BRIN Kenalkan Sistem Informasi TRIGRS untuk Kurangi Risiko Bencana Tanah Longsor

TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkenalkan sebuah sistem informasi bernama TRIGRS kepada pemerintah daerah Lembang, Jawa Barat, serta instansi terkait, seperti BPBD, Dinas PU, dan lainnya.

Kepala Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) BRIN Adrin Tohari menyampaikan kegiatan ini sebagai upaya untuk mendiseminasikan hasil riset dan inovasi yang telah dihasilkan oleh periset kami kepada stakeholder yang berhubungan dengan upaya untuk pengurangan risiko bencana tanah longsor.

Adrin menyampaikan, pihaknya berperan untuk memberikan pelatihan dalam menciptakan sebuah peta yang menampilkan kerentanan bahaya di suatu daerah. Kegiatan ini merupakan kontribusi BRIN dalam upaya pengurangan risiko bencana. Dalam hal ini, BRIN berbagi pengetahuan tentang cara membuat peta yang bersifat dinamis.

Peneliti Ahli Muda PRKG BRIN Khori Sugianti menjelaskan, pemodelan TRIGRS adalah pengembangan software dari USGS. Kemudian dikembangkan lebih lanjut melalui kolaborasi dengan Pusat Riset Geoinformatika dan Pusat Riset Sains Data dan Informasi BRIN.

“TRIGRS merupakan sebuah aplikasi untuk mengetahui parameter yang memengaruhi kestabilan lereng, sehingga datanya dapat dimanfaatkan untuk mengetahui kerentanan tanah di suatu daerah,” jelas Khori, dalam Sosialisasi dan Pelatihan Pemodelan Pemetaan Kerentanan Gerakan Tanah Menggunakan TRIGRSMap, Kamis (29/8/2024).

Dalam penelitian yang tengah dikembangkan oleh Khori, yaitu untuk mengetahui pengaruh kenaikan curah hujan terhadap kestabilan lereng dengan menggunakan pemodelan TRIGRS, dia dan tim bermaksud memperkenalkan TRIGRS Map ini kepada pemerintah daerah serta instansi terkait.

“Pemodelan TRIGRS menunjukkan bahwa kenaikan intensitas curah hujan dapat memengaruhi kestabilan lereng, dengan adanya perubahan kestabilan lereng stabil menjadi lereng labil dan penurunan nilai faktor keamanan. Kami melakukan penelitian di daerah Lembang dan sekitarnya,” ungkap Khori.

Dia menemukan bahwa model TRIGRS cukup baik dalam memprediksi kestabilan lereng akibat hujan secara spasial untuk area rawan longsor.

“Data inventaris kejadian longsor merupakan faktor yang berpengaruh pada keberhasilan model TRIGRS dalam proses validasi model. Untuk itu, kami sangat berharap kolaborasi dengan berbagai pihak di daerah Lembang dan sekitarnya, seperti pemerintah daerah dan instansi terkait, untuk dapat mengimplementasikan inovasi ini sebagai bentuk mitigasi bencana longsor di kemudian hari,” tutur Khori.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat Anne Hermadianne Adnan, menyampaikan, Jawa Barat merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi bencana cukup tinggi.

“Harapannya, kegiatan kolaborasi ini dapat menjadi salah satu cara memitigasi, agar pada saat bencana akan mencapai zero victim,” tandas Anne. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author