Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Standardisasi Nasional (BSN) memberikan penghargaan SNI Award tahun 2022 kepada 56 perusahaan dan organisasi yang menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara konsisten dengan kinerja unggul dan berkelanjutan.
Profil dan kisah sukses para peraih SNI Award tersebut diharapkan dapat menjadi role model bagi perusahaan dan organisasi lainnya untuk dapat meningkatkan kualitas produk maupun layanan melalui penerapan SNI sehingga dapat meningkatkan penerapan SNI oleh perusahaan dan organisasi secara lebih luas.
Kepala BSN, Kukuh S. Achmad dalam Penganugerahan SNI Award tahun 2022 di Jakarta pada Rabu (30/11/2022) mengatakan, BSN sangat berkepentingan untuk mendorong perusahaan dan organisasi untuk menerapkan SNI. Pasalnya, tantangan bagi perusahaan dan organisasi ke depan, semakin tinggi. Peningkatan kualitas produk melalui SNI, menurutnya, sudah menjadi keniscayaan.
Penghargaan SNI Award tahun ini adalah yang ke-17 sejak tahun 2005 diselenggarakan. Para penerima SNI tersebut sebanyak 56 organisasi yang terdiri dari peringkat Platinum, Emas, Perak, dan Perunggu yang meliputi 14 kategori.
Mereka berhak menerima SNI Award setelah lolos seleksi yang dilakukan secara ketat dan dinilai oleh 18 juri yang sangat kompeten. Dewan juri diketuai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia), M. Arsjad Rasjid P.M.
Direktur Eksekutif PPM Manajemen, Bramantyo Djohanputro menjadi Wakil Ketua Dewan Juri; dan Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian BSN, Zakiyah sebagai Sekretaris Dewan Juri. Sementara 15 orang juri lainnya yang terdiri dari perwakilan instansi pemerintah, asosiasi industri, media, masyarakat; serta Lembaga Penilaian Kesesuaian/LPK.
BSN berharap, dengan semakin banyaknya perusahaan dan organisasi yang menerapkan SNI maka akan menaikkan ‘value added’ di pasar, dan kepercayaan masyarakat juga akan meningkat. Tidak hanya skala perusahaan dan organisasi besar saja yang menerapkan standar namun banyak perusahaan dan organisasi mikro dan kecil juga yang telah menerapkan SNI.
“Ini membuktikan bahwa menerapkan SNI sesungguhnya dapat dilakukan oleh siapapun termasuk perusahaan dan organisasi berskala kecil. Yang terpenting adalah komitmennya untuk menerapkan SNI sebagai salah satu upaya memproduksi barang dan jasa yang berkualitas yang dapat melindungi konsumen dan meningkatkan daya saing,” ujar Kepala BSN.
Peran SNI Tahun Depan
Kepala BSN melanjutkan, tantangan penerapan SNI di tahun depan, tentu semakin tinggi. Situasi ekonomi global, adanya perjanjian perdagangan internasional, hingga persoalan domestik seperti membanjirnya produk impor, bencana alam, masalah kesehatan, pendidikan, pariwisata, dan sebagainya, perlu adanya pendekatan penerapan SNI.
Presiden Joko Widodo telah mengatakan bahwa dunia termasuk Indonesia akan menghadapi tantangan yang begitu besar yakni resesi ekonomi pada 2023 mendatang. Tahun 2023 diprediksi akan menjadi tahun yang tidak mudah akibat krisis ekonomi, pangan, hingga energi akibat pandemi Covid-19 dan perang antara Rusia-Ukraina.
“Tantangan ekonomi yang berbeda dari tahun sebelumnya, terutama kendala dari sisi supply akibat dampak pandemi maupun karena terjadinya perang dan perubahan geopolitik, sementara dari sisi demandnya terus bertambah sehingga menyebabkan kompleksitas yang luar biasa,” ujar Kukuh.
Kendati demikian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam sebuah kesempatan mengatakan, bahwa Pemerintah terus optimis bahwa Indonesia dapat mencapai pertumbuhan 5,2 atau 5,3 persen pada akhir tahun, serta pandangan optimis untuk tahun depan. Berbagai upaya dan strategi dilakukan.
Salah satunya peningkatan daya saing. Yang ini merupakan isu penting yang juga dibahas secara lebih mendalam pada Presidensi G20 Indonesia 2022, khususnya dalam Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG).
Tidak hanya itu, demi keberlanjutan industri dan perdagangan, standardisasi menjadi penting. Mulai dari sistem maupun produk dari organisasi/ jasa/ industri perlu dukungan standar. Dengan peran SNI termasuk ajang SNI Award ini, diharapkan perusahaan dan organisasi siap menerima tantangan di masa-masa yang akan datang.
“SNI Award merupakan bagian dari upaya stimulasi peningkatan penerapan SNI. Sehingga diharapkan juga dapat mendorong produsen dan konsumen semakin menghargai aspek mutu, dan memahami perlunya mereka berpartisipasi aktif dalam pengembangan dan penggunaan SNI sebagai referensi penyediaan dan permintaan pasar,” ungkap Kukuh.
Sebagai The National Quality Award of Indonesia, SNI Award diharapkan dapat menjadi salah satu faktor yang menunjang penerimanya untuk dapat berkompetisi di tingkat global.
Sampai September 2022, BSN telah menetapkan 14.277 SNI. SNI tersebut terdiri dari lingkup pertanian dan teknologi pangan berjumlah 3.051 SNI; konstruksi berjumlah 1.120 SNI; elektronik, teknologi informasi dan komunikasi berjumlah 1.120 SNI; dan teknologi perekayasaan 2.092 SNI.
Selanjutnya lingkup umum, infrastruktur, dan ilmu pengetahuan sejumlah 981 SNI; kesehatan, keselamatan, dan lingkungan berjumlah 1.284 SNI; teknologi bahan sejumlah 3.821 SNI; teknologi khusus sebanyak 536 SNI; serta transportasi dan distribusi pangan sejumlah 741 SNI.