TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyiapkan infrastruktur Kawasan Stasiun Lapangan ekskavasi arkeologi di Dusun Maribaya, Desa Kalinusu, Kecamatan Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah. Infrastruktur ini disiapkan untuk menciptakan talenta periset unggul Indonesia di bidang arkeologi yang menghasilkan riset berdampak global.
Menurut Kepala Pusat Riset Arkeometri BRIN, Sofwan Noerwidi sekaligus periset dan project manager menyampaikan, kawasan Situs Bumiayu awalnya ditemukan pada 1920-an. Riset di kawasan ini terus mengalami perkembangan signifikansi dengan penemuan fosil-fosil fauna, yang menunjukkan periode cukup tua dari awal Kala Pleistosen, sekitar dua juta tahun lalu.
“Oleh sebab itu, BRIN hadir di kawasan ini dalam rangka mengelaborasi hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan peneliti sebelumnya, dan menemukan hal-hal baru terkait sejarah evolusi manusia, budaya, dan lingkungan di Nusantara,” ujar Sofwan pada gelaran Festival Kampoeng Poerba, dalam rangka hari jadi Kabupaten Brebes ke-347, Kamis (23/1/2025).
Berdasarkan potensinya, situs Bumiayu nantinya dapat menjawab proses pengangkatan daratan, hingga terbentuknya pulau Jawa. Di samping itu untuk mengetahui jenis-jenis fauna terrestrial, bentuk lanskap, serta manusia purba, dan budayanya yang pernah tinggal di kawasan ini.
Terkait dengan skema riset, Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra (Arbastra) BRIN, Herry Yogaswara menjelaskan kegiatan riset di situs Bumiayu ini rencananya akan berlangsung selama lima hingga tujuh tahun.
“Dengan rentang waktu riset panjang tersebut diharapkan mampu mendapatkan temuan-temuan penting. Dari sisi arkeologi khususnya yang berkaitan dengan human evolution,” ucapnya.
Ia juga berharap, nantinya akan ada riset dengan disiplin ilmu berbeda seperti masa klasik pengaruh Hindu-Buddha, serta riset-riset terkait dengan sosial humaniora seperti sejarah, manuskrip, tradisi lisan, dan bahasa.
“Daerah ini merupakan perbatasan antara kebudayaan Jawa dan Sunda, tentu saja banyak sekali kajian-kajian tentang budaya. Kemudian tradisi lisan, manuskrip, serta bahasa yang perlu kita riset dan publikasikan bersama,” tutur Herry.
Berkaitan dengan progres pembangunan infrastruktur di Kawasan Stasiun Lapangan Ekskavasi Bumiayu, Deputi Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN Iman Hidayat memaparkan, pembangunan fasilitas stasiun lapangan arkeologi ini merupakan pertama kali di Indonesia dan akan dilengkapi dengan fasilitas mutakhir dan lengkap.
“Sejak akhir tahun lalu BRIN telah membangun infrastruktur jalan menuju stasiun lapangan di Desa Maribaya sepanjang kurang lebih 3,8 kilometer. Pembangunan jalan ini bertujuan untuk mempermudah akses bagi para periset menuju stasiun lapangan serta membantu kelancaran transportasi warga sekitar,” terangnya.
Ia menyebut, stasiun penelitian lapangan ini nantinya juga akan dilengkapi dengan fasilitas penginapan untuk periset dan mahasiswa. Selanjutnya fasilitas storage dan laboratorium lapangan, serta fasilitas kelas untuk pertemuan kecil.
“Kami berharap, para periset yang melakukan ekskavasi di lapangan selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun bisa nyaman, karena memiliki fasilitas dan infrastruktur pendukung riset yang lengkap. Konsep pembangunan stasiun lapangan terpadu ini akan menjadi budaya riset baru bagi para periset arkeologi di Indonesia,” tutup Iman. (Sumber brin.go.id)
Ciptakan Periset Unggul Bidang Arkeologi, BRIN Siapkan Infrastruktur Stasiun Penelitian di Bumiayu
