BRSDM Dukung Kebumen Menjadi Desa Garam

Jakarta – Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja menerima kunjungan Bupati Kebumen Yazid Mahfudz, pada 8 Agustus 2019, di Ruang Rapat Kepala BRSDM, Gedung Mina Bahari III.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Kebumen meminta dukungan pada pemerintah pusat dalam hal bantuan pelatihan dan sarana prasarana untuk meningkatkan produksi dan kualitas garam.

“Di Tahun 2018, warga  Kebumen telah mengikuti pelatihan garam dengan Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Tegal. Juni 2018, sudah ada yang merintis dalam bentuk Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR). Pada Juli 2019, kami telah melakukan panen dengan produksi mencapai 31 kuintal dengan harga mencapai Rp5.000 per kilogram, yang berasal dari 11 unit berlokasi di Desa Mirit Petikusan Kecamatan Mirit yaitu  Kugar Jagad Kidul,” papar Yazid.

Pihaknya menyampaikan bahwa Kebumen memiliki perairan laut dengan panjang pantai 57,5 km, dengan ketersediaan bahan baku garam (air laut) yang sangat cukup, bersih, tidak tercemar dan bebas dari air tawar. Hal tersebut ditunjang dengan iklim kemarau yang cukup panjang, atau tidak mengalami gangguan hujan berturut-turut selama 4 – 5 bulan di Wilayah Kebumen. Daerah ini juga memiliki jumlah penduduk 1,3 juta jiwa sebagai sumber tenaga kerja.

“Di samping itu, kami tengah mengurus SNI dan menjadikannya garam beryodium sehingga menjadi garam konsumsi. Pengelolaan garam di Kebumen ini menjadi konsen kami untuk dapat mewujudkan pengelolaan garam yang baik serta meningkatkan perekonomian rakyat,” ucap Yazid.

Kepala BRSDM Sjarief Widjaja menyambut baik keinginan Bupati Kebumen untuk menjadikan wilayahnya sebagai sentra industri garam. Sjarief mendorong Pemda Kebumen untuk terlebih dahulu mematenkan merk garam hasil produksinya.

“Dengan hasil produksi dan kualitas garam yang baik, tidak menutup kemungkinan Kebumen dapat menutup kebutuhan garam di pasaran. Tentunya harus dibuat master plan dan mapping budidaya garam dari hulu ke hilir. Dari mulai produksinya, pengolahan, hingga pemasarannya. Kami juga mendorong Kebumen menjadi Desa Garam yang nantinya menjadi desa wisata,” papar Sjarief.

Sementara itu, kesuksesan Kabupaten Kebumen mendirikan industri garam juga tidak lepas dari pelatihan serta bantuan sarana dan prasarana yang telah diberikan oleh BPPP Tegal. BPPP Tegal memberikan Demplot Tunnel  Garam Rakyat, serta pelatihan Pengolahan garam konsumsi beryodium dilaksanakan oleh BPPP Tegal . Selain itu, BPPP Tegal juga memberikan bantuan peralatan pengolahan garam untuk Koperasi Mutiara Samudera Selatan Desa Taggulangin berupa mesin penghalus, mixer yodium dan mesin pengering.

Kepala Pusat Riset Perikanan Waluyo Sejati Abutohir yang turut hadir, juga menyampaikan bahwa pihaknya akan membantu dalam hal diversifikasi produk garam Kebumen. Pada pertengahan September 2019, Kepala BRSDM pun berencana untuk meresmikan Kabupaten Kebumen menjadi Desa Garam.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala BPPP Tegal Mochammad Muchlisin; Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Kebumen, La Ode Haslan; Sesdin KP Massagus Herunoto; Kabid Usaha Perikanan; Sigit Dwi Purnomo; dan Kasi Pelayanan Usaha Perikanan, Hajar Mutiana.

You May Also Like

More From Author