Peneliti Pangan Asia Bahas Ketahanan Pangan

Pertumbuhan penduduk negara-negara Asia diperkirakan meningkat 3,6 hingga 4,5 miliar dari tahun 2010-2050. Konsumsi kebutuhan pangan juga meningkat secara signifikan yang berakibat pada ancaman ketahanan pangan.

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof. Dr. Lukman Hakim mengatakan bahwa pertumbuhan pendapatan yang tinggi di banyak negara Asia mendorong pergeseran konsumsi makanan ke arah yang lebih sehat. Untuk mengantisipasinya, campur tangan iptek bidang pangan sangat dibutuhkan. “Teknologi akan mampu menaikkan produksi pangan berkualitas untuk mencukupi kebutuhan pangan dan menjaga stabilitasnya,” katanya.

Harga pangan di berbagai negara juga mengalami peningkatan pesat. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh kenaikan harga energi, ekspansi energi alternatif biofuel, serta kebijakan perdagangan. Harga pangan yang tinggi memicu tingkat kelaparan di sejumlah negara Asia.

The 2012 Global Hunger Index (GHI) mencatat bahwa proporsi gizi, ancaman gizi buruk anak, dan tingkat kematian anak di 13 negara Asia masih menghawatirkan. Ke-13 negara tersebut adalah Timor Leste, Bangladesh, India, Nepal, Laos, Pakistan, Kamboja, Korea Utara, Sri Lanka, Filipina, Indonesia, Mongolia dan Vietnam.

“Mereka harus melakukan terobosan inovatif melalui eksplorasi sumber daya alam untuk alternatif makanan, praktek pertanian berkelanjutan, penerapan teknologi bioprocessing makanan dan rekayasa pangan,” jelasnya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, para peneliti dari berbagai negara Asia menggelar simposium internasional The 5th ASIAHORCs (Head of Research Councils in Asia), di Hotel Santika Siligita Nusa Dua, Bali pada 26-28 November 2013. Simposium tersebut dihadiri oleh ilmuwan, akademisi, praktisi dan pengambil kebijakan dari negara anggota ASIAHORCs, yakni China, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Para pimpinan lembaga penelitian dan pendanaan juga akan bertemu untuk membahas sistem inovasi di masing-masing negara.

Kepala Biro Kerja sama dan Pemasyarakatan Iptek (BKPI) LIPI, Dr. Bogie Soedjatmiko Eko Tjahjono menambahkan bahwa ada lima bidang yang menjadi bahasan dalam simposium tersebut. Bidang itu, antara lain bioresources untuk pangan, functional food, teknologi bioprocessing untuk pangan, rekayasa pangan, dan kebijakan Iptek bidang pangan yang menjembatani antara kepentingan politik dan investasi.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author