Rumah Komposit Tahan Gempa Inovasi BRIN, Mudah Dipasang seperti Permainan Lego

TechnologIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan Rumah Komposit Tahan Gempa (RTKG) yang terbuat panel atau papan dengan material komposit polimer yang mudah dipasang (knockdown) seperti permainan lego.

Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi Nasional Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Agus Haryono menjelaskan proses pembangunan RTKG cukup singkat, hanya tujuh hari dengan TKDN lebih dari 90% dan menggunakan genting metal yang ringan.

Rumah Komposit Tahan Gempa (RTKG) berupa rumah berukuran 6×6 meter atau tipe 36, yang tersusun dari panel atau papan dengan material komposit polimer.

Dengan perpaduan tersebut, rumah akan tahan terhadap guncangan besar. Hasil dari simulasi internal, RTKG mampu bertahan dan tidak roboh meski diguncang gempa bekekuatan 7 SR. keunggulan lainnya, rumah ini tahan terhadap kebakaran.

Keunggulan RTKG tersebut disampaikan Agus dalam Workshop The Marketplace dan Pameran Peralatan Kebencanaan 2024 yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan BRIN di Yogyakarta pada Senin (21/5/2024).

Skema Pendanaan Riset dan Inovasi

Pada kesempatan tersebut, Agus menekankan pentingnya pendanaan riset dan inovasi untuk mendorong kompetitivitas dan diferensiasi melalui penemuan-penemuan baru. Selanjutnya publikasi ilmiah, dan perlindungan kekayaan intelektual, seperti paten, dan desain industri.

Selain inovasi di bidang kebencanaan, BRIN memiliki berbagai skema seperti skema Indonesian Research and Innovation Fund (IRIF) untuk mengoptimalkan sumber daya manusia, anggaran, serta infrastruktur riset di dalam negeri.

“IRIF adalah kumpulan dari skema fungsi BRIN sebagai funding agency, jadi tidak hanya memberi hibah riset dalam bentuk uang, tapi juga infrastruktur dan mobilitas periset,” tuturnya.

Agus menjelaskan, skema IRIF memperkuat peran BRIN dalam melaksanakan tugas dan fungsi pendanaan terintegrasi di bidang riset dan inovasi. Selama ini berbagai skema fasilitas riset telah dibuat dan dimanfaatkan oleh periset dari berbagai kalangan di dalam negeri, baik dari BRIN, perguruan tinggi, swasta, industri, maupun masyarakat umum.

“IRIF menjadi jembatan atau hub yang menghubungkan para periset dalam negeri dengan periset dari berbagai lembaga riset di luar negeri. Skema itu menjadi satu-satunya lembaga pendanaan terintegrasi di dalam BRIN bidang riset dan inovasi di Indonesia,” jelasnya.

Mekanisme pemanfaatan IRIF menggunakan pola kerja sama internasional di bidang riset dan inovasi. Artinya pihak luar negeri dapat melakukan riset di Indonesia atau sebaliknya melalui skema kerja sama kedua belah pihak.

“Riset bisa didanai oleh kedua belah pihak, hal ini biasa terjadi dengan mekanisme pendanaan bersama. IRIF bisa membangun kolaborasi riset berskala internasional dan menjalin jejaring yang lebih banyak. Sehingga sumber daya riset yang ada di BRIN dapat dimanfaatkan tidak hanya oleh periset dalam negeri, tetapi juga para periset dari luar negeri,” ungkapnya.

Skema berikutnya berupa fasilitasi riset dan inovasi dengan prosedur yang meliputi semua prosesnya melalui online, terbuka sepanjang tahun untuk masyarakat, dievaluasi berdasarkan rekam jejak. pendanaan tersedia hanya untuk biaya penelitian langsung, bukan untuk kegiatan pendukung.

“Berbagai skema tersebut, yaitu Pendanaan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Kompetisi, RIIM Ekspedisi, RIIM Start-Up, RIIM Invitasi, RIIM Kolaborasi, Pusat Kolaborasi Riset (PKR), Pengujian Produk Inovasi Kesehatan, dan Pengujian Produk Inovasi Pertanian,” ungkapnya. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author