JAKARTA – Sumbangan penguasaan iptek bagi perekonomian nasional masih sangat terbatas. Karena itu, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) berupaya memperkuat kelembagaan iptek melalui pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI).
Sekretaris Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek Dikti, Agus Indardjo mengungkapkan penguatan kelembagaan iptek merupakan langkah penting dalam penguatan sistem inovasi nasional. Penguatan ini mendorong lembaga iptek untuk berkinerja tinggi menghasilkan inovasi teknologi sesuai kebutuhan dan kapasitas pengguna teknologi yaitu masyarakat, industri, dan pemerintah.
“Penguatan kelembagaan iptek diarahkan agar mampu memberikan sumbangan nyata bagi daya saing sektor produksi, keberlanjutan dan pemanfaatan sumberdaya alam. Masyarakat Indonesia juga harus disiapkan dalam menyongsong kehidupan global yang maju dan modern,” kata Agus mewakili mewakili Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti saat membuka Rapat Kerja (Raker) Pengembangan PUI di Jakarta, Rabu (17/2/2016)
Menurutnya kegiatan pengembangan Pusat Unggulan diharapkan mampu menghasilkan lembaga litbang yang unggul dari sisi penguasaan iptek karena sesuai dengan tugas dan fungsi lembaga. Pengambangan difokuskan pada peningkatan kapasitas, kapabilitas dan kontinuitas.
Pencapaian tersebut memerlukan koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi dengan beberapa pihak terkait. “Karena itu diperlukan wahana koordinasi bersama khususnya membahas rancangan rencana kerja dan penguatan pada beberapa materi yang mendukung kinerja kelembagaan,” lanjutnya
Direktur Lembaga Litbang Kemenristek Dikti, Kemal Prihatman mengatakan Raker PUI bertujuan meningkatkan pemahaman lembaga PUI terkait skema, mekanisme dan tahapan pelaksanaan kegiatan pengembangan PUI 2016 guna mendukung hasil kinerja lembaga yang unggul, inovatif dan berdaya saing.
Menurut Kemal, pada 2016 program ini akan diteruskan dan diperluas agar lembaga litbang mampu menghasilkan produk iptek maupun produk inovasi yang berbasis demand/market driven. Terutama pengembangan dan pemanfaatan Iptek pada bidang pangan, energi, transportasi, teknologi infomasi dan komunikasi, pertahanan dan Keamanan, kesehatan dan obat, material maju, serta kemaritiman.
Raker PUI membahas antara lain rencana kerja PUI 2016, konsep revitalisasi, skema dan mekanisme pengembangan PUI, serta pembahasan rencana kerja pengembangan kinerja PUI. “Raker juga membahas konsep dan instrumen pengukuran tingkat kesiapan teknologi yang diharapkan mendukung proses pemanfaatan hasil produk lembaga litbang di dalam industry,” lanjutnya.
Dalam Raker PUI dilaksanakan penandatangan Kontrak Kerja PUI secara simbolis yang diwakili oleh Balai Besar Litbang Pascapanen Penelitian, Pusat Penelitian Kelapa Sawit dan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia. Raker yang berlangsung dua hari ini dihadiri 103 orang perwakilan dari 45 Lembaga PUI, serta 14 kepala lembaga litbang.