BPPT Gelar Indonesia Electric Motor Show 2019

Jakarta- Tingginya polusi udara yang menyebabkan pencemaran lingkungan membuat pemerintah harus mengambil langkah tegas sejak dini untuk mengantisipasi dampak buruk yang bisa ditimbulkan. Sosialisasi terhadap kesadaran masyarakat untuk mulai beralih menggunakan produk maupun transportasi ramah lingkungan pun terus digaungkan.

Salah satunya, yaitu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang menggagas ajang Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019 bertajuk ‘Electric Vehicle for Smart Transportation’.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan IEMS 2019 merupakan bentuk upaya BPPT dalam melakukan sosialisasi terhadap masyarakat terkait betapa pentingnya kendaraan ramah lingkungan. Khususnya agar mereka lebih memahami dampak positif dari penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik (KBL).

“IEMS diselenggarakan atas inisiatif BPPT untuk memperdalam pemahaman masyarakat Indonesia terhadap Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) yang merupakan salah satu contoh disruptive technology terbaru,” ujar Hammam, dalam sambutannya di acara yang digelar di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2019).

Melalui IEMS 2019, Hammam berharap masyarakat mau memberikan kesempatan untuk menerima inovasi baru dalam kehidupan mereka agar mulai terbiasa menggunakan kendaraan ramah lingkungan.

“Tidak hanya itu saja, acara ini mempunyai misi untuk menggugah kesadaran bahwa penggunaan kendaraan yang bersifat ramah lingkungan sudah sepatutnya mendapat tempat di masyarakat,” jelas Hammam.

Dalam Pameran IEMS tersebut, lembaga yang bergerak di bidang kaji-terap teknologi ini akan turut memperkenalkan produk kendaraan listrik, khususnya hasil karya anak bangsa.

“Pada pameran Indonesia Electric Motor show 2019 ini juga akan diperkenalkan beberapa produk kendaraan listrik termasuk kendaraan buatan dalam negeri,” kata Hammam.

Dukung Perpres KBL

IEMS 2019 ini digelar selama 3 hari, yakni tanggal 4 dan 5 September di Balai Kartini Jakarta, serta puncaknya pada 7 September yang mengagendakan Konvoi kendaraan listrik dari Kantor BPPT Thamrin menuju Puspiptek Serpong.

Dalam IEMS tersebut, BPPT juga akan mengadakan seminar yang menghadirkan sejumlah narasumber, baik dari pemerintah, produsen, hingga pemerhati kendaraan listrik  agar bisa mengedukasi masyarakat terkait pentingnya kendaraan ramah lingkungan.

Hammam mengatakan, BPPT akan terus mendukung Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.

Dia berharap agar IEMS 2019 menjadi pembuka jalan bagi BPPT dalam mengoptimalisasi kesiapan untuk memasuki era Kendaraan Bermotor Listrik. Sehingga Indonesia tidak hanya menjadi pasar bagi kendaraan ramah lingkungan saja, namun juga memperoleh manfaat di berbagai sektor, termasuk ekonomi.

“Tentunya dengan semangat dan antusiasme yang tinggi agar kita mendapat kesempatan memperoleh manfaat lebih dalam berbagai hal termasuk ekonomi, dan tidak hanya sekedar menjadi pasar saja,” papar Hammam.

Hal itu, lanjut Hammam bertujuan untuk meningkatkan daya saing menuju kemandirian bangsa serta melaksanakan kaji-terap teknologi untuk menghasilkan inovasi teknologi, audit teknologi, kliring teknologi, alih teknologi, serta layanan teknologi. Termasuk dalam mendorong meluasnya penggunaan kendaraan ramah lingkungan.

“Sebagai bagian dari fungsi maupun misinya, dalam menyambut datangnya era kendaraan bermotor listrik (KBL) secara lebih luas di Indonesia, BPPT menjalankan peran strategisnya dengan melakukan kliring teknologi, alih teknologi maupun inovasi teknologi terkait pengembangan KBL beserta infrastrukturnya,” tutur Hammam.

Inovasi EVCS BPPT

Inovasi teknologi yang baru saja diperkenalkan BPPT secara luas kepada publik baru-baru ini adalah dua Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik atau Electric Vehicle Charging Station (EVCS).

Fast charging station 50 kW itu ditempatkan di dua kantor BPPT yang berada di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat dan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

“Keberhasilan BPPT meluncurkan dua Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik atau Electric Vehicle Charging Station (EVCS) menjadi bukti dukungan BPPT terhadap pengembangan kendaraan listrik dan infrastrukturnya di tanah air,” tambah Hammam.

Sejak dideklarasikan secara terbuka pada acara Focus Group Discussion (FGD) pada Juli lalu, kedua fasilitas tersebut sudah semakin dimanfaatkan secara baik oleh banyak pihak.

Ini merupakan bentuk penerapan dari salah satu peran BPPT yakni kliring teknologi.

Oleh karena itu, Konvoi KBL dalam puncak acara IEMS 2019 nanti rencananya akan berakhir di lokasi Charging Station BPPT di Puspiptek Serpong.

Hal ini sekaligus merupakan bentuk ajakan BPPT terhadap segenap pihak untuk lebih jauh mengenal dan memanfaatkan fasilitas tersebut.

Hammam pun mengajak berbagai pihak untuk mencoba dua fasilitas fast charging station milik BPPT itu dan berharap akan adanya kerjasama yang dibangun secara resmi terkait pemanfaatan inovasi tersebut.

“Kami kembali mengundang seluruh pihak yang terkait dengan KBL, mulai dari prinsipal, perusahaan yang memiliki armada, maupun pemilik pribadi KBL untuk dapat mencoba melakukan pengisian KBL nya di kedua fasilitas Charging Station BPPT tersebut, secara gratis, sambil menyiapkan kerjasama pemanfaatannya secara formal sebelum akhir tahun,” pungkas Hammam.

Pameran, Seminar dan konvoi kendaraan berbasis listrik dalam IEMS 2019 diharapkan memberikan kontribusi dalam percepatan kendaraan berbasis listrik serta memiliki daya ungkit besar bagi kesiapan Indonesia menghadapi era KBL. 

Hasil inovasi karya anak bangsa ini pun harus mampu unjuk gigi dan bersaing di tengah pesatnya perkembangan kendaraan listrik global dari berbagai pabrikan kendaraan ternama dunia, baik itu kendaraan listrik hybrid, kendaraan listrik berbasis baterai (battery electric vehicle), maupun autonomous vehicle.

Tentunya dalam mewujudkan Indonesia yang berdaya saing, dibutuhkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni agar mampu berinovasi menciptakan KBL karya anak bangsa dengan komponen lokal di dalamnya. Sehingga memacu geliat perkembangan kendaraan listrik di tanah air dan memberi warna terhadap industri otomotif nasional. “Kedepannya, dalam sektor transportasi, kemajuan inovasi Indonesia diharapkan tidak hanya pada penerapan kendaraan listrik saja, namun juga pada komponen-komponen pendukungnya. Bahkan kemajuan ini harus mendorong pemanfaatan smart electric vehicle secara masif dalam menghadapi era industri 4.0,” pungkasnya.

You May Also Like

More From Author