Satelit Lapan A2 Bantu Deteksi Lalu Lintas Kapal

Banyaknya pelanggaran hukum di laut Indonesia dan rendahnya tingkat keamanan serta keselamatan moda transportasi laut di Indonesia disebabkan salah satunya oleh kemampuan pihak ototritas laut yang masih sangat terbatas.

Sementara itu teknologi pemantauan lalu-lintas kapal yang saat ini ada mengandalkan sensor yang berada di pantai dan kapal patroli, dimana cakupan dari sensor ini sekitar 30nm (56 km) karena terbatas jarah horizon bumi. Dan salah satu sensor yang digunakan untuk memantau kapal adalah Automatic Identification System (AIS).

AIS adalah sistem pemantauan kapal laut yang berbasis komunikasi digital VHF dan GPS.
Berdasarkan aturan IMO, sistem ini harus dipasang pada kapal dengan bobot minimal 300 ton. Secara prinsip semakin tinggi sensor tersebut digunakan akan semakin luas cakupannya. Sehingga merupakan sangat potensial untuk ditempatkan di satelit.

Sementara itu Indonesia memiliki satelit LAPAN-A2 didesain untuk tiga misi yaitu pengamatan bumi, pemantauan kapal dan komunikasi radio amatir. Dengan berat sekitar 75 kg, satelit LAPAN A2 diantarnya juga membawa muatan Automatic Identification System (AIS) receiver dan Automatic Packet Reporting System (APRS).

Selain itu untuk misi pengamatan bumi akan menggunakan kamera digital 4 megapixe, yang akan dipasang pada lensa dengan panjang fokus l000 mm. Satelit dengan berat 78 kg ini direncanakan untuk diluncurkan pada pertengahan tahun 2013, ke orbit inklinasi rendah dengan ketinggian 650 km.

Pada orbit tersebut LAPAN-A2 akan melintasi wilayah Indonesia secara diagonal sebanyak 14 kali sehari dengan lama waktu melintas sekitar 20 menit. Pada orbit tersebut AIS LAPAN-A2 akan mempunyai radius deteksi lebih dari 100 km dan mempunyai kemampuan untuk menerima sinyal dari maximum 2000 kapal dalam satu daerah cakupan.

Sebagai bagian dari persiapan satelit, dilakukan pengujian fungsi terhadap subsistem AIS LAPAN-A2. Pengujian yang ditampilkan dilakukan secara menyeluruh, yakni melibatkan komponen satelit yang sesungguhnya dalam rantai penuh dari penerimaan data kapal hingga transmisinya ke stasiun bumi LAPAN-A2.

Pengujian dilakukan di daerah Jakarta Utara, agar penerima AIS menerima data AIS yang dikirimkan oleh kapal-kapal yang berada disekitar pelabuhan Tanjung Priok. Pengujian ini dilakukan untuk melihat kemampuan penerimaan, pengiriman, dan perekaman data AIS yang dilakukan menggunakan sistem muatan AIS satelit LAPAN-A2.

Dari salah satu pengujian yang dilakukan didapat data dari sekitar 78.000 AIS kapal, pada perekaman selama 12 jam. Data tersebut disajikan dalam bentuk seri waktu (time series) pada peta daerah pelabuhan Tanjung Priok Video sehingga berwujud animasi (dengan waktu dipercepat), seperti disajikan dibawah ini.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem muatan AIS LAPAN-A2 bekerja dengan baik. Selanjutnya Tim Integrasi dan Test LAPAN-A2 menunggu kesempatan untuk bisa dilakukannya test muatan AIS ini dengan pesawat terbang (dan melintasi daerah yang lalu-lintas lautnya padat).

Namun, pengujian secara statis seperti itu mempunyai keterbatasan jarak horizon yang pendek serta ganguan multipath. Sehingga kemampuan penuh LAPAN-A2 untuk menerima sinyal yang banyak alam sekaligus belum teruji. Jika ada pembaca yang bisa membantu mengenai hal ini agar menghubungi anggota Tim Integrasi dan Test LAPAN-A2,

Keberadaan satelit tersebut terkait dengan lalu lintas kapal di perairan Indonesia masih menunggu perkembangan. Sebagaimana diketahui Indonesia adalah negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia. Luas Laut teritorinya sekitar 5.8 milion km2 yang adalah 75% dari luas wilayahnya.

Karena lokasinya diantara 2 samudera dan 2 benua, International Maritime Organization (IMO) meminta agar Indonesia memberi jalur untuk melintak pelayaran internasional wilayahnya, yakni yang disebut Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). ALKI 1 adalah dari selat Malaka hingga selat Sunda, ALKI 2 dari selat Sulawesi hingga selat Lombok. Pada ALKI 1 saja ratusan kapal melintas tiap harinya.(sumber: Lapan)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author