Hadirkan Produk Telur Berkualitas Prima, Super Indo Dukung Pelatihan Sistem Peternakan Ayam Bebas Sangkar

Technology-Indonesia.com – Supermarket Super Indo terus berkomitmen menghadirkan produk asal hewan berkualitas prima, sehat dan aman, serta mendukung kesejahteraan hewan, terutama pada produk telur ayam.

Hari ini (6/11/2023), Super Indo melakukan acara closing ceremony pelatihan penerapan sistem peternakan bebas kandang sangkar (cage free) kepara para pemasok telur ayam di Super Indo.

Pelatihan ini merupakan hasil kerjasama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Global Food Partners (GFP) untuk mendukung transformasi telur ayam bebas kandang sangkar serta peningkatan kapasitas produsen telur ayam.

General Manager of Corporate Affairs & Sustainability Super Indo, Yuvlinda Susanta mengungkapkan bahwa tahun lalu, Super Indo telah memulai kerjasama bersama Universitas Gadjah Mada dan Global Food Partners melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) untuk meningkatkan kapasitas produsen telur ayam Super Indo.

“Kami melihat pergerakan ketertarikan yang lebih baik dalam hal kesehatan, kesejahteraan, dan keberlanjutan di market. Karenanya, dalam menyediakan telur ayam di gerai, sumber lokal penting bagi kami, baik dari segi tanggung jawab sosial, keamanan produk, dan aspek kesejahteraan hewan,” ungkap Yuvlinda.

Karena itu, terangnya, bagi para peternak ayam petelur untuk mendapatkan edukasinya sedini mungkin dan mengambil peluang bisnis di masa depan. Selanjutnya sejak Maret 2021, pihaknya telah menambahkan pilihan telur tanpa sangkar atau cage free egg di seluruh gerai Super Indo.

“Kami juga mengedukasi pelanggan secara komprehensif untuk membantu mereka memahami manfaat telur tanpa kandang sekat atau cage free egg ini,” imbuh Yuvlinda.

Saat ini, Universitas Gadjah Mada bersama Global Food Partners telah membangun Cage-free Innovation and Welfare Hub di Yogyakarta, Indonesia. Pusat Pelatihan International dan Peternakan Model untuk produksi dan manajemen telur merupakan yang pertama di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara.

Dekan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Prof. Budi Guntoro menyampaikan rasa senang karena Super Indo mengirimkan para pemasok telur ayamnya untuk mengikuti pelatihan cage free ini. Menurutnya, cage free sistem merupakan model yang bisa digunakan untuk pendidikan maupun dipergunakan dalam bisnis.

Ia menjelaskan, setidaknya ada tiga sistem yang dapat diterapkan dalam peternakan ayam. Pertama adalah konvensional yaitu dengan sangkar satu-satu yang banyak dilakukan oleh peternak kecil maupun skala industri.

“Kedua adalah cage free system ini yaitu memberikan luasan yang berbatas. Yaitu disediakan sangkar yang alamiah, sehingga ayam bisa bertengger, bertelur dengan nyaman,” terang Budi.

Level ketiga adalah yakni free range yang memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada ayam untuk bisa bergerak secara menyeluruh. “Perlakuan terhadap ternak merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan kualitas telur di samping treatmen pakan dan kebersihan lingkungan,” ungkapnya.

“Dan terima kasih kepada Super Indo yang dua atau tiga langkah yang bisa menatap masa depan dan mempunyai segmen pasar sendiri,” imbuh Budi.

Berdasarkan Outlook Komoditas Peternakan Telur Ayam Ras Petelur, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2022 Tahun 2023, konsumsi nasional diperkirakan sebesar 5,59 juta ton dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2026 menjadi 5,78 juta ton dengan rata-rata pertumbuhan 1,16% per tahun.

Menurut Food & Agriculture Organization, Indonesia merupakan negara produsen telur terbesar ke-7 di dunia. Survei penilaian kebutuhan produsen Global Food Partners baru-baru ini menemukan bahwa produsen telur di Indonesia membutuhkan dukungan dari para ahli tentang bagaimana transisi dari sistem kandang konvensional ke produksi bebas sangkar.

Kristina Yolanda, Indonesia Program Manager Global Food Partners menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan implementasi dari poin kerjasama GFP bersama Super Indo dan UGM. Kerjasama yang telah dilakukan tentunya memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas produsen telur ayam Super Indo akan sistem cage free.

“Selain itu, harapannya para produsen telur ayam yang Super Indo kirimkan mendapatkan pembelajaran dan praktik terbaik dalam manajemen serta produksi telur ayam bebas sangkar dan nantinya ilmu yang mereka peroleh dapat diterapkan di peternakan mereka masing-masing,” tutur Kristina.

Yuvlinda Susanta menambahkan, “Sangat penting bagi kami untuk memastikan telur ayam yang tersedia di semua gerai Super Indo berkualitas baik dan memiliki standar kemananan pangan serta kesejahteraan hewan. Kami akan menggunakan upaya terbaik kami untuk mempromosikan telur ayam bebas sangkar.”

Dengan meningkatkan produksi cage free egg di dalam negeri, Ia berharap tidak ada lagi keterbatasan dalam ketersediaan, keterjangkauan dalam waktu dekat, dan penerimaan pasar yang semakin tinggi.

“Pelatihan yang telah dilaksanakan ini dapat bermanfaat bagi pemasok telur ayam Super Indo dan nantinya bisa diimplementasikan dengan baik,” tutup Yuvlinda.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author