Menguak Misteri Kehidupan Kerabat Rafflesia

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Rafflesia merupakan flora dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999. Semua anggota marga Rafflesia dikategorikan sebagai tumbuhan dengan status genting (Endangered) dalam Red list IUCN.

Populasi Rafflesia menurun terus seiring dengan laju kehilangan hutan. Bila tidak segera ditangani maka dalam waktu dekat dikhawatirkan akan punah. 

Upaya konservasi Rafflesia terus dilakukan oleh BRIN melalui Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya, dan Kehutanan (PR KTKRK), Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (OR HL). Selain sifat tumbuhnya yang endemik, hasil kajian studi  biologi reproduksi Rafflesia juga banyak yang masih menjadi misteri, baru sedikit yang berhasil diungkap. 

Hal ini menjadi penyebab utama kelangkaan kerabat Puspa Langka Bangsa Indonesia. Muhammad Imam Surya menyampaikan hal tersebut saat mewakili Kepala PR KTKK, pada acara Garden Talk ke-7 yang digelar secara daring, pada Selasa (27/6/2023).

Agus Susatya, Kepala Pusat Studi Lingkungan dan Perhutanan Sosial Universitas Bengkulu dalam paparannya sebagai narasumber membawakan topik Biologi Reproduksi Rafflesiaceae. Profesor bidang konservasi yang akrab disapa Agus itu menyebutkan bahwa informasi tentang hasil kajian sistem reproduksi Rafflesia masih sangat terbatas.

“Kami para penggiat konservasi Rafflesia menyebutnya sebagai black hole, akibat masih sedikitnya kajian  sistem reproduksi bunga Rafflesia,” ungkap Agus. 

Ia menjelaskan masalah utama reproduksi Rafflesia terletak pada bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dan terdapat pada individu yang berbeda dengan perbandingan 9:1.

“Keberadaan bunga betina jauh lebih sedikit dibandingkan bunga jantan dan jika ada dua bunga yang bersamaan mekarnya, perlu sinkronisasi untuk keberhasilan penyerbukannya,” terang Agus. 

“Hingga saat ini yang masih menjadi misteri apakah Rafflesia diperbanyak secara vegetatif atau generatif? Bagaimana proses inokulasi biji? Penyebaran bijinya? Proses perkecambahan biji di dalam inangnya? Dan masih banyak lagi misteri biologi reproduksi Rafflesia yang masih blank,” ujar Agus. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author