Tanaman Sela di Bawah Kemiri Sunan Dongkrak Pendapatan Petani

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kendala utama dalam pengembangan tanaman kemiri sunan adalah umur produktif lambat. Kemiri sunan mulai berbuah pada tahun ke 5 – 6. Integrasi tanaman pangan sebagai tanaman sela di antara tanaman pokok kemiri sunan bisa membantu petani memperoleh pendapatan.

Selain itu, pola tanam tumpangsari kemiri sunan dan tanaman pangan dapat mengoptimalkan pemanfaatan hara dari tanah dan efisiensi penggunaan lahan. Selain itu, pola tumpang sari menjadikan pembenahan lahan melalui pengembalian limbah biomasa yang dihasilkan tanaman pangan sebagai sumber bahan organik serta mengurangi resiko tingkat kegagalan usahatani.

Kemiri Sunan sebagai tanaman utama ditanam dengan jarak tanam cukup longgar 10 m x 10 m. Jarak tanam tersebut memungkinkan untuk dilakukan tumpangsari dengan tanaman semusim sebagai pengisi kekosongan lahan sebelum kanopi tanaman kemiri sunan saling merapat dan mulai berproduksi hingga umur 8 – 10 tahun. Lingkungan di bawah tegakan kemiri sunan berpotensi untuk budidaya berbagai tanaman pangan.

Pemilihan tanaman pangan, disesuaikan dengan minat petani dan peluang pasar. Faktor-faktor lain seperti kesesuaian iklim, ketinggian tempat, jenis tanah, ketebalan lapisan olah, karakteristik hujan harus diperhatikan, agar tanaman semusim yang diusahakan tidak mengalami kegagalan.

Tanaman sela yang ditanam di Instalasi Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (IP2TP) Asembagus, Situbondo, Jawa Timur adalah kacang hijau dan wijen, sedangkan di IP2TP Muktiharjo, Pati, Jawa Tengah ditanam kacang tanah dan jagung. Hasil analisis usahatani tanaman sela dari masing masing lokasi Kebun Percontohan (KP) Asembagus dan KP Muktiharjo adalah: pendapatan usahatani kacang hijau Rp 11.380.000/ha; Pendapatan usahatani wijen Rp 4.510.000/ha; Pendapatan usahatani kacang tanah Rp 24.375.000/ha dan pendapatan usahatani jagung Rp 6.080.000/ha.

Usahatani tanaman pangan di bawah tegakan kemiri sunan merupakan teknologi yang dapat dipertimbangkan untuk dikembangkan karena terbukti dapat meningkatkan keragaman jenis tanaman, mengurangi resiko kerugian usahatani, mengoptimalkan ketersediaan dan daur unsur hara dan air, serta berwawasan lingkungan dan dapat meningkatkan pendapatan petani.

Persaingan antara kemiri sunan sebagai tanaman pokok dan tanaman sela dapat dieliminasi dengan penanaman tanaman sela mengisi ruang terbuka di bawah tegakan dan di luar batas kanopi kemiri sunan. Dengan mengintegrasikan tanaman pangan dan tanaman penghasil bahan bakar nabati (BBN), diharapkan dapat mendukung program swasembada pangan, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, serta mewujudkan konservasi lahan dan usahatani secara berkelanjutan. (Sumber Balitbangtan)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author