Jakarta, Technology-Indonesia.com – Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) merupakan salah satu daerah yang memiliki sumber daya genetik (SDG) melimpah. Karena itu harus ada upaya serius dalam pengelolaannya agar dapat memberikan dukungan terhadap ketahanan pangan dan pembangunan pertanian di Kaltara.
Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen), Mastur menyampaikan hal tersebut saat menjadi pemateri dalam acara Pelatihan Teknologi Hasil Pertanian di Tanjung Selor, Kaltara, Rabu (28/11/2018). Kegiatan ini diselenggarakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kaltara dan diikuti oleh kelompok tani, kelompok wanita tani serta penyuluh pertanian lapangan dari Kaltara.
Menurut Mastur, Kaltara memiliki SDG lokal serta pengetahuan tradisional atau kearifan lokal, baik untuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Jika kekayaan SDG tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik maka dapat memberi keuntungan bagi masyarakat. Nilai tambahnya pun akan semakin tinggi bila diolah, dikemas, diberi merk dan dipasarkan secara optimal.
“Ada beberapa langkah yg harus dilakukan agar manfaat SDG dapat dirasakan. Pertama, melindungi SDG yang potensial secara hukum agar tidak punah. Selanjutnya barulah dimanfaatkan,” ujar Mastur.
Dalam pemanfaatan itu, lanjutnya, banyak cara yang bisa dikerjakan. Salah satunya memikirkan bagaimana cara memproduksi SDG lokal tersebut agar menjadi produk premier maupun produk sekunder, bahkan produk tersier yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
Mastur menyebutkan, pelestarian dan pemanfaatan SDG lokal merupakan tanggungjawab bersama, khususnya masyarakat. Jika masyarakat sudah berperan aktif, maka wajib didukung oleh pemerintah dan stakeholder terkait.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kaltara, Andi Santiaji, kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan program peningkatan kesejahteraan petani dangan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat mengolah komoditi pertanian menjadi suatu produk olahan pangan yang bernilai ekonomi sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat sebagai pelaku usaha.
“Kesempatan ini harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin oleh para peserta, karena banyak SDG yang harus dimanfaatkan di Kaltara ini,” ungkap Andi.
Wahyu Suryadini, salah satu peserta yang merupakan penyuluh pertanian lapangan wilayah Gunung Putih dan Karang Anyar mengapresiasi kegiatan ini karena dapat memberikan informasi baru terkait pemanfaatan SDG. Selain itu, juga disampaikan bagaimana dan apa perbedaan melindungi secara hukum dengan melakukan pendaftaran, pelepasan serta indikasi geografis.
“Di sini banyak SDG lokal yang belum dikenal, unik, dan ada nilai jualnya. Tapi kami kekurangan informasi dalam mengidentifikasinya. Dengan adanya kegiatan ini kami jadi tahu kemana harus melapor,” ujar Wahyu. Andika Bakti/SB