Dukung Pembangunan PLTN Pertama di Indonesia, BKTN PII Dorong Kesiapan Insinyur Profesional dan Industri

TechnologyIndonesia.id – Indonesia saat ini tengah bersiap memasuki era baru dalam sejarah pembangunan energi nasional. Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sudah masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2030.

RPUTL tersebut mencantumkan pembangunan dua unit PLTN dengan kapasitas masing-masing 2×250 MW, yang direncanakan beroperasi pada tahun 2032 dan 2033. Langkah ini akan diikuti oleh pembangunan PLTN berikutnya.

Untuk mendukung program pemerintah tersebut, Badan Keahlian Teknik Nuklir, Persatuan Insinyur Indonesia (BKTN-PII) bekerja sama dengan Pengurus Pusat PII menggelar workshop nasional bertema “Re-Industrialisasi: Kesiapan Insinyur Profesional dan Industri dalam Mendukung Pembangunan PLTN Pertama di Indonesia”.

Workshop yang mendapat dukungan teknis dari PT. Global Transport Indonesia (GTI) ini digelar secara hybrid dari Sekretariat PII, di Graha Rekayasa Indonesia, Jakarta Selatan pada Senin (13/10/2025).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PII, Teguh Haryono saat membuka workshop menyampaikan bahwa membicarakan PLTN, bukan sekadar membicarakan proyek energi, tetapi juga tentang simbol kesiapan industri dan insinyur nasional dalam menghadapi era baru.

“PLTN menuntut rantai pasok yang kuat mulai dari baja, manufaktur, teknologi, dan konstruksi. Re-industrialisasi memberi peluang bagi industri nasional untuk naik kelas, dari pengguna teknologi menjadi produsen dan pengembang yang luar biasa,” tuturnya.

Teguh mengungkapkan bahwa di kalangan ASEAN, Indonesia masih tertinggal dari Thailand dan Vietnam. Namun, Indonesia mempunyai potensi besar untuk mengembangkan PLTN, dengan kebutuhan energi yang besar dan sumber daya alam yang melimpah.

Untuk itu, insinyur Indonesia harus siap dengan kompetensi lintas disiplin—mesin, elektro, nuklir, sipil, kimia, hingga teknologi informasi. “Melalui peningkatan kualitas dalam sertifikasi dan peningkatan kapasitas dalam jumlah insinyur profesional, kita buktikan bahwa insinyur Indonesia mampu menjawab amanah sejarah ini dengan standar global,” imbuhnya.

Menurutnya, upaya memajukan peradaban dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia dapat dicapai melalui penyelenggaraan keinsinyuran yang andal dan profesional yang mampu meningkatkan nilai tambah, daya guna dan hasil guna, memberikan pelindungan kepada masyarakat, serta mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

Teguh menekankan bahwa industri nasional harus terlibat penuh dalam pembangunan PLTN. Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) harus ditingkatkan dan kerjasama dengan mitra internasional dilakukan dengan posisi mitra sejajar, sehingga transfer teknologi benar-benar terjadi.

“Kesadaran perlunya kolaborasi setiap stakeholder sangat diperlukan untuk mewujudkan semangat membangun PLTN di bumi pertiwi,” tuturnya.

Kolaborasi Lintas Disiplin

Ketua BKTN PII, Khoirul Huda menyampaikan bahwa pembangunan PLTN merupakan proyek multidisiplin karena menyangkut berbagai disiplin keilmuan dan teknologi. Karena itu, seminar menghadirkan pakar yang mewakili berbagai disiplin ilmu dan pelaku industri untuk mendukung program PLTN pertama di Indonesia.

Menurutnya, re-industrialisasi berarti membangun kembali kemampuan dalam negeri untuk dapat memproduksi, menghasilkan berbagai komponen struktur dan sistem yang diperlukan di dalam industri maju. “Re-industrialisasi tidak akan terwujud kecuali ada peran insinyur dan kita semua,” imbuhnya.

Workshop diikuti sekitar 40 peserta yang hadir secara langsung dan lebih dari 400 peserta yang hadir secara daring dari berbagai bidang keahlian dan daerah. Peserta seminar terdiri atas insinyur profesional, akademisi, pelaku industri, regulator, serta perwakilan lembaga pendidikan tinggi dan asosiasi teknik.

“Kegiatan ini menjadi ajang kolaborasi lintas disiplin yang diharapkan akan melahirkan gagasan dan rencana tindak lanjut menuju kesiapan SDM dan Industri di era energi nuklir,” terang Khoirul.

Workshop ini dirancang interaktif, menggabungkan paparan para ahli, diskusi panel, dan sesi diskusi kelompok untuk memastikan peserta tidak hanya memperoleh wawasan, tetapi juga berkontribusi langsung dalam penyusunan langkah-langkah strategis.

Pada sesi paparan utama, para pakar di bidangnya menyampaikan materi terkait tantangan dan peluang pembangunan PLTN pertama di Indonesia, persiapan manajemen proyek pembangunan PLTN, serta kesiapan regulasi persyaratan kualitas, keselamatan dan keamanan PLTN.

Selanjutnya dilaksanakan diskusi panel yang diharapkan menghasilkan beberapa kesimpulan mengenai status SDM profesional, kapasitas industri dan kesiapan regulasi saat ini untuk mendukung pembangunan PLTN.

Pada sesi workshop kelompok, peserta berperan aktif dalam mengidentifikasi kebutuhan seeperti kolaborasi antar bidang keahlian untuk penyiapan insinyur profesional, program peningkatan kesiapan industri serta dukungan regulasi.

Seluruh hasil diskusi dan kerja kelompok kemudian dirangkum satu dokumen yang memuat rangkuman hasil diskusi dan rekomendasi aksi-nyata, serta perumusan tindak lanjut berikutnya. Sebagai salah satu tindak lanjut workshop ini adalah dibentuknya komunitas para SDM profesional dan Industri PLTN.

Workshop diakhiri dengan komitmen bersama bahwa kolaborasi lintas bidang dan institusi harus terus berlanjut guna memastikan kesiapan Indonesia dalam membangun dan mengoperasikan PLTN dengan standar keselamatan dan keamanan nuklir, teknologi mutakhir, dan efisiensi tinggi,” ujar Khoirul.

Melalui kegiatan ini, BKTN dan Pengurus Pusat PII menegaskan peran penting insinyur Indonesia dalam mendukung pembangunan infrastruktur energi masa depan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Hasil dan rekomendasi workshop akan menjadi dasar bagi penyusunan program kerja BKTN dan PII Pusat dalam mendukung pembangunan PLTN di bidang SDM profesional, keterlibatan industri dengan memperhatikan secara ketat regulasi dan standar nuklir, baik secara nasional maupun internasional.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author