TechnologyIndonesia.id – Ubi jalar sebagai salah satu komoditas pangan dari Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Ubi jalar dikembangkan di Kecamatan Jalaksana, Cipicung, Cigandamekar, Cilimus, dan Pancalang dengan lahan seluas 3000 hektare (Ha) dan produktivitas rata-rata 21 ton/ha.
Jenis ubi jalar yang ditanam yaitu ubi jalar putih, kuning, dan ungu. Kelompok Wanita Tani (KWT) Sri Mandiri Sembawa di Desa Sembawa, Kecamatan Jalaksana mengolah ubi jalar menjadi produk pangan seperti gemblong dan keripik.
Produk yang belum dikembangkan dan sudah ada peluang pasar ekspor adalah tepung ubi jalar ungu. Namun proses pembuatannya terkendala dengan teknologi peralatan yang tepat guna.
Hal ini yang mendorong UPTD Kecamatan Jalaksana dan KWT Sri Mandiri Sembawa melakukan Kunjungan ke Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Subang pada Rabu (31/7/2024).
Kunjungan tersebut juga dilakukan untuk uji fungsional terhadap peralatan teknologi Tepat guna drum dryer untuk produksi tepung ubi jalar ungu. Alat ini dilengkapi pembangkit uap (steamer) yang menggunakan tungku berbahan bakar LPG.
Hal ini sebagai alternatif bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memiliki keterbatasan daya listrik. Peralatan ini diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas UMKM dalam penggunaan drum dryer, tanpa bergantung pada pasokan listrik berkapasitas tinggi.
Periset PRTTG BRIN, Ainia Herminiati menyampaikan bahwa keunggulan dari tepung ubi jalar ungu adalah adanya komponen bioaktif, yaitu antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan.
“Hasil analisis menunjukkan, kandungan antosianin dan aktivitas antioksidan dari ubi jalar ungu yang ditanam di Cilembu-Sumedang, Jalaksana-Kuningan, dan Banjaran-Bandung itu berbeda. Karunia dari Allah, ketika budidaya di lokasi yang berbeda, memberikan hasil analisis terhadap komponen bioaktif (antosianin) yang berbeda,” ungkapnya.
Ainia mengatakan bahwa biasanya di luar negeri tepung ubi jalar ungu diformulasi sebagai minuman fungsional (functional drink). Hal ini menunjukkan bahwa potensi dari antosianin sebagai antioksidan yang berfungsi sebagai anti aging, yang baik dikonsumsi oleh wanita dewasa.
Ety Suhaeti dari UPTD Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan, yang bertindak sebagai pendamping KWT Sri Mandiri Sembawa sejak 2016, menyatakan dirinya sangat tertarik dengan pengembangan proses tepung ubi jalar dengan menggunakan peralatan teknologi tepat guna.
Karena pasar untuk tepung ubi jalar ungu sudah ada permintaan dari PT. Javara yang akan diekspor ke Italia dan Korea. Standar produk dari tepung ubi jalar ungu juga sudah disepakati dengan PT. Javara.
“Pada 2020 kita mulai melakukan produksi tepung ubi jalar ungu, dengan tahapan proses yang meliputi ubi jalar segar dicuci bersih, dikupas, dipotong, dikukus, dilumatkan, dikeringkan, dan ditepungkan,” terang Ety.
“Kendala yang kita hadapi pada saat pengeringan, karena karakterisasi bahan ubi jalar ungu yang mengandung kadar gula, sehingga setelah proses pengeringan tekstur nya mengeras dan sulit untuk ditepungkan,” imbuhnya.
Bantuan alat penepung berupa disc mill diperoleh dari Pemprov Jawa Barat, tidak optimal untuk digunakan karena tekstur dari hasil pengeringan yang keras, sehingga bagian dalam penepung mengalami kerusakan.
“Setelah berdiskusi dengan tim periset PRTTG BRIN Subang, kami mendapat secercah harapan dan semangat untuk produksi tepung ubi jalar ungu dengan menggunakan mesin pengering silinder ganda (drum dryer),” ungkapnya.
Ety berharap kunjungan ini dapat berlanjut kepada kegiatan kerja sama sesuai dengan sistem mekanisme yang berlaku dan akan dipelajari lebih lanjut.
“Besar harapan saya dapat menjadi peluang KWT untuk produksi tepung ubi jalar ungu dan pengembangan produknya. Ssehingga bisa menjadi solusi bagi petani ubi jalar di Kabupaten Kuningan saat panen melimpah,“ pungkasnya. (Sumber brin.go.id)