Yogyakarta, Technology-Indonesia.com –
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) sebagai lembaga riset dituntut untuk menghasilkan berbagai terobosan teknologi inovatif pertanian yang memiliki nilai kebaruan, lebih baik dari sebelumnya, secara sosial ekonomi layak, dan berprospektif pasar.
Puslitbangbun dapat mengambil peran penting dalam memberikan kontribusi terhadap pencapaian sasaran tersebut, melalui langkah dalam penyediaan bahan tanam unggul maupun teknologi budidaya, panen dan pasca panen komoditas perkebunan.
Untuk itu, diperlukan langkah-langkah yang nyata untuk menjamin tercapainya dukungan terhadap sasaran tersebut yang telah menjadi tugas pokok. Sebagai upaya merealisasikan hal tersebut, Puslitbangbun menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) di Yogyakarta, 11-12 Maret 2020.
Dalam Rakor ini, para pejabat struktural, peneliti dan Profesor Riset lingkup Puslitbangbun berkumpul membahas langkah strategis yang tepat dalam mendukung dan mensukseskan program strategis Kementerian Pertanian (Kementan) melalui pertanian “Maju, Mandiri, dan Modern”.
Kepala Puslitbangbun Ir. Syafaruddin, Ph.D., dalam laporannya menegaskan bahwa Rakor memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja Puslitbangbun dalam rangka memperkuat dukungan terhadap pencapaian target Sasaran Utama Kementan melalui upaya penajaman program Puslitbangbun Tahun 2020-2024, penguatan Rencana Aksi Program dan anggaran TA. 2020.
Lebih lanjut Syafaruddin mengatakan bahwa keluaran khusus yang diharapkan dari Rakor adalah penajaman sasaran kinerja Puslitbangbun tahun 2020-2024 untuk pengembangan komoditas perkebunan mencakup program, anggaran, SDM, dan fasilitas; tersusunnya strategi pengembangan sumberdaya penelitian ; dan tersusunnya strategi peningkatan kerja sama, diseminasi dan pelayanan publik.
Kepala Balitbangtan, Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si. dalam arahannya mengatakan Balitbangtan memiliki peran penting dalam inovasi teknologi perkebunan. Ia berharap, permasalahan ketersediaan bibit kelapa harus segera diatasi dengan memperbanyak secara cepat, masif dan modern (kultur jaringan). Komoditas lain juga harus mampu mendorong ketersediaan varietas unggul baru, sehingga mampu mendorong produksi komoditas perkebunan.
“Litbang harus menciptakan terobosan-terobosan baru dalam menghasilkan varietas unggul yang tidak hanya pada capaian publikasi namun harus mampu didesiminasikan kepada masyarakat luas, sehingga kemanfaatan dan kehadiran Balitbangtan dapat dirasakan seluruh pengguna,” tegas Fadjry.
Menurutnya, riset tidak hanya bergulir pada on farm, namun juga harus menyentuh aspek off farm dengan target peningkatan nilai tambah dengan memaksimalkan hilirisasi. Untuk itu perlu ada sinergisitas dan koordinasi dalam penelitian dan pengembangan inovasi teknologi perkebunan.
Kepala Balitbangtan juga menyampaikan terkait perkembangan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Yang menjadi catatan penting dalam penggabungan lembaga riset adalah terkait sinergisitas dan koordinasi dalam kegiatan dan anggaran. BRIN memiliki harapan agar terwujud riset bersama yang mampu menghasilkan temuan-temuan baru.
Fadjry berharap hasil Rakor mampu direalisasikan dalam bentuk aksi nyata dan Puslitbangbun harus mampu keluar dari cara lama dan mampu menyikapi dengan cepat dalam menghasilkan verietas baru unggul, mempercepat diseminasi sehingga kehadiran dan karya Puslitbangbun dapat dirasakan oleh masyarakat.
Selain itu hasil Rakor diharapkan mampu memberikan arah perbaikan kinerja mendukung pencapaian tujuan Puslitbangbun pada khususnya, Balitbangtan dan Kementan pada umumnya. (Puslitbangbun/Sae).