digunakan pada tiga stasiun. Peralatan yang digunakan terdiri dari tiga jenis peralatan perekaman yakni radar gauge, pressure gauge dan float gauge.

Dalam kegiatan pengelolaan stasiun pasang surut, Badan Informasi Geospasial bekerjasama dengan beberapa Instansi pemerintah lain seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, PT. Pelindo serta instansi pemerintah lainnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author