Amerika Dukung Penambahan Bouy Pemantau Iklim di Samudera Hindia

buoyatsea

Tahun depan Indonesia dan Amerikas Serikat akan melakukan kerjasama yang fokus pada lima hal, yakni   menempatkan Tsunameter STD II di katulistiwa, lepas pantai barat Sumatera, menempatkan Tsunameter Easy to Deploy (ETD) di selatan Bali, pelatihan dan peningkatan kapasitas, pengembangan Tsunameter ETD dan penambahan bouy di Samudera Hindia.

Khusus penambahan bouy pada 2012 akan dipasang delapan bouy untuk menambah enam bouy yang sudah ada sebelumnya. Pemasangan bouy ini hasil kerja sama National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) AS dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Bouy yang ditempatkan di Samudera Hindia itu berfungsi untuk memantau iklim jangka pendek (prediksi El Nino atau La Nina) maupun jangka panjang (perubahan iklim).

Deputi Kepala BPPT bidang Pengembangan Sumber Daya Alam Ridwan Djamaluddin mengatakan rencana pemasangan bouy baru dimanfaatkan untuk observasi laut dan atmosfer. Sebelumnya bouy yang dipasang hanya untuk memantau tsunami.

Tsunameter yang akan dipasang memiliki sensor anomali dengan daya sensitivitas 1,5 cm bisa mendeteksi potensi tsunami dan langsung memberitahu ke darat untuk berhati-hati terhadap tsunami. “Untuk bouy ocean and climate untuk memperoleh data kelautan dan atmosfer sehingga didapat perkiraan iklim yang lebih baik,”katanya.

Kerja sama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) untuk pengkajian, analisa peringatan, kesiapsiagaan dan mitigasi bencana alam Selasa  (15/11) ditandatangani Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta dengan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Scot A Marciel, di Jakarta.

Gusti mengatakan kerja sama yang penting antardua negara itu telah diawali 20 November 2006 di bidang observasi kelautan dan iklim yang kemudian dilanjutkan ke bidang deteksi multi bencana, mengurangi risiko dan pemulihan pascabencana.

Gusti mengatakan kerja sama yang dijalin  antar dua negara ini bisa saling memberi kontribusi sehingga kantinya tidak hanya Indonesia dan Amerika yang mendapat keuntungan atau manfaatnya tetapi juga dunia.

Gusti menambahkan kerja sama ini juga bisa menciptakan beragam inovasi untuk bisa dijadikan bekal bagi generasi yang akan datang.

Duta Besar Amerika Serikat Scot Marciel juga memandang kerja sama antara Indonesia dan Amerika yang terjalin baik itu tidak hanya dirasakan dua negara tetapi juga masyarakat di seluruh dunia.

Kerja sama itu untuk meningkatkan kapasitas Indonesia siap menghadapi bencana, respon terhadap bencana dan penanganan sebelum bencana terjadi. Tujuannya untuk mengurangi korban jiwa.

Scot melanjutkan, Amerika tidak hanya memberi transfer iptek ke Indonesia tetapi juga belajar dari peneliti Indonesia. Baginya peringatan dini terhadap bencana penting.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author