BPPT Kembangkan Teknologi Pengolah Air

JAKARTA – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan berbagai teknologi pengolahan air sebagai solusi permasalahan ketersediaan air minum yang layak dan bersih di Indonesia. Diantaranya, penerapan teknologi Biofiltrasi dan Ultrafiltrasi untuk meningkatkan kualitas air baku yang tercemar limbah domestik sehingga bisa diolah menjadi air siap minum.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 mentargetkan setiap masyarakat Indonesia di perkotaan maupun kawasan perdesaan sudah memiliki akses 100% terhadap sumber air minum aman dan fasilitas sanitasi layak pada 2019. Dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang berakhir September 2015, tingkat pemenuhan air minum untuk perdesaan masih dibawah target yakni 68,8%, sementara di perkotaan 72 persen.

Ketua Tim Air Bersih dan Sanitasi BPPT, Rudi Nugroho mengatakan pencapaian target akses 100% terhadap sumber air minum yang aman bukanlah hal mudah dicapai. “Kendala utama yang dihadapi adalah penurunan kualitas air baku karena pencemaran yang semakin tinggi. Secara jumlah, seringkali kita menghadapi kekurangan air baku terutama di musim kemarau, sementara di musim penghujan menghadapi masalah banjir,” kata Rudi dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (17/3/2016).

Menurut Rudi yang juga menjabat sebagai Direktur Pusat Teknologi Lingkungan BPPT, Institusi penyedia air minum yakni Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) juga memiliki banyak kendala. Banyak PDAM harus menanggung harga produksi yang lebih tinggi dari tarif atau harga air dari masyarakat. Tingkat kebocoran masih cukup tinggi yakni rata-rata 33%.

Selain itu banyak masyarakat yang tidak terjangkau sistem perpipaan PDAM yang tinggal di daerah pesisir maupun pelosok yang kualitas air bakunya kurang memadai seperti gambut dan payau/asin. “Untuk mengatasi hal tersebut perlu lompatan besar dan sinergi yang kuat dari semua pihak untuk memberi solusi konkrit,” lanjutnya.

Untuk air baku atau air sungai yang tercemar limbah domestik, BPPT mengembangkan teknologi Biofiltrasi dan Ultrafiltrasi. Teknologi ini bisa digunakan untuk perbaikan kualitas air baku PDAM. “Biofiltrasi ini untuk mengurai polutan-polutan organik dan polutan lain di dalam air dengan proses menggunakan mikroorganisme.” kata Rudi.

Kotoran yang masih ada yang sifat fisiknya melayang-layang difilter menggunakan membran. Proses Ultrafiltrasi ini menggunakan membran dengan lubang 1/100 micron sehingga bakteri yang berukuran 0,5 micron bisa tertahan.

Jika menggunakan pengolahan sistem konvensional, menurut Rudi, prosesnya rumit. “Air baku diproses dengan menggunakan tambahan bahan kimia, kemudian diendapkan, setelah itu difilter. Baru keluar di produknya. Kalau menggunakan teknologi membran, bisa menghasilkan kualitas yang sama bahkan jauh lebih bagus hanya dengan beberapa tahapan,” papar Rudi.

Teknologi Biofiltrasi dan Ultrafiltrasi telah diujicoba di PDAM Taman Kota – Jakarta. Pada 2005 PDAM tesebut tidak beroperasi karena air bakunya hitam dan tidak bisa diolah. “Dengan penerapan teknologi ini, PDAM Taman Kota bisa dioperasikan kembali dengan kapasitas 100 Liter per detik,” ungkap Rudi.

Teknologi ultrafiltrasi pernah dimanfaatkan untuk pengolahan air banjir di Pluit pada 2013. Dengan teknologi ini, masyarakat terdampak banjir bisa mendapatkan air bersih untuk mandi.

BPPT juga menggunakan membran RO (Reverse Osmosis) untuk mengolah air menjadi air siap minum. “Terutama air yang mengandung kadar garam yang cukup tinggi, sehingga tidak bisa dimanfaatkan secara langsung dengan menggunakan teknologi konvensional. Dengan RO garamnya bisa hilang atau turun,” kata Rudi.

Selain teknologi Biofiltrasi dan Ultrafiltrasi, BPPT mengkaji terapkan teknologi online monitoring untuk pengendalian pencemaran air baku, teknologi daur ulang air limbah, serta teknologi pengolahan air gambut.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author