Balitbang KP melalui Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (PPSEKP) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Teknologi Adaptif Kelautan dan Perikanan di Balai Diklat Aparatur (BDA) Sukamandi, Jawa Barat, 23 – 26 Nopember 2015. Penyegaran teknologi ini disampaikan kepada 32 penyuluh sebagai tenaga pendamping teknologi di masyarakat.
Kepala Bidang Pelayanan Teknis BBPSEKP, Catur Pramono Adi mengatakan, Balitbang KP telah menghasilkan 71 teknologi terekomendasi selama tahun 2013 – 2014. Namun masih sedikit dari teknologi tersebut yang diterapkan di masyarakat. Sementara Balitbang KP tidak punya kewenangan menyampaikan teknologi secara langsung kepada masyarakat.
“Kita tidak bisa bersentuhan langsung ke masyarakat, tetapi melewati penyuluh, instruktur dan widyaiswara. Harapan kami mereka yang langsung menyampaikan ke masyarakat,” kata Catur dalam sambutannya mewakili Kepala BBPSEKP saat membuka Bimtek di BDA Sukamandi, senin (23/11).
Keterkaitan erat antara unsur peneliti, penyuluh dan masyarakat kelautan dan perikanan sangat diperlukan dalam upaya mempercepat proses adopsi dan difusi teknologi. Penyuluh sangat berperan sebagai jembatan antara peneliti dan masyarakat. Teknologi yang dihasilkan oleh peneliti akan disampaikan oleh penyuluh kepada masyarakat.
Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha agar ada keterkaitan antara sumber teknologi, proses alih teknologi dan pengguna teknologi agar penyampaian teknologi dapat dilakukan secara informatif, aplikatif dan efektif. “Dalam upaya penyegaran teknologi, kami juga memberikan kesempatan berupa pendampingan teknologi dan magang di 21 satker di seluruh Indonesia,” kata Catur.
Untuk menuju tahapan komersialisasi iptek, hasil penelitian membutuhkan uji adaptasi dengan berbagai lingkungan yang berbeda, sehingga dihasilkan inovasi teknologi yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna. “Untuk itu, Balitbang KP membutuhkan umpan balik dari masyarakat melalui penyuluh agar teknologi tersebut menjadi teknologi yang tepat guna. Selain menyampaikan teknologi, kami juga ingin melihat apakah benar hasil penelitian itu dibutuhkan oleh masyarakat,” lanjut Catur.
Kepala BDA Sukamandi, Hasrat mengungkapkan para penyuluh memerlukan penyegaran teknologi sesuai dengan perkembangan terkini. “Jalan satu-satunya adalah kita merapatkan barisan. Melalui lembaga diklat kita bisa menjembatani hasil penelitian berupa teknologi adaptif kepada penyuluh agar bisa disampaikan ke masyarakat,” lanjut Hasrat.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Seksi Pengujian Balai Pengembangan Budidaya Ikan Patin dan Lele (BBPBIPL) Subang, Syam Prihata mengatakan, Pembangunan Perikanan memiliki tiga faktor yaitu sumber daya alam, teknologi, dan sumber daya manusia. Ketiga faktor ini merupakan segitiga sama sisi yang satu sama lain saling menguatkan dan bersinergi “Para penyuluh sebagai SDM merupakan ujung tombak pelaku di dunia kelautan dan perikanan. Iptek semakin berkembang untuk itu kita harus mengikutinya.,” lanjutnya.
Dalam penyegaran teknologi di BDA Sukamandi, selama empat hari para penyuluh mendapatkan materi tentang teknologi budidaya ikan air tawar sistem akuaponik, pengolahan ikan pindang air tawar, teknologi budidaya ikan patin Pasopati dan ikan Nila Srikandi. Selain bimbingan teknis, diadakan juga gelar teknologi serta kunjungan lapangan pembenihan ikan patin Pasupati di Balai Penelitian dan Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi.