Jakarta, Technology-Indonesia.com – Di tengah pandemi Covid-19, setiap negara dituntut mengoptimalkan potensi sumber daya ekonomi yang dimiliki agar perekonomian dapat terus berjalan dan meminimalkan dampak Covid-19 terhadap dunia usaha. Entrepreneur atau wirausaha memegang peranan penting untuk memulihkan perekonomian dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan para wirausaha berperan dalam menciptakan nilai tambah, menghasilkan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan nasional, dan mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial. Namun pada fase awal inisiasi usaha, para teknopreneur membutuhkan dukungan pendampingan baik dari segi teknologi maupun manajemen agar dapat meningkatkan daya saing produk dan usahanya.
“Karena itu, pemerintah perlu bergerak cepat untuk dapat membantu para teknopreneur dalam mengolah Sumber Daya Alam (SDA) melalui riset dan inovasi agar menjadi produk intermediate atau produk akhir yang bermanfaat bagi masyarakat, terutama membantu teknopreneur dalam menghadapi tantangan dan menangkap peluang di masa-masa sulit seperti ini,” kata Menristek saat penandatanganan nota kesepahaman antara Kemenristek/ BRIN dengan Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (Inotek) tentang Program Seribu Teknopreneur Sejuta Pekerjaan yang digelar secara daring pada Senin (28/9/2020).
Saat ini, lanjutnya, ada beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha untuk dapat menghadapi new normal atau era adaptasi kebiasaan baru dengan memanfaatkan teknologi. Di antaranya adalah belanja daring, pembayaran digital, hiburan daring, health wearables, teleworking, virtual learning, augmented reality (AR)/virtual reality (VR), Supply Chain 4.0, Autonomous Robot/Drone, Contactless Logistic, Telemedicine, 3D Printing, dan kecerdasan artificial/ machine learning .
“Di sisi lain, difusi Teknologi Tepat Guna juga berperan untuk meningkatkan kinerja dunia usaha, khususnya UKM dan para teknoprenur untuk dapat meningkatkan nilai tambah produk. Pelaksanaan difusi Teknologi Tepat Guna bagi UKM antara lain melalui identifikasi dan seleksi, kegiatan difusi, dan evaluasi dengan mempertimbangkan lokasi dan potensi unggulan daerah,” tuturnya.
Sejak tahun 2015, Kemenristek/BRIN telah mendukung startup dan inovator Indonesia melalui Program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) yang kini telah di-rebranding menjadi Startup Inovasi Indonesia (SII), yang memiliki 8 sektor prioritas, yaitu pangan, transportasi, rekayasa keteknikan, kemaritiman, kesehatan, energi, pertahanan keamanan, multidisiplin dan lintas sektoral.
“Kami berharap melalui sinergi program Startup Inovasi Indonesia dan Program Seribu Teknopreneur Sejuta Pekerjaan, dapat menguatkan ekosistem kewirausahaan berbasis teknologi yang menyediakan lebih banyak lapangan pekerjaan serta pendampingan, pelatihan, dan fasilitas kebutuhan bagi para teknopreneur,” ungkapnya.
Pendiri Yayasan Inotek, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan kesempatan untuk berinovasi dan membangun ekosistem kewirausahaan yang lebih kondusif. Yayasan Inotek yang berdiri sejak tahun 2008 memiliki visi untuk mengembangkan inovasi di akar rumput dengan menciptakan teknologi tepat guna dan sistem pendampingan yang komprehensif.
“Saya berharap Program Seribu Teknopreneur Sejuta Pekerjaan ini akan fokus dalam pengembangan teknopreneur akar rumput sehingga bisa menyentuh usaha mikro di sektor-sektor utama seperti pangan, sektor konsumsi maupun sektor-sektor yang selama ini menggerakkan ekonomi,” tutur Sandiaga.
Hal senada disampaikan Ketua Dewan Pembina Yayasan Inotek, Ilham Habibie bahwa Inotek fokus pada inovasi untuk maupun dari akar rumput. “Karena itu yang harus perhatikan adalah bahwasannya teknologi bukan hanya adaptif tetapi juga tepat guna untuk memudahkan bagi rakyat dalam kegiatan keseharian yang berdampak pada perekonomian mereka,” lanjutnya.
Menurut Ilham, Seribu Teknopreneur Sejuta Pekerjaan ini merupakan program nasional yang menggabungan seribu teknoprenur handal yang ditingkatkan kemampuannya dengan kegiatan inkubasi, akselerasi dan lain sebagainya termasuk mentoring dan pelatihan yang dapat memberdayakan SDM di daerah. “Program ini dirancang untuk memulihkan ekonomi lokal dan berdampak untuk menciptakan lapangan kerja,” terangnya.
Pada kesempatan tersebut Plt. Deputi Bidang Penguatan Inovasi Kemenristek/BRIN, Jumain Appe mengatakan bahwa kerjasama ini menjadi bagian dari kemitraan antara pemerintah, asosiasi, dan dunia usaha serta lembaga litbangjirap didalam mendorong startup dan teknopreneur Indonesia baik untuk mendorong perekonomian nasional berbasis teknologi dan inovasi.
“Penandatangan nota kesepahaman ini akan menjadi sarana strategis bagi kedua belah pihak untuk saling melengkapi dalam hal pertukaran dan layanan iformasi, pengembangan bisnis, penerapan standar dan pemanfaatan produk inovasi, monitoring dan evaluasi, pelatihan dan promosi, penciptaan ekosistem technopreneurship dan lain-lain,” pungkasnya.
Kemenristek dan Inotek Bersinergi Kuatkan Ekosistem Kewirausahaan Berbasis Teknologi
