Tak Semanis Gula Thailand

gula
Produksi gula Indonesia tertinggal dari Thailand. Negeri gajah putih ini kini mampu menghasilkan delapan juta sementara Indonesia yang jumlah penduduk maupun lahannya lebih luas dari Thailand hanya mampu menghasilkan sekitar 2,2 juta ton.

“Padahal Thailand pernah belajar mengenai gula dari Indonesia beberapa waktu silam,” kata Deputi Kepala BPPT bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa  Dr Erzi Agson Gani di Jakarta, Kamis (12/1).

Menurut Erzi produksi gula nasional selama ini sangat rendah tidak sebanding dengan kebutuhan gula dalam negeri yang mencapai sekitar lima juta ton per tahun. Akibatnya Indonesia selalu harus mengimpor gula.

Rendahnya produksi gula nasional disebabkan kapasitas produksi pabrik-pabrik gula yang ada selama ini kecil, bahkan mayoritas pabrik gula di Indonesia telah berusia lebih dari 150 tahun dan merupakan peninggalan Belanda.

Untuk mengejar produksi gula tersebut Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sudah punya  desain pabrik gula Merah Putih berkapasitas 10.000 ton tebu per hari. Pabrik tersebut direncanakan untuk dibangun dalam rangka program revitalisasi industri gula nasional untuk mencapai swasembada gula pada 2014.

“Pada program revitalisasi industri gula kita perlu membangun 15 pabrik gula baru dengan kapasitas 10.000 Ton Cane Daily, saat ini BPPT sedang dalam proses membuat desain detilnya,” kata Erzi.

Diharapkan desain ini selesai tahun 2012 ini dan menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib yang digunakan pada saat pembangunan 15 pabrik gula tersebut.

Selain mendesain pabrik gula baru berkapasitas besar, pihaknya juga terlibat dalam revitalisasi  Pabrik Gula yang sudah ada dengan menyelesaikan desain otomasi untuk pabrik gula Semboro dan Tasik Madu berupa desain peralatan “low grade and high grade centrifuge” serta optimasi teknologi proses karbonatasi dan diversifikasi produk.

Selain itu hambatan lain bagi program revitalisasi industri gula, tambahnya, adalah keterbatasan penyediaan lahan bagi tanaman tebu yang memerlukan sekitar 500 ribu hektare lahan baru untuk memenuhi kebutuhan gula nasional yang mencapai sekitar lima juta ton per tahun itu.

Rendemen gula (kadar kandungan gula di dalam batang tebu) nasional  yang hanya berkisar tujuh persen dari potensi 12 sampai 14 persen juga menyebabkan produktivitas tebu Indonesia rendah.

“Berarti perlu digiatkan pencarian varietas baru untuk tebu yang bisa meningkatkan rendemennya dan meningkatkan faktor produktivitas lainnya. Tapi itu tentu tugas bidang lainnya,” katanya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author