Peneliti BRIN Paparkan Upaya Penanganan Hama Tanaman Buah dan Hias di Desa Andonosari

TechnologyIndonesia.id – Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wahyu Handayati menyampaikan pengetahuan tentang budidaya tanaman hias, pengenalan hama penyakit beserta upaya-upaya penanganannya.

Handayani menyampaikan hal tersebut dalam Focus Grup Discussion (FGD) dengan para petani di Desa Andonosari, Kecamatan Tutur, Kabupatan Pasuruan, Jawa Timur terkait pemanfaatan potensi tanaman hortikultura dan perkebunan untuk mendukung kegiatan pariwisata pada Rabu (10/1/2024).

FGD yang digelar BRIN bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pasuruan ini dihadiri para petani muda milenial.

“Saya sangat bangga melihat para petani milenial sangat bersemangat dalam membudidayakan tanaman hias dan buah. Selain itu mereka juga memiliki wawasan yang terbuka memanfaatkan informasi di berbagai media digital untuk belajar dan mengembangkan pengetahuan mereka,” ujar Handayati.

Pada kesempatan tersebut, peneliti BRIN lainnya, Donald Sihombing menjelaskan tentang berbagai macam hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman hias dan buah. Tak hanya itu, dia juga menyampaikan cara yang bisa dilakukan oleh petani agar bisa menentukan tindakan yang tepat untuk mengatasinya.

“Setiap hama dan penyakit tanaman membutuhkan penanganan yang benar agar bisa diantisipasi secara tepat dan efektif. petani harus memahami hama dan penyakit yang menyerang tanaman mereka agar mereka bisa menentukan penanganan yang tepat pada tanaman yang mereka budidayakan,” ungkap Donald.

Dalam kegiatan ini para petani milenial sangat antusias berdiskusi dengan periset BRIN terkait dengan masalah hama dan penyakit yang menyebabkan menurunnya hasil panen tanaman yang mereka budidayakan.

Mereka juga khawatir apabila tidak ada solusi yang tepat akan mengakibatkan ancaman terhadap pendapatan maupun keberlanjutan tanaman budidaya mereka. Peserta diskusi banyak mendapatkan pencerahan dan pengetahuan baru atas jawaban yang disampaikan oleh periset BRIN yang memberikan solusi atas permasalahan yang mereka hadapi selama ini.

Anang salah satu petani menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah sarana untuk bertukar pemikiran mengenai pengembangan sektor pertanian di desa Andonosari. Dia menyampaikan bahwa sejak zaman Belanda, Desa Andonosari memiliki historis sebagai desa dengan komoditas tanaman apel.

Andonosari dan beberapa desa di Kecamatan Tutur merupakan penghasil apel tropis terbesar di Jawa Timur dan di Indonesia. Namun ada beberapa kendala yang dihadapi petani apel di sini baik dalam masa penanaman dan pemanenan serta pasca panen.

Sharing ilmu dan pengalaman dari para pakar di bidangnya, dalam kesempatan kali ini adalah para Peneliti dari BRIN sangatlah kami perlukan,” ujarnya.

Daya Tarik Wisata Alam

Hortikultura dan perkebunan memiliki peran strategis sebagai tulang punggung perekonomian nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Potensi tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata alam berbasis desa wisata.

Desa Andonosari merupakan salah satu desa di Kabupaten Pasuruan yang berada pada ketinggian di atas 1.000 m/dpl. Perekonomian di desa ini ditopang oleh sektor pertanian dan peternakan.

Masyarakat dan pemerintah daerah setempat sedang melakukan upaya untuk mendaftarkan desa wisata Andonosari di museum rekor Indonesia (MURI) sebagai desa dengan kebun apel terluas di Indonesia.

Untuk itu perlu sinergi dari berbagai pihak terkait untuk ikut berpartisipasi membantu petani apel di desa Andonosari agar upaya ini berhasil.

Kegiatan FGD ini diawali dengan kunjungan lapang ke lahan-lahan pertanian milik para petani yang ditanamani berbagai komoditas tanaman buah, bunga dan sayur. Kunjungan ini untuk mengetahui sejauh mana bentuk dan kegiatan pertanian yang selama ini telah dijalankan oleh petani di desa Andonosari.

Dari berbagai komoditas tanaman tersebut, tanaman apel menjadi tanaman dengan komoditas terbesar yang ditanam di lahan pertanian desa Andonosari. Kebun apel di desa Andonosari memiliki luas 748 hektare lebih, perkebunan ini terdiri dari beberapa jenis apel seperti Manalagi, Rhomebeauty, Anna, dan Wanle.

Pengembangan komoditas tanaman apel inilah yang harus menjadi perhatian serius agar dapat terus terjaga baik kualitas buahnya dan kelestarian perkebunannya, sehingga terus menjadi penghasil Apel paling produktif di Jawa Timur sekaligus daya tarik utama bagi desa wisata Andonosari.

Koordinator Humas BRIN Jawa Timur, Fitria Rizki Wijaya menyampaikan bahwa BRIN membuka lebar kesempatan bagi kelompok tani untuk memanfaatkan layanan Iptek BRIN. BRIN memiliki periset yang memiliki berbagai kepakaran salah satunya dalam perkebunan dan holtikultura mulai dari pembibitan sampai dengan pasca panen.

“Humas BRIN dapat menjembatani kebutuhan para petani untuk bisa berkonsultasi dengan para periset BRIN,” ungkap Fitri.

Pejabat Fungsional Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pasuruan, Alfan N Sumarna menyampaikan apresiasi kepada BRIN sehingga para petani di desa Andonosari dapat belajar langsung dari pakarnya yakni para peneliti BRIN.

Ia berharap kehadiran peneliti BRIN yang memberikan ilmu dan sharing pengalaman kepada para petani di desa Andonosari dapat memberikan tambahan wawasan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas budidaya dan hasil pertanian terutama komoditas tanaman apel

“Dengan meningkatnya kualitas dan hasil pertanian komoditas tanaman apel akan mewujudkan desa Andonosari sebagai desa wisata,” tutup Alfan. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author