MeMo Alat Pengusir Hama Otomatis dari Limbah Plastik Buatan Mahasiswa UGM

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Sejumlah mahasiswa lintas fakultas dari Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan alat pengusir hama burung pipit bernama Memedi Modern atau MeMo.

Alat pengusir hama ini dibuat oleh Hanif Nur Wahid (Teknik Pertanian), Hanif Riadi (Teknik Nuklir), Azkal Anas Ilmawan (Teknik Nuklir), Devi Fitriana (Teknik Elektro), Adinda Putri Romadhon (Teknologi Informasi), di bawah bimbingan Andri Prima Nugroho, S.TP, M.Sc, Ph.D.

Ide pembuatan MeMo berawal dari curahan hati Kelompok Tani Sari Makmur Sengir, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, DIY yang dihantui ancaman serangan burung pipit di lahan persawahan mereka.

Keberadaan burung pipit yang cukup banyak tersebut mengancam produktivitas padi yang dihasilkan. Sementara untuk menekan serangan burung pipit, mereka masih menggunakan cara konvensional menggunakan jaring yang disebar di atas lahan persawahan.

“Upaya pengusiran burung dengan cara tersebut tidak sesuai dengan prinsip Integrated Pest Management karena mengakibatkan burung pipit yang terjebak di jaring akan mati. Oleh karena itu kami menciptakan kami menciptakan alat inovatif dan efektif yakni MeMo,” papar Hanif, Rabu (18/10/2023).

Hanif menjelaskan MeMo memiliki arti Memedi Modern. Memedi di dalam bahasa Jawa berarti sejenis makhluk yang menakutkan sehingga MeMo memiliki arti yaitu alat penakut hama burung pipit yang disajikan dengan hal-hal modern.

“MeMo dapat beroperasi di lahan sawah dengan otomatis sehingga pengguna dapat lebih diuntungkan. MeMo memiliki material yang berasal dari limbah plastik residu,” jelasnya.

Hanif menjelaskan MeMo dibuat dari limbah plastik kering yang melalui proses pemanasan lalu dibentuk dalam suatu cetakan. Hal tersebut juga menjadi keunikan dari MeMo serta dapat mengurangi permasalahan sampah secara perlahan.

MeMo dibuat dengan sumber tenaga yang berasal dari panel surya dengan spesifikasi 100 WP. Panel surya akan digunakan untuk mengisi baterai/aki. Baterai/aki memiliki jenis arus yang searah (DC) sehingga perlu diubah arusnya menjadi arus bolak-balik (AC) dengan menggunakan komponen inverter agar dapat digunakan untuk speaker ultrasonik.

“MeMo juga terintegrasi dengan sensor PIR yang bekerja dengan prinsip seperti saklar. Sensor PIR berguna untuk mendeteksi objek yang berada di dekat MeMo, dalam hal ini adalah burung pipit. Sensor PIR juga digunakan untuk menghemat penggunaan energi sehingga speaker ultrasonik akan menyala jika dan hanya jika terdapat objek di depan sensor PIR,” terangnya.

Mitra pengguna MeMo dari Kelompok Tani Sari Makmur Sengir, Suharno mengatakan bahwa MeMo memiliki desain yang elegan dan material yang tahan terhadap cuaca panas maupun hujan. MeMo juga terbukti ampuh dalam mengusir burung pipit.

“Harapannya MeMo bisa terus dikembangkan agar kedepannya memiliki jangkauan pengusiran hama yang cukup luas sehingga dapat diterapkan dalam skala besar,” harapnya. (Foto: Tim PKM)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author