Cetak SDM Unggul, BRIN Kembali Kukuhkan 4 Profesor Riset

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Sebagai bagian dari upaya mencetak talenta unggul kebanggan Indonesia, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali mengukuhkan para perisetnya sebagai Profesor Riset di Jakarta, pada Selasa (12/9/2023). Pengukuhan profesor riset merupakan wujud nyata kaderisasi peneliti sehingga dapat menghasilkan karya-karya yang berkualitas global.

Untuk kedua kalinya pada tahun ini, BRIN menyelenggarakan Upacara Pengukuhan Orasi Profesor Riset untuk 4 peneliti dari berbagai bidang keilmuan. Keempat profesor riset yang dikukuhkan telah memaparkan orasinya di bidang masing-masing yang disiarkan melalui kanal Youtube @BRINIndonesia.

Keempat peneliti tersebut adalah Prof. Dr. Cynthia Henny, M.Sc (Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air), Prof. Dr. Ferhat Aziz, M.Sc (Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir), Prof. Dr. Eng. Hilman Ferdinandus Pardede, S.T, M.Eng (Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber), dan Prof. Dr. Ir. Bambang Sayaka, M.Sc (Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Ekonomi Industri, Jasa, dan Perdagangan).

Cynthia Henny, pakar bidang Limnologi menyampaikan orasinya mengenai “Pengelolaan Kualitas Air Danau Melalui Pendekatan Biogeokimia”. Danau merupakan hotspot bagi siklus biogeokimia elemen kimia yang menentukan karakteristik kualitas airnya.

“Keseimbangan proses biogeokimia dapat terganggu oleh tekanan dari aktivitas antropogenik dan dampak perubahan iklim yang menyebabkan perubahan dari spesies senyawa kimia dominan dan peningkatan konsentrasi polutan yang tidak diinginkan sehingga kualitas air danau terganggu,” tutur Cynthia.

Pendekatan biogeokimia sebagai pengendali utama kualitas air merupakan nature-based solution yang bisa menjadi solusi terbaik dalam menjaga kualitas air danau dalam mendukung ekosistem danau yang sehat dan lestari.

Ferhat Aziz, pakar bidang Aplikasi Energi Nuklir menyampaikan orasi tentang “Pemanfaatan Pemodelan dan Simulasi Berbasis Komputasi dalam Pengembangan Reaktor Nuklir”. PLTN merupakan sumber energi yang dapat menjadi andalan dan telah ba¬nyak dimanfaatkan di banyak negara maju.

Karena itu, paparnya, penguasaan iptek nuklir harus digiatkan di antaranya dengan peningkatan kemampuan dalam pemanfaatan pemodelan dan simulasi berbasis komputasi, yang dapat melengkapi pengembangan teori ilmiah dan eksperimentasi laboratorium secara lebih akurat, aman, dan selamat.

“Kemampuan simulasi komputasi dalam desain reaktor penting bagi kesiapan menyongsong era PLTN, yang diharapkan akan mendukung target net-zero emission pada 2060,” papar Ferhat.

Selanjutnya, Hilman Ferdinandus Pardede, pakar bidang Pengolahan Sinyal Multimedia dan Kecerdasan Artifisial memaparkan orasi tentang “Penerapan Pembelajaran Mesin (Machine Learning) dan Pembelajaran Dalam (Deep Learning) Berkinerja Tinggi Untuk Mendukung Sektor Pertanian di Indonesia”.

Menurutnya, pembelajaran mesin dan pembelajaran dalam adalah dua teknologi kunci dan dominan dalam kecerdasan artifisial saat ini. Pemanfaatan kecerdasan artifisial pada teknologi smart farming dan precision agriculture berpotensi besar untuk meningkatkan produksi hasil pertanian.

“Peran teknologi AI pada bidang pertanian yang dapat diterapkan di semua aspek pertanian antara lain untuk identifikasi penyakit, kualitas pangan, kondisi lahan, dan distribusi hasil pertanian,” kata Hilman.

Sementara itu, Bambang Sayaka, pakar bidang Ekonomi Pertanian akan menyampaikan orasi terkait, “Redesain Kebijakan Pengembangan Industri Benih Tanaman Pangan dan Sayuran Berbasis Permintaan Pasar”.

“Intervensi pemerintah melalui subsidi benih tanaman pangan, khususnya benih padi, jagung, dan kedelai, sudah diberhentikan, tetapi kebijakan bantuan gratis berupa benih tanaman pangan dan sayuran tetap dilanjutkan,” tutur Bambang.

Menurutnya, kebijakan perbenihan tanaman pangan dan sayuran hendaknya berbasis permintaan pasar supaya lebih efisien dan berdaya saing. Karena itu, perlu dilakukan redisain kebijakan pengembangan industri benih tanaman pangan dan sayuran.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko mengungkapkan dari orasi ke empat Profesor Riset tersebut, kita dapat melihat bahwa para periset telah menunjukan kontribusinya baik pada pengembangan iptek di bidang kepakarannya maupun dalam upaya mencari solusi permasalahan bangsa.

“Dikukuhkannya 4 Profesor Riset yang baru merupakan kebanggaan bagi kita semua. Ini bukti bahwa periset Indonesia khususnya BRIN dapat menghasilkan karya-karya penelitian yang berkualitas Internasional,” tutur Handoko.

“Tentunya dapat menjadi teladan, inspirasi, dan motivasi bagi periset lainnya untuk dapat menghasilkan hasil penelitian yang berkualitas untuk terus dikembangkan guna mendukung sustainability pembangunan,” pungkasnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author